Brema Jafansson & Kayla Javiere, Semester 5, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Lentera24.com - Bagai kertas ...
Brema Jafansson & Kayla Javiere, Semester 5, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
Lentera24.com - Bagai kertas putih yang bersih, anak-anak hadir ke dunia tanpa noda, menatap dunia dengan mata bening dan hati tanpa prasangka. Kepolosan, kejujuran, ketulusan, menjadi tiga kata yang tepat untuk menggambarkan mereka. Di balik itu semua, tersimpan semesta kecil penuh rasa ingin tahu dan benih-benih harapan yang belum sempat disebutkan. Mereka belum tahu dunia seluas apa, tapi mereka percaya bahwa langit bisa diraih. Dalam langkah kecil mereka, ada gema masa depan. Dalam tanya polos mereka, tersimpan kekuatan untuk bermimpi. Anak-anak adalah awal dari segalanya—masa depan yang masih bisa dibentuk, diarahkan, dan dinyalakan dengan cinta serta kesempatan.
Dari kesadaran inilah lahir dua program yang berangkat dari satu tujuan: menyalakan mimpi dan menguatkan harapan. Merajut Cakrawala mengajak anak-anak menulis surat untuk diri mereka di masa depan—sebuah pesan yang bukan hanya berisi cita, akan tetapi juga tekad dan doa yang kelak akan mereka baca kembali. Sementara itu, Pohon Impian menjadi taman harapan, tempat setiap anak menggantungkan cita-citanya seperti buah yang siap dipetik ketika mereka dewasa. Dua program ini bukan sekadar kegiatan, tetapi juga jembatan kecil yang menghubungkan kepolosan masa kini dengan kemungkinan besar di masa depan.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan FISIP Bakti Desa (FBD) 2025, mahasiswa Universitas Brawijaya yang bernama Brema Jafansson Purba dan Kayla Javiere meluncurkan dua program kolaboratif bertajuk “Merajut Cakrawala” dan “Pohon Impian”, yang menyasar siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 04 Kaliasri. Kolaborasi ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat, harapan, dan pandangan masa depan yang luas bagi anak-anak di sekolah tersebut.
Menyulam Mimpi Lewat “Merajut Cakrawala”
Program Merajut Cakrawala hadir sebagai ruang refleksi sekaligus penyemangat bagi anak-anak untuk memandang masa depan mereka dengan percaya diri dan penuh harapan. Filosofi dari program ini mengandung makna bahwa masa depan tidaklah dibatasi oleh garis cakrawala semata, melainkan bisa dirajut dengan mimpi, keberanian, dan ketekunan.
Poster besar berbentuk awan yang berisi filosofi “Merajut Cakrawala” dipasang di lingkungan sekolah sebagai simbol harapan yang membumbung tinggi. Di sekelilingnya, terdapat kutipan-kutipan inspiratif yang membakar semangat anak-anak, seperti “Jangan takut bermimpi setinggi langit, karena langit pun bisa kamu lukis dengan warna-warna yang kamu pilih sendiri” dan “Belajarlah, bermainlah, bertanyalah, dan jangan berhenti mencoba, karena dari dirimu akan tumbuh ide-ide besar yang bisa membuat dunia ini lebih indah.”
Melalui pendekatan visual dan emosional, program ini mendorong siswa untuk melihat bahwa cita-cita bukan hanya milik orang kota, melainkan juga anak desa yang berani bermimpi dan berjuang.
Merajut Asa dengan “Pohon Impian”
Suasana ceria menyelimuti halaman SDN 5 Kaliasri saat para siswa mengikuti kegiatan Pohon Impian, sebuah acara yang mengajak anak-anak menuliskan cita-cita mereka di kertas warna-warni dan menempelkan di sebuah pohon harapan. Dari impian menjadi dokter, guru, hingga pilot, setiap anak menuliskan harapannya dengan semangat dan senyum yang tulus. Pohon yang sebelumnya kosong kini dipenuhi daun-daun impian, menjulang bagai lambang harapan masa depan yang tumbuh bersama mereka.
Kegiatan ini bertujuan menanamkan keyakinan bahwa setiap impian layak diperjuangkan. Kegiatan ini memberikan dampak positif bagi perkembangan karakter siswa. Selain melatih keberanian dan kepercayaan diri saat membacakan impian mereka, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa optimisme dan semangat belajar. Dengan menulis dan membacakan cita-cita mereka, anak-anak diajak untuk berani bermimpi dan percaya pada diri sendiri. Pohon Impian kini berdiri megah di tengah sekolah, bukan sekadar hiasan, melainkan simbol dari semangat dan harapan generasi penerus bangsa yang mulai tumbuh sejak dini.
Dampak dan Harapan
Hadirnya program Merajut Cakrawala bersama Pohon Impian membawa warna baru bagi anak-anak desa. Poster-poster yang terpasang bukan sekadar hiasan dinding, melainkan pengingat sehari-hari bahwa setiap mimpi layak dirawat dan setiap langkah kecil berarti. Anak-anak yang awalnya hanya melihat masa depan sebagai sesuatu yang samar kini mulai berani menyebutkan cita-cita mereka dengan lantang—ada yang ingin menjadi guru, dokter, hingga penjelajah langit.
Dampak yang tampak sederhana ini sejatinya adalah benih perubahan besar: tumbuhnya rasa percaya diri, semangat belajar, dan keyakinan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk menggapai masa depan.
Harapannya, program ini tidak berhenti di sini. Merajut Cakrawala dan Pohon Impian diharapkan dapat terus menjadi inspirasi, tidak hanya di satu desa, tetapi juga menyebar ke banyak tempat lain. Dengan demikian, semakin banyak anak Indonesia yang tumbuh dengan kesadaran bahwa mereka memiliki hak untuk bermimpi, kesempatan untuk berusaha, dan harapan untuk mewujudkan masa depan yang lebih cerah.(*)