Penulis Naufal Ilham Al-faiq Mahasiswi Semester 2, Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta Ilustrasi Tri P...
![]() |
Ilustrasi Tri Pusat pendidikan Ki Hajar Dewantara (Instagram @ditjen.gtk.kemdikbud) |
Lentera24.com - Pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan kompleks dalam menghasilkan generasi yang kompeten dan berkarakter. Tantangan ini mencakup berbagai masalah, seperti ketidakseimbangan antara kualitas pendidikan formal dan pengembangan karakter, serta kesenjangan antara potensi peserta didik dengan fasilitas yang ada. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang lebih terintegrasi dan kolaboratif. Konsep Tri Pusat Pendidikan dan Kolaborasi, yang berakar pada pemikiran Ki Hajar Dewantara, menjadi solusi dalam menciptakan pendidikan yang holistik dan lebih menyeluruh, dengan melibatkan tiga pusat pendidikan utama: keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keluarga sebagai pusat pendidikan pertama memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Keluarga adalah lingkungan pertama tempat seorang anak belajar nilai, norma, dan keterampilan sosial. Dukungan orang tua dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi belajar anak sangat penting untuk pengembangan anak. Tanpa keterlibatan aktif keluarga, akan sulit bagi anak untuk tumbuh dengan kepribadian yang kuat dan siap untuk menghadapi tantangan kehidupan. Oleh karena itu, meskipun peran keluarga sangat penting, peran sekolah juga tak kalah signifikan dalam membentuk generasi masa depan.
Sekolah sebagai pusat pendidikan kedua bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan formal dan mempersiapkan peserta didik untuk masa depan. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan sosial siswa. Melalui pembelajaran di sekolah, peserta didik mempelajari keterampilan berpikir kritis, kerja sama, dan etika kerja yang akan menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan dunia kerja. Namun, untuk mewujudkan pendidikan yang lebih holistik, keterlibatan masyarakat juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan.
Masyarakat sebagai pusat pendidikan ketiga menyediakan lingkungan belajar yang luas dan beragam di luar sekolah. Masyarakat menawarkan berbagai pengalaman belajar yang tak dapat ditemukan di ruang kelas, seperti keterlibatan dalam kegiatan sosial dan budaya. Melalui partisipasi dalam kegiatan masyarakat, anak dapat belajar tentang empati, toleransi, dan pentingnya kolaborasi untuk kemajuan bersama. Masyarakat juga bisa memberikan dukungan berupa sumber daya dan kesempatan yang memperkaya pengalaman pendidikan. Dengan adanya sinergi antara ketiga pusat pendidikan ini, tantangan dalam implementasi Tri Pusat Pendidikan dapat diatasi dengan lebih efektif.
Tri Pusat Pendidikan dan Kolaborasi adalah solusi strategis untuk mewujudkan pendidikan holistik di Indonesia, dengan memfokuskan peran keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bersinergi. Bagaimana kita dapat memperkuat peran ketiga pusat pendidikan ini di masa depan? Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan komunikasi dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan yang melibatkan ketiga elemen ini akan membentuk peserta didik yang lebih baik, tidak hanya dari segi akademis tetapi juga dalam karakter dan nilai sosial. Dengan langkah kolaboratif ini, Indonesia dapat menciptakan generasi yang lebih cerdas, berbudi pekerti, dan siap menghadapi masa depan yang lebih baik. (*)