HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dampak Etika Islam terhadap Tingkah Laku Digital Generasi Milenial

Oleh: Hasna Adilah Mahasiswi Semester 6 Stit madani Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Jogjakarta Lentera24....

Oleh: Hasna Adilah Mahasiswi Semester 6 Stit madani Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Jogjakarta


Lentera24.com - Zaman digital telah merevolusi cara manusia berkomunikasi, mencari informasi, dan membangun identitas. Generasi milenial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, adalah kelompok yang paling terbiasa dengan teknologi digital. Mereka tumbuh di tengah internet, media sosial, serta perangkat teknologi canggih. Namun, kemajuan ini membawa tantangan baru terkait dengan pemeliharaan nilai-nilai moral dan etika, termasuk dalam dunia maya. Pada titik ini, etika Islam memainkan peran yang penting sebagai pedoman untuk mengembangkan perilaku digital yang sopan, bertanggung jawab, dan berdasarkan nilai-nilai keislaman.


Etika Islam: Dasar Perilaku untuk Semua Aspek

Etika dalam Islam meliputi lebih dari sekedar aktivitas ibadah atau interaksi sosial di dunia nyata, tetapi mencakup seluruh dimensi kehidupan, termasuk ruang digital. Al-Qur'an dan Hadis memberikan pedoman dasar mengenai perilaku yang tetap relevan di tengah perubahan zaman. Allah berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 53:

"Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan kata-kata yang lebih baik. Sebab, setan itu menimbulkan pertikaian di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. "

Ayat ini menegaskan pentingnya berbicara dengan baik, termasuk saat berkomunikasi di media sosial atau platform daring. Cara bijak dan sopan dalam menyampaikan pendapat melambangkan nilai kebijaksanaan dalam Islam. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW juga diungkapkan:

"Barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari kiamat, hendaknya ia berkata baik atau diam. " (HR. Bukhari dan Muslim)

Referensi ini menjadi landasan yang kokoh untuk mengatur ucapan di dunia digital, di mana ujaran kebencian, berita palsu, dan fitnah dapat dengan mudah menyebar.


Perilaku Digital Milenial: Kesempatan dan Hambatan

Generasi milenial dikenal aktif di platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok. Media ini menjadi saluran untuk berekspresi, berhibur, dan berkomunikasi. Namun, kemudahan dalam berbagi konten sering kali membuat pengguna melupakan tanggung jawab moral mereka. Misalnya, menyebarkan informasi tanpa melakukan verifikasi, terjadinya perundungan daring (cyberbullying), hingga pencemaran nama baik.

Dalam konteks ini, etika Islam hadir sebagai panduan untuk memastikan generasi milenial tidak terjebak dalam budaya digital yang bebas tanpa batas. Prinsip tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) dan ihsan (berbuat baik dengan optimal) menjadi landasan utama dalam menggunakan media digital secara bertanggung jawab.

Sikap toleransi dalam menghadapi perbedaan pendapat di media sosial juga sangat penting. Islam mengajarkan untuk tidak saling menghakimi dan menjaga persaudaraan. Firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 11-12 menjadi pengingat serius agar umat Islam tidak terperangkap dalam perilaku merendahkan, curiga, atau bergosip:

"Hai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengejek kaum yang lain. . . dan janganlah kalian saling memfitnah dan memanggil satu sama lain dengan gelar-gelar yang buruk. . . "

Ayat ini sangat relevan untuk mencegah munculnya budaya cancel culture dan ujaran kebencian yang berkembang pesat di era digital.

Pendekatan Kebijaksanaan dan Toleransi dalam Interaksi Digital

Dalam Islam, penyebaran pesan kebaikan dan dakwah harus dilakukan dengan hikmah (kebijaksanaan), sebagaimana disebut dalam Surah An-Nahl ayat 125:

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan nasihat yang baik. . . "

Pendekatan ini sangat penting ketika generasi milenial menghadapi perbedaan nilai, ideologi, atau pandangan politik di dunia maya. Toleransi bukan berarti sepakati segalanya, melainkan kemampuan untuk menghadapi perbedaan secara tenang dan dengan argumen yang baik. Mengutamakan diskusi yang konstruktif daripada pertikaian yang merusak adalah wujud dari etika Islam.

Etika yang berlandaskan hikmah juga melibatkan kemampuan untuk memilih konten yang sesuai untuk dikonsumsi dan dibagikan. Dalam ajaran Islam, prinsip al-amr bil ma'ruf wan nahy 'anil munkar (mengajak kepada kebaikan dan menghindari kemungkaran) juga berlaku di dunia maya. Tidak menyebarkan konten yang mengandung kekerasan, pornografi, atau kebohongan merupakan bagian dari tanggung jawab ini.


Kesimpulan

Kemajuan teknologi adalah hal yang tak terhindarkan, tetapi prinsip-prinsip Islam dapat menjadi pedoman moral dalam menghadapinya. Generasi milenial, sebagai pengguna utama platform digital, harus terus diberikan wawasan bahwa etika Islam tetap relevan. Justru, prinsip ini bisa menjadi solusi untuk menciptakan ruang digital yang sehat, penuh toleransi, dan bijak.

Etika Islam mengajarkan nilai-nilai keterbukaan, kedamaian, serta tanggung jawab, yang jika diterapkan secara konsisten dapat menghasilkan peradaban digital yang lebih baik. Dalam dunia yang semakin tanpa batas ini, nilai-nilai seperti berbicara dengan baik, menghargai orang lain, serta memilih dan membagikan konten dengan bijaksana merupakan bagian dari ibadah yang mendatangkan nilai positif di hadapan Allah.(*)


Referensi (format APA):

1. Al-Qur’an Al-Karim.

2. Bukhari, M. I. , dan Muslim, I. H. Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

3. Shihab, M. Q. (2013). Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan.

4. Hidayat, K. (2016). Psikologi Agama. Jakarta: Gramedia.

5. Balitbang Teknologi Karet. (2021). Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Perilaku Manusia. Diakses Juni 2025, dari [https://www. balitteknologikaret.co. id/read/830/pengaruh-teknologi-informasi-terhadap-perilaku-manusia](https://www. balitteknologikaret.co. id/read/830/pengaruh-teknologi-informasi-terhadap-perilaku-manusia)

6. Majelis Ulama Indonesia (MUI). (2022). Etika Digital dalam Pandangan Islam. Diakses Juni 2025, dari [https://mui. or. id/berita/32790/etika-digital-dalam-pandangan-islam/](https://mui. or. id/berita/32790/etika-digital-dalam-pandangan-islam/).