Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin Lentera24.com | BANDA ACEH -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat bahwa pertumbuhan ek...
![]() |
Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin |
Lentera24.com | BANDA ACEH -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh pada kuartal pertama tahun 2025 mengalami perlambatan, angka tersebut tumbuh sebesar 4,59 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 4,82 persen.
Hal itu disampaikan Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, yang menjelaskan bahwa perlambatan ini disebabkan oleh penurunan kinerja di sektor konstruksi serta sektor penyediaan listrik dan gas, katanya saat laporan perkembangan ekonomi Aceh pada triwulan I-2025, Senin (5/5/2025).
Ia mengungkapkan, bahwa penurunan disektor konstruksi sebesar 0,11 persen dan di sektor listrik dan gas sebesar 4,77 persen, secara tahunan menjadi penyumbang utama perlambatan tersebut. Selain itu, sektor pertanian juga mengalami penurunan akibat pergeseran waktu panen.
"Pada periode ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh mencapai Rp61,75 triliun berdasarkan harga berlaku dan Rp38,38 triliun berdasarkan harga konstan," papar Tasdik Ilhamudin.
Melihat tren lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 masih mengikuti pola musiman dan menunjukkan perbaikan bila dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya.
Secara tahunan (y-on-y), sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan positif, dengan sektor pertambangan dan penggalian tumbuh tertinggi sebesar 19,02 persen, disusul sektor transportasi dan pergudangan yang naik 9,76 persen.
Struktur PDRB Aceh berdasarkan pengeluaran menunjukkan bahwa ekonomi provinsi ini didominasi oleh ekspor barang dan jasa yang menyumbang 69,19 persen, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 55,06 persen, serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 30,19 persen. Sementara itu, impor barang dan jasa luar negeri sebagai faktor pengurang menyumbang 71,36 persen.
Tasdik juga menyampaikan bahwa konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tahunan tertinggi, yakni sebesar 7,99 persen, didorong oleh pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) termasuk gaji dan tunjangan kinerja. Namun demikian, terdapat dua komponen yang mengalami kontraksi, yaitu PMTB sebesar 0,11 persen dan LNPRT (Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga) yang turun sebesar 1,11 persen. []L24.Ics