Oleh: Ammaturokhim Hasna Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta ammaturokhimhasna@gmail.com AB...
ABSTRAK
Lentera24.com - Kepemimpinan merupakan elemen sentral dalam manajemen pendidikan Islam yang menentukan arah dan keberhasilan suatu lembaga. Dalam Islam, kepemimpinan bukan hanya persoalan administratif, melainkan juga amanah spiritual yang penuh tanggung jawab. Al-Qur’an dan Hadis menyajikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang ideal, mencakup nilai keadilan, amanah, musyawarah, dan keteladanan. Artikel ini membahas konsep kepemimpinan dalam manajemen pendidikan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis, serta implementasinya dalam konteks kelembagaan pendidikan modern. Pendekatan ini penting untuk membentuk pemimpin pendidikan yang tidak hanya kompeten secara profesional, tetapi juga unggul secara moral dan spiritual.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Pendidikan Islam, Manajemen, Al-Qur’an, Hadis
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, keberhasilan suatu lembaga tidak dapat dilepaskan dari kualitas kepemimpinan yang ada di dalamnya. Pemimpin merupakan penggerak utama yang menentukan arah kebijakan, iklim organisasi, serta pencapaian tujuan pendidikan. Dalam perspektif Islam, kepemimpinan (imamah) tidak hanya bersifat administratif atau struktural, tetapi juga bernilai ibadah dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Konsep manajemen pendidikan Islam tidak terlepas dari ajaran Al-Qur’an dan Sunnah. Islam sebagai agama yang komprehensif memberikan panduan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. Pemimpin dalam pendidikan Islam tidak hanya bertugas sebagai manajer, tetapi juga sebagai pendidik, motivator, dan teladan moral.
Dengan semakin kompleksnya tantangan di dunia pendidikan, terutama di era modern dan global seperti saat ini, penguatan nilai-nilai kepemimpinan Islami menjadi sangat penting agar lembaga pendidikan tetap memiliki arah yang jelas, serta mampu mencetak generasi yang berkarakter, cerdas, dan berakhlak mulia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif kepustakaan (library research), yaitu dengan mengkaji dan menganalisis literatur-literatur yang relevan berkaitan dengan konsep kepemimpinan dalam manajemen pendidikan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Sumber data utama dalam penelitian ini terdiri dari ayat-ayat Al-Qur’an, hadis-hadis Rasulullah SAW, serta buku-buku dan artikel ilmiah terkini yang membahas topik kepemimpinan dan manajemen pendidikan Islam.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi terhadap sumber primer dan sekunder, seperti kitab tafsir, hadis, buku akademik, serta jurnal-jurnal ilmiah yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir.
Analisis data dilakukan secara deskriptif-analitis, yaitu dengan mendeskripsikan data yang diperoleh, kemudian menganalisisnya untuk menemukan konsep-konsep kunci tentang kepemimpinan dalam pendidikan Islam serta relevansinya dalam konteks manajemen pendidikan modern.
Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menggali nilai-nilai Islam terkait kepemimpinan dari sumber ajaran Islam, serta mengkaji implementasinya dalam sistem penelitian.
Konsep Kepemimpinan dalam Al-Qur’an
1. Amanah sebagai Fondasi Kepemimpinan
Salah satu nilai terpenting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah amanah. Dalam QS. An-Nisa: 58, Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil..."
Amanah dalam konteks pendidikan berarti pemimpin harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat, guru, siswa, dan orang tua. Ia harus melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, bukan semata-mata karena jabatan, melainkan karena kesadaran spiritual sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.
2. Keadilan dalam Kepemimpinan
Prinsip keadilan menjadi syarat mutlak dalam Islam. QS. Al-Ma’idah: 8 menegaskan:
"...Berlaku adillah. Karena adil itu lebih dekat kepada takwa..."
Dalam lembaga pendidikan, keadilan tercermin dalam perlakuan yang setara kepada seluruh peserta didik dan tenaga pendidik, termasuk dalam hal kebijakan, pemberian penghargaan, maupun penanganan pelanggaran.
3. Musyawarah sebagai Prinsip Pengambilan Keputusan
Kepemimpinan dalam Islam bukan bersifat otoriter. Dalam QS. Asy-Syura: 38 disebutkan:
"...dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka..."
Pemimpin pendidikan perlu melibatkan semua elemen, seperti guru, staf, dan bahkan siswa dalam pengambilan keputusan, agar tercipta suasana partisipatif dan inklusif yang berdampak positif terhadap kualitas manajemen.
4. Tawakal sebagai Kekuatan Batin
Pemimpin yang baik menyandarkan segala usahanya kepada Allah SWT setelah berikhtiar dengan maksimal. QS. Ali ‘Imran: 159 menyebutkan:
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya."
Tawakal menumbuhkan ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi masalah dalam lembaga pendidikan.
Kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai Teladan Utama
Rasulullah SAW adalah sosok pemimpin paripurna yang menjadi teladan utama dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan pendidikan. Kepemimpinan beliau tidak semata-mata dilandasi kekuasaan, melainkan dilandasi oleh kasih sayang, keadilan, keteladanan, dan kebijaksanaan yang luar biasa. Beliau tidak hanya memimpin negara, tetapi juga memimpin umat sebagai guru, pendidik, dan pembina akhlak yang mulia.
Dalam konteks pendidikan, Rasulullah SAW membangun basis pendidikan Islam sejak awal kenabian melalui pembinaan ruhani dan pemahaman keilmuan. Masjid Nabawi menjadi pusat pendidikan dan peradaban yang mencetak generasi sahabat yang unggul. Rasulullah mendidik para sahabat dengan pendekatan yang sangat personal, memperhatikan karakter masing-masing individu, dan menyampaikan ilmu dengan metode yang hikmah (bijaksana) dan penuh kelembutan.
Gaya kepemimpinan Rasulullah mengandung prinsip syura (musyawarah), adil dalam mengambil keputusan, serta selalu menempatkan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi. Keteladanan beliau terlihat dari perilaku sehari-hari yang mencerminkan akhlak Al-Qur’an. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)
Hadis lain menyebutkan:
"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa pemimpin dalam pendidikan Islam harus menjadi contoh nyata dalam akhlak, komitmen terhadap ilmu, serta memiliki kepedulian terhadap perkembangan dan kesejahteraan peserta didik dan tenaga pendidik.
Implementasi Nilai Kepemimpinan Islam dalam Manajemen Pendidikan
Nilai-nilai kepemimpinan dalam Islam dapat diterapkan secara nyata dalam manajemen lembaga pendidikan, antara lain:
1. Menetapkan visi dan misi pendidikan yang Islami dan holistik.
Seorang pemimpin pendidikan Islam wajib memiliki visi dan misi yang berorientasi pada keseimbangan duniawi dan ukhrawi, mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, moral, dan intelektual dalam seluruh aspek pendidikan. Visi ini menjadi dasar dalam merancang program dan kebijakan lembaga, serta memastikan seluruh aktivitas pendidikan selaras dengan prinsip-prinsip Islam Kepemimpinan Islam menekankan pada akhlak dan etika yang baik, termasuk integritas, tanggung jawab, dan keadilan, yang menciptakan lingkungan positif di mana guru, siswa, dan orang tua merasa dihargai dan terlibat. Keunggulan dari kepemimpinan Islam adalah implementasi nilai-nilai Islam sebagai pendorong inovasi dan kreativitas dalam Pendidikan
2. Menjadi Suri Teladan bagi Tenaga Pendidik dan Peserta Didik
Kepemimpinan berbasis keteladanan (uswah hasanah) adalah inti dalam Islam. Pemimpin harus menunjukkan integritas, kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab dalam perilaku sehari-hari, baik dalam ibadah maupun interaksi sosial. Keteladanan ini memotivasi guru dan siswa untuk meneladani nilai-nilai positif yang diajarkan
3. Mengembangkan Budaya Musyawarah dan Partisipasi
Musyawarah (shura) merupakan prinsip utama dalam pengambilan keputusan. Pemimpin Islam melibatkan seluruh unsur lembaga-guru, staf, siswa, dan orang tua-dalam diskusi dan pengambilan keputusan penting. Budaya partisipatif ini menciptakan rasa memiliki, meningkatkan kepercayaan, dan memperkuat solidaritas dalam lembaga Pendidikan
4. Menjalin Komunikasi yang Efektif dan Humanis
Nilai tabligh menekankan pentingnya komunikasi terbuka, santun, dan penuh empati. Pemimpin Islam aktif menjalin komunikasi dua arah, memberikan nasihat dengan baik, serta membangun hubungan harmonis antara semua warga sekolah. Komunikasi yang humanis meningkatkan kepercayaan dan menciptakan lingkungan yang kondusif
5. Mengutamakan Keadilan dalam Pengambilan Kebijakan
Keadilan (al-‘adl) menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan, baik dalam distribusi sumber daya, pemberian penghargaan, maupun penegakan disiplin. Pemimpin Islam memastikan tidak ada diskriminasi dan setiap keputusan diambil secara objektif dan transparan, sehingga tercipta suasana yang adil dan penuh kepercayaan
6. Melaksanakan Evaluasi Berkala dengan Pendekatan Pembinaan
Evaluasi dalam manajemen pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada hukuman, tetapi lebih kepada pembinaan (tarbiyah). Pemimpin melakukan evaluasi secara rutin, memberikan umpan balik yang konstruktif, serta membimbing guru dan siswa agar terus berkembang dan memperbaiki diri. Pendekatan ini membangun motivasi dan meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan
Tantangan dan Peluang Kepemimpinan Islami di Era Modern
Di era modern dan globalisasi saat ini, kepemimpinan dalam manajemen pendidikan Islam dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Tantangan tersebut meliputi derasnya arus sekularisasi pendidikan, degradasi moral di kalangan pelajar, kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan nilai spiritual, serta lemahnya karakter kepemimpinan di sebagian lembaga pendidikan Islam.
Pemimpin pendidikan saat ini juga harus menghadapi era disrupsi digital, di mana metode dan sistem pembelajaran mengalami pergeseran yang signifikan, termasuk pergeseran dari metode konvensional ke arah digitalisasi dan pembelajaran berbasis teknologi. Selain itu, tantangan lain yang muncul adalah minimnya integrasi antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu keislaman dalam kurikulum pendidikan, serta krisis keteladanan dari tokoh-tokoh pendidikan sendiri.
Namun di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi kepemimpinan pendidikan Islam untuk menunjukkan relevansi dan keunggulannya. Islam memiliki sumber nilai yang kuat dan abadi, seperti keadilan, amanah, ihsan, dan tanggung jawab yang bisa dijadikan dasar membangun sistem kepemimpinan yang kokoh.
Pemimpin yang mampu menggabungkan nilai-nilai luhur Islam dengan kemampuan manajerial modern akan mampu membawa lembaga pendidikan menuju transformasi yang positif. Penggunaan teknologi bisa dijadikan alat untuk memperkuat dakwah dan pembelajaran Islam, bukan untuk menjauhi nilai-nilai agama. Di sinilah pentingnya pemimpin yang berwawasan luas, spiritual, adaptif, dan berkomitmen terhadap pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman.
KESIMPULAN
Kepemimpinan dalam manajemen pendidikan Islam merupakan aspek yang sangat krusial dalam membangun dan mengembangkan lembaga pendidikan yang berkualitas. Al-Qur’an dan Hadis telah menyediakan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang mencakup amanah, keadilan, musyawarah, keteladanan, dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini bukan hanya bersifat teoritis, melainkan harus menjadi pedoman praktis bagi setiap pemimpin, khususnya dalam dunia pendidikan.
Rasulullah SAW menjadi contoh konkret pemimpin pendidikan yang sukses memadukan antara spiritualitas, intelektualitas, dan kemanusiaan. Gaya kepemimpinan beliau menjadi acuan utama dalam membangun kepemimpinan Islami yang ideal, yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga memanusiakan manusia.
Di era modern yang penuh tantangan, pemimpin pendidikan Islam harus bersikap proaktif, terbuka terhadap perubahan, dan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam. Mereka harus mampu berinovasi, memanfaatkan teknologi secara positif, dan menjawab kebutuhan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai spiritual.
Dengan mengembangkan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam, lembaga pendidikan tidak hanya akan unggul secara akademik, tetapi juga akan melahirkan generasi yang memiliki karakter mulia, kompeten, dan siap membangun peradaban yang berkeadilan dan beradab.(*)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim
Al-Hadits (Shahih Bukhari dan Muslim)
Aprianti M, Safitri S.A, Kholifah R, Anwar K. (2023). Konsep kepemimpinan dalam Al-Qur'an, Vol. 1, Hal. 418-431.
Hasan, M. (2021). Manajemen Pendidikan Islam: Teori dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Ilmu.
Mahyudin. (2022). Karakter dan konsep pemimpin dalam perspektif Al-Qur'an. Vol. 01, Hal. 102-112
Nur Rochim A, Muttaqien M.I. (2025). Keadilan, amanah, dan musyawarah: integrasi nilai kepemimpinan islam dalam mencermin pendidikan modern. Vol. 11, hal. 01-12.
Rofiq, A. (2020). Konsep Kepemimpinan Islami dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Sauri, S. & Arifin, I. (2018). Kepemimpinan Pendidikan dalam Perspektif Islam. Malang: UIN Maliki Press.
Siti Suherni, E., Zohriah, A., & Bachtiar, M. (2023). PeranKepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Pada Kajian Manajemen Pendidikan Islam. Journal on Education, 6(1), 2515-2522.
Suhartawan B. (2021). Konsep kepemimpinan dalam perspektif Al-Qur'an. Vol. 2.
Syahrul Fauzi, Nidaul Fajrin, & Zainal Arifin. (2021). KarakteristikKepemimpinan Rasulullah Dan Kepemimpinan di Era Modern Dalam Bidang Pendidikan. Proceedings of Annual Conference on Islamic Educational Management, 3(1), 591 -606.
Wahyudin, D. (2022). Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Zuhdi, M. (2019). Kepemimpinan Pendidikan Islam di Era Disrupsi. Jakarta: Kencana.