HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pengaruh Generasi Sandwich Terhadap Persepsi Ilmu Psikologis sebagai Ilmu Ilmiah

Muthia Sabriyani Zaenuri Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Psikologi Lentera24.com - Dalam kehidupan...

Muthia Sabriyani Zaenuri Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Psikologi


Lentera24.com - Dalam kehidupan masyarakat modern saat ini, adanya perubahan signifikan antara dinamika sosial dan struktur keluarga. Terdapat banyak tuntutan atas peran yang harus dijalani secara bersamaan oleh setiap individu. Individu tersebut pun perlu menentukan tujuan hidup dan harus memahami situasi yang ada dalam menjalankan kehidupannya. Apabila kebutuhan hidup seseorang terpenuhi maka akan memperoleh kondisi sejahtera dalam menjalani kehidupannya. Saat ini seseorang harus menjalankan berbagai peran sekaligus, posisi inilah yang disebut “generasi sandwich”, artinya generasi yang merujuk pada individu yang berada di tengah tanggung jawab yang masih membutuhkan perhatian dan panduan. 


Dinamika kehidupan generasi Sandwich

Generasi sandwich adalah generasi orang dewasa yang menanggung hidup tiga generasi yaitu orang tua atau keluarganya, diri sendiri, dan anaknya. Kondisi tersebut diibaratkan seperti sandwich dimana sepotong daging terhimpit oleh dua roti bagian atas dan bawahnya. Roti atas dianalogikan sebagai orang tua, roti bagian bawah diibaratkan anak, sedangkan daging isinya adalah diri kita sendiri. Dalam the traditional sandwich, generasi Sandwich merupakan individu yang terhimpit antara dua generasi dengan rentang usia 50-60 tahun dan memiliki berbagai kategori.


Menurut Carol Abaya (dalam Abramson, 2015) kategori generasi sandwich adalah the club sandwich dan the open faced sandwich. The club sandwich terdiri dari orang dewasa umur 50-60 tahun, yang terhimpit antara lanjut usia, anak, dan cucu, atau seorang individu dewasa dalam usia 30-40 tahun dengan anak kecil, orang tua yang menua, serta kakek dan nenek. Sedangkan the open faced sandwich adalah siapapun yang terlibat dalam memberikan pengasuhan kepada kerabat yang sudah berumur. Generasi sandwich terjebak dalam konflik tuntutan peran yang kompleks. Generasi ini terjadi karena kurang siapnya seseorang dalam mempersiapkan masa depan, seperti mengatur keuangan, pengeluaran yang tinggi serta pendapatan yang terbilang rendah. 


Setiap individu mengalami permasalahan psikologis tidak menutup kemungkinan terjadi pada generasi sandwich. Generasi sandwich bisa dialami baik perempuan maupun laki-laki, hal ini dapat membuat tekanan secara emosional dan bahkan psikologis yang signifikan. Dalam merawat orang tua dan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus, dapat menguras energi bahkan dapat merusak keseimbangan mental. Fenomena generasi sandwich terjadi pada keluarga yang memiliki pendapatan rendah, sehingga generasi sandwich sendiri sangat membutuhkan sumber penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Sementara generasi ini perlu untuk tetap menjaga keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan professional mereka. Dalam konteks ini, perlunya pemahaman yang kuat untuk mengatasi tantangan emosional dan psikologis yang muncul akibat situasi tersebut. 


Penelusuran Psikologis sebagai tantangan bagi generasi Sandwich

Ilmu psikologis adalah sebagai alat yang kuat untuk mengatasi tantangan emosional dan psikologis yang muncul dari situasi tersebut. Kesejahteraan psikologis merupakan suatu kondisi yang dibutuhkan oleh setiap individu karena hal ini erat kaitannya dengan kualitas hidup dan kesehatan mental seseorang. Seseorang yang memiliki kondisi kesejahteraan psikologis yang baik, mampu mengurangi perasaan atau emosi negative. Namun, terdapat permasalahan dalam persepsi terhadap ilmu psikologis di kalangan generasi sandwich. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman mendalam tentang metodologi penelitian dalam psikologi, atau kesalahpahaman umum tentang sifat subjektif dari ilmu ini. Permasalahan psikologis pada individu terjadi karena mereka tidak memperoleh kondisi kesehatan yang memadai dan kurang mendapatkan kesejahteraan. 


Peran ganda seringkali menimbulkan dilema yang kompleks, terutama dalam hal menjaga kesehatan mental mereka. Kesehatan mental merupakan salah satu yang dapat mengurangi kualitas perawatan yang akan memperburuk mental mereka. Kesehatan mental generasi sandwich sangat beragam, diantaranya beban emosional adalah salah satu tantangan terbesar karena banyaknya tanggungan. Perasaan cemas, khawatir, rasa bersalah yang terus menerus adalah yang selalu mereka rasakan. Ketidak seimbangan hidup generasi sandwich juga seringkali kesulitan menemukan keseimbangan antara peran dengan dirinya. 


Persepsi negatif terhadap ilmu psikologis dapat menghambat penggunaan potensi penuh dari pengetahuan psikologis dalam menangani tantangan yang dihadapi oleh generasi sandwich. Misalnya, stigmatisasi terhadap konseling psikologis atau terapi dapat menyebabkan penundaan dalam mencari bantuan, yang pada gilirannya dapat memperburuk masalah kesehatan mental dan hubungan interpersonal.


Filsafat mendasari segala perspektif Ilmu 

Ilmu psikologi, sebagai studi tentang perilaku dan proses mental manusia, memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dan pengembangan berbagai konsep filosofis. Filsafat menyediakan landasan fundamental bagi psikologi, dengan memberikan kerangka berpikir dan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang memandu penelitian dan pemahaman psikologis. Ilmu Psikologi juga memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pikiran dan perilaku manusia yang dapat membantu para filsuf untuk mengembangkan teori-teori filosofis mereka. Aliran pemikiran filosofis utama, seperti empirisme, rasionalisme, dan eksistensialisme, telah memberikan kerangka teoretis bagi berbagai teori psikologis. Kerangka ini membantu para psikolog untuk menginterpretasikan data, membangun model mental, dan menjelaskan perilaku manusia.

 

Hubungan antara filsafat dan psikologi bersifat dinamis dan saling memperkaya. Filsafat memberikan landasan fundamental bagi psikologi, sedangkan psikologi memberikan wawasan empiris yang dapat membantu para filsuf untuk menyempurnakan teori-teori mereka. Interaksi berkelanjutan antara kedua disiplin ini sangat penting untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang pikiran, perilaku, dan pengalaman manusia.***


Daftar Pustaka 

Burke, R. J. (2017). The sandwich generation: individual, family, 
organizational andsocietal challenges and opportunities. InR. J. Burke, & L. M. Calvano, The Sandwich Generation (pp. 3-39). Cheltenham: Edward Elgar Publishing. Dari
:https://doi.org/10.4337/9781785364969.00007
Khalil, Raihan A. & Santoso, Meilanny. B. (2022). Generasi 
sandwich: Konflik peran dalam mencapai keberfungsian sosial. Share Work Journal. 12(1),77-87. Dari 
http:// journal.unpad.ac.id/ share/ article / view / 39367
Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan: Fungsi dan Teori. Yogyakarta: 
CAPS (Center of Academic Publishing Service).