HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pengaruh Konsumsi Masyarakat terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Nisrina Rif'at Nabilah Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Lentera24.com - Konsumsi merupakan ...

Nisrina Rif'at Nabilah Mahasiswi Semester 2 Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Lentera24.com - Konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Lebih dari 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) berasal dari konsumsi, untuk itu konsumsi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pengeluaran konsumsi di Indonesia mulai menguat pada tahun 2022 sebesar 4,93 persen. Pertumbuhan ini bisa dikatakan lebih tinggi daripada tahun 2020 di mana Indonesia terkena pandemi Covid-19. Apabila konsumsi mengalami peningkatan maka pertumbuhan ekonomi ikut naik dan permintaan terhadap barang dan jasa juga ikut meningkat. Begitupun juga sebaliknya jika konsumsi mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi pun ikut menurun. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi yang diiringi oleh peningkatan modal juga akan mengalami kenaikan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional adalah konsumsi masyarakat. Adanya peningkatan kegiatan konsumsi di Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Secara tidak langsung Industri Ekonomi dalam negeri akan berkembang dengan baik. 

Pertumbuhan penduduk juga dapat memperluas pasar, hal ini mampu mendorong terjadinya pertumbuhan dalam perekonomian. Namun, tingginya pertumbuhan penduduk dan kegiatan konsumsi jika tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas ekonomi maupun kegiatan produksi maka akan terjadi penurunan kesejahteraan penduduk serta kelangkaan. 

Selain itu, sumber daya manusia (SDM) juga sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi karena manusia sebagai pelaku ekonomi berperan dalam menciptakan aktivitas ekonomi itu sendiri serta melakukan pembangunan dalam aktivitas tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengonsumsi barang atau jasa antara lain, seperti pendapatan, harga barang dan jasa, jumlah uang beredar, inflasi dan lain sebagainya. 

Tinggi rendahnya tingkat konsumsi seseorang dapat dilihat dari kedudukan sosial orang tersebut. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh maka aktivitas konsumsi dan daya beli masyarakat tentunya juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan semakin banyak. Meskipun uang yang diterima oleh masyarakat tersebut digunakan untuk konsumsi atupun investasi, uang tersebut akan tetap berputar dalam ruang lingkup masyarakat itu sendiri. 

Peningkatan pendapatan ini tentunya menyebabkan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin meningkat, baik itu uang kartal maupun uang giral. Peredaran uang ini dihitung dalam broad money atau jumlah uang yang beredar. Terjadinya perubahan pada jumlah uang yang beredar bisa jadi penyebabnya adalah indikasi atas kemampuan masyarakat saat melakukan kegiatan konsumsi, dikarenakan uang adalah salah satu aset untuk melakukan transaksi ekonomi. 

Sementara itu, uang yang beredar di masyarakat juga perlu distabilkan jumlahnya agar sesuai dengan perekonomian yang hendak dicapai oleh pemerintah. Namun, peningkatan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat tersebut dapat menimbulkan inflasi. Karena adanya inflasi, maka harga barang atau jasa akan meningkat sehingga menimbulkan kemungkinan adanya penurunan konsumsi masyarakat. Pada jangka panjang, kenaikan harga barang atau jasa yang disebabkan oleh inflasi akan berpengaruh negatif terhadap konsumsi masyarakat. Daya beli masyarakat pun juga bisa saja menurun karena nilai mata uang yang turun dapat melemahkan daya beli masyarakat karena penjual akan meningkatkan harga sebagai upaya agar tidak mengalami kerugian setelah terjadinya inflasi.

Rumah tangga keluarga terdiri dari keluarga maupun masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menghabiskan barang dan jasa. Oleh karena itu rumah tangga atau masyarakat disebut juga sebagai pelaku konsumsi sekaligus pemilik faktor-faktor produksi tenaga kerja, modal, lahan, dan kewirausahaan. Mengapa rumah tangga mempunyai peranan yang penting? Rumah tangga mempunyai peranan yang sangat penting karena semua aktivitas ekonomi seperti kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi pasti berawal dari salah satu ataupun seluruh anggota keluarga. 

Konsumsi rumah tangga atau masyarakat di Indonesia tumbuh sebesar 4,34 persen yang diketahui menguasai pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk menjaga konsumsi masyarakat dan stabilitas harga barang, pemerintah terus mendorong sektor ritel yang memiliki kontribusi penting dalam pemenuhan konsumsi rumah tangga agar bersikap adil dan sehat. Masyarakat sendiri juga harus mengonsumsi barang secara bijak dan efisien atau bisa juga membuat skala prioritas kebutuhan. Sebab, ketersediaan akan kebutuhan barang sangat terbatas jumlahnya. 

Beberapa contoh konsumsi rumah tangga dan masyarakat seperti, pekerja yang menggunakan komputer untuk menyelesaikan pekerjaannya, manusia menggunakan jasa dokter untuk memeriksa kesehatan tubuh, membeli makanan, membeli pakaian, berlangganan aplikasi Netflix, menggunakan internet berbayar, dan lain sebagainya.

Dalam penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), konsumsi masyarakat menjadi salah satu tolak ukurnya. Pemerintah hendaknya mengendalikan inflasi karena hal ini memberikan dampak negatif bagi konsumsi masyarakat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat juga harus dikontrol oleh Bank Indonesia agar sejalan dengan kontrol inflasi. Diperlukan pengontrolan yang tepat agar konsumsi masyarakat dapat meningkat. Namun kenyataannya tidak membuat peredaran uang semakin bertambah, Sehingga inflasi atau masalah moneter lainnya dapat dihindari. ***