HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Bagaimana Kesenjangan Sosial Dapat Teratasi?

Rahmadina Aisyah Nurmuthia Handa Mahasiswi Semester 2 Fakultas Vokasi Jurusan Perpajakan Universitas Airlangga Lentera24.com -Kesenjangan ...

Rahmadina Aisyah Nurmuthia Handa Mahasiswi Semester 2 Fakultas Vokasi Jurusan Perpajakan Universitas Airlangga

Lentera24.com -Kesenjangan atau Gap adalah perbedaan yang signifikan antara dua hal atau lebih, seperti perbedaan pendapatan, perbedaan teknologi, ketimpangan sosial, dan yang lainnya. Perbedaan dapat muncul dalam berbagai bidang kehidupan manusia, misalnya antara individu, kelompok, dan negara. 

Kesenjangan atau ketimpangan sosial adalah salah satu jenis ketimpangan yang paling umum. Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti perbedaan kelas sosial, perbedaan pendidikan, perbedaan jenis kelamin, perbedaan suku dan perbedaan agama. Ketimpangan sosial dapat secara signifikan memengaruhi kehidupan individu, mulai dari kesehatan hingga pendidikan hingga kehidupan kerja. Salah satu dampak umum dari ketimpangan sosial adalah ketimpangan ekonomi. 

Ketimpangan pendapatan antar kelompok masyarakat dapat memicu masalah kemiskinan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Selain itu, ketimpangan sosial juga dapat menimbulkan diskriminasi dan marginalisasi kelompok tertentu seperti perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas dan etnis minoritas. Mengatasi ketimpangan sosial memerlukan kerjasama berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Pemerintah dapat memperbaiki kebijakan dan program yang mengurangi ketimpangan sosial, misalnya dengan memberikan bantuan sosial, meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan, serta pelatihan kerja.
 
Selain itu, masyarakat dapat berperan penting dalam mengurangi ketimpangan sosial dengan saling membantu dan mendukung antara individu dan kelompok. Masyarakat dapat membentuk kelompok yang saling bertukar dan mendukung, misalnya kelompok tani, kelompok pengrajin dan kelompok koperasi. Pada saat yang sama, sektor swasta dapat membantu menghilangkan ketimpangan sosial dengan menyediakan kesempatan kerja, pendidikan dan pelatihan, dan dukungan finansial untuk proyek-proyek sosial yang ditujukan untuk mengurangi ketimpangan sosial. 

Secara umum, ketimpangan sosial merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan kerjasama berbagai pihak. Melalui kerja sama yang terkoordinasi dan strategis, kesenjangan sosial dapat dikurangi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dalam hal kesempatan dan akses terhadap sumber daya dan layanan publik. 

Salah satu penyebab utama kesenjangan sosial adalah perbedaan distribusi sumber daya ekonomi. Kesenjangan ekonomi ini dapat terwujud dalam berbagai bentuk, seperti ketimpangan pendapatan, ketimpangan kekayaan, ketimpangan akses terhadap pekerjaan, dan ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. Ketimpangan ekonomi ini dapat diperburuk oleh kebijakan ekonomi yang tidak setara atau korupsi administratif.
 
Selain itu, perbedaan aspek sosial dan budaya juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya ketimpangan sosial. Misalnya, diskriminasi gender dan rasial, yang masih ada di berbagai negara, dapat menyebabkan ketimpangan kesempatan dan akses terhadap sumber daya. Perbedaan agama, bahasa, dan budaya juga dapat menimbulkan ketimpangan kesempatan dan akses terhadap pelayanan publik dan pendidikan. Ketimpangan sosial juga dapat dipengaruhi oleh faktor geografis, seperti letak geografis yang jauh dan sulit dijangkau, atau wilayah yang terkena dampak bencana alam atau konflik. Hal ini dapat mempengaruhi peluang dan akses ke sumber daya keuangan dan layanan publik. Faktor penyebab ketimpangan sosial, selain faktor tersebut, juga dapat berupa korupsi administrasi, perbedaan kebijakan dan peraturan daerah, serta ketidakadilan dalam sistem hukum dan politik.

Indonesia merupakan negara dengan ketimpangan sosial yang cukup tinggi. Data terbaru menunjukkan bahwa meskipun pemerintah berupaya mempersempit kesenjangan, ketimpangan sosial di Indonesia terus melebar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, koefisien Gini Indonesia sebesar 0,380. Angka ini menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan masih tinggi di Indonesia, dimana sebagian kecil masyarakat Indonesia memiliki pendapatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan mayoritas masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, data juga menunjukkan adanya kesenjangan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan. Meskipun akses pendidikan telah meningkat di Indonesia, masih terdapat ketimpangan akses pendidikan yang signifikan antara perkotaan dan perdesaan. 

Pada saat yang sama, akses pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan masyarakat kurang mampu masih terbatas. Selain itu, ketidaksetaraan gender masih menjadi masalah utama di Indonesia. Data BPS menunjukkan bahwa akses perempuan untuk bekerja masih lebih terbatas dan mereka juga lebih sedikit mengalami diskriminasi upah dibandingkan laki-laki. Ketimpangan sosial di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor geografis dan lingkungan sosial budaya. Terdapat kesenjangan ekonomi yang signifikan antara kota dan pedesaan, dimana mayoritas penduduk miskin terkonsentrasi di pedesaan. Pada saat yang sama, perbedaan suku, agama, dan budaya juga berkontribusi terhadap ketimpangan sosial di Indonesia.
 
Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi ketimpangan sosial di Indonesia, antara lain program-program seperti bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan dan pelatihan, serta program-program untuk mendukung pembangunan ekonomi masyarakat khususnya di pedesaan. Namun upaya tersebut harus lebih diintensifkan untuk mengatasi ketimpangan sosial yang masih tinggi di Indonesia. Mengatasi masalah ketimpangan sosial di Indonesia dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dalam hal peluang dan sumber daya serta akses publik membutuhkan upaya yang lebih luas dan lebih kolaboratif dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, masyarakat dan sektor swasta.

Selain upaya upaya dari pemerintah tersebut, kita juga sedang menjalankan program yang disebut SDGs. Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan serangkaian tujuan yang ditetapkan oleh PBB untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan secara global. Salah satu dari 17 tujuan SDGs adalah mengurangi kesenjangan sosial di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kesenjangan sosial merupakan salah satu masalah yang masih dihadapi Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Sustainable Development Goals (SDG) menetapkan tujuan untuk mengurangi ketimpangan sosial di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

Upaya SDG untuk mengurangi ketimpangan sosial di Indonesia menjangkau berbagai sektor termasuk pendidikan, kesehatan, pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan hak asasi manusia. Berikut merupakan upaya yang dilakukan SDGs untuk menurunkan angka kesenjangan sosial 

Pertama, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di bidang pendidikan adalah menyediakan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas untuk semua, termasuk di daerah terpencil. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas sekolah di daerah terpencil dan meningkatkan akses pendidikan melalui program beasiswa. Selain itu, pemerintah juga dapat mendorong tenaga pendidik yang ingin mengajar di daerah terpencil agar kualitas pendidikan di daerah terpencil dapat ditingkatkan. 

Kedua, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di bidang kesehatan adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan akses ke layanan kesehatan, dan memperluas jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin. Upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi ketimpangan akses pelayanan kesehatan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
 
Ketiga, tujuan pembangunan berkelanjutan dalam pembangunan ekonomi adalah membangun perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah dapat membangun infrastruktur ekonomi yang memungkinkan masyarakat di daerah terpencil dan pedalaman untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Selain itu, negara dapat memberikan pendidikan dan pelatihan kejuruan serta mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah di daerah terpencil. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi ketimpangan ekonomi. 

Keempat, di bidang pemberdayaan masyarakat, SDG bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendidikan keterampilan, memungkinkan akses ke informasi dan teknologi, serta mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah. Pemerintah dapat memberikan program pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, serta memberikan akses informasi dan teknologi yang dapat membantu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menjadi wirausaha. Mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah di daerah terpencil juga dapat membantu mengurangi ketimpangan lapangan kerja dan ekonomi yang masih ada di Indonesia

Selain itu, partisipasi aktif dari sektor publik dan swasta penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Masyarakat juga penting untuk dilibatkan dalam program pemberdayaan masyarakat, sedangkan pihak swasta dapat memberikan dukungan dalam bentuk investasi dan program tanggung jawab sosial perusahaan.

Selain upaya pemerintah dalam program SDGs, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mengurangi ketimpangan sosial di Indonesia. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat :
 
Pertama, membantu orang yang membutuhkan. Bantuan bisa datang dalam bentuk makanan, pakaian atau obat-obatan bagi orang yang tidak mampu. Bantuan dapat diberikan melalui lembaga sosial atau dalam kemitraan dengan kelompok masyarakat setempat. 

Kedua, memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat di daerah terpencil. Masyarakat dapat membantu mendapatkan informasi tentang berbagai program pemerintah atau lembaga sosial. Selain itu, masyarakat dapat memberikan pelatihan keterampilan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
 
Ketiga, pengembangan usaha kecil dan menengah di daerah terpencil akan didukung. Masyarakat dapat mendukung pembelian produk lokal oleh usaha kecil dan menengah. Dukungan ini dapat meningkatkan ekonomi lokal dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. 

Keempat, memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil. Masyarakat dapat membantu memberikan informasi tentang pentingnya kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta mendukung program kesehatan pemerintah. 

Kelima, Mendukung pendidikan anak-anak di daerah terpencil. Pemerintah kota dapat memberikan bantuan kepada anak-anak miskin dalam bentuk buku pelajaran, alat tulis atau beasiswa. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil. 

Keenam meningkatkan toleransi dan penghargaan terhadap keragaman budaya di masyarakat. Masyarakat dapat mempromosikan toleransi dan menghormati perbedaan budaya antara orang-orang. Ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang harmonis dan mengurangi ketegangan sosial di masyarakat. Upaya masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan sosial. Selain itu, langkah-langkah tersebut juga dapat memperkuat solidaritas sosial dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan adil. 

Sudah saatnya angka kesenjangan sosial di Indonesia berkurang, pemerintah telah mengupayakan berbagai cara dan juga melaksanakan program SDGs yang di cetuskan oleh PBB. Kita hanya data berharap angka kesenjangan sosial dapat terus menurun setiap tahun nya dan masalah kesenjangan yang terjadi di masyarakat dapat teratasi.***