HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Potensi Dan Peningkatan Investasi Sektor Pertanian Dalam Rangka Peningkatn Kontribusi Terhadap Perekonomian Nasional Indonesia

Pradipta Esa Arya Saputro Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia Lentera24...

Pradipta Esa Arya Saputro Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia
Lentera24.com - Sektor pertanian di Indonesia merupakan penggerak utama perekonomian nasional karena Indonesia tergolong sebagai negara agraris dan maritim. Sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan I tahun 2020 mencapai 9,46%. Lebih lanjut, BPS juga menyatakan data ekspor menunjukkan ekspor pertanian Indonesia pada Juni 2020 masih tumbuh positif, yakni tumbuh hingga 34,36% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 dengan total nilai ekspor USD 280 juta. Bahkan di masa pandemi Covid-19, ketika sektor ekonomi nasional Indonesia mengalami kegaduhan karena tingkat konsumsi masyarakat yang menurun dan masalah proses distribusi. 

Saat itu ada kecenderungan sektor pertanian pada Januari hingga Juni 2020 masih tumbuh positif, yakni tumbuh 9,60%. Hal ini menggambarkan bahwa sektor pertanian masih memiliki ketahanan yang relatif tinggi di masa pandemi dan ketidakstabilan ekonomi internasional. Dengan kata lain, sektor pertanian dapat dijadikan sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia (Dahiri & Fitri, 2020).

Perkembangan sektor pertanian di Indonesia dapat dilihat dari kecenderungan kontribusi sektor pertanian Indonesia terhadap total nilai ekspor nasional. Total produk pertanian, kehutanan, dan perikanan yang diekspor pada tahun 2021 sebanyak 49 kelompok barang. Kelompok komoditas yang memiliki kontribusi ekspor produk pertanian, perikanan, dan kehutanan terbesar pada tahun 2021 berasal dari komoditas pertanian tanaman tahunan sebesar 54,97% (BPS-Statistik Indonesia, 2021).

Hal ini dimaksudkan agar setiap daerah mampu menarik sebanyak mungkin investor yang mampu berinvestasi dalam pembangunan wilayahnya, seiring dengan perluasan kebijakan otonomi daerah yang salah satunya berkontribusi pada peningkatan nilai investasi di bidang pertanian. Penyediaan data atau informasi tentang prospek dan potensi investasi di sektor pertanian digunakan untuk melaksanakan aturan dan insentif yang ditawarkan oleh pemerintah daerah kepada calon investor. Layanan ini disediakan sebagai bagian dari program pengembangan investasi sektor pertanian (Suyana Utama, 2013).

Kecenderungan kondisi tersebut dapat dilihat pada data pada 
Gambar 1 yang menunjukkan bahwa nilai investasi di Indonesia cenderung meningkat walaupun pada tahun 2015 nilai investasi di Indonesia mengalami penurunan karena tingkat produksi yang masih belum optimal (Kontan.co.id, 2020)

Hal ini dikarenakan kemampuan permodalan petani di Indonesia masih terbatas sehingga tidak melakukan inovasi pertanian sehingga pengembangan pertanian di Indonesia masih belum optimal dan menyebabkan fluktuasi nilai investasi di bidang pertanian. Hal ini terjadi karena ada kecenderungan tingkat keuntungan yang diterima investor di sektor pertanian masih belum stabil akibat produksi yang belum optimal dan belum adanya potensi produksi ganda.

Sehingga pemerintah menerapkan beberapa kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan investasi di sektor pertanian sehingga akan memberikan kemudahan bagi investor dan menjamin tingkat keuntungan jangka panjang yang dapat diperoleh investor dalam investasinya di sektor pertanian. Hal itu dilakukan bersamaan dengan pelonggaran regulasi yang dapat mempersulit investor untuk menanamkan modalnya. Menurut evaluasi kebijakan regulasi Kementerian Pertanian, hingga tahun 2018, terdapat 241 peraturan/kepmen yang telah diperbarui untuk mencerminkan perkembangan baru dan peningkatan pelayanan, 50 peraturan/kepmen dicabut, dan 191 peraturan yang membatasi investasi juga diliberalisasi (Sukarno, 2001).

Peran Investasi dalam Menggerakkan Sektor Perekonomian
Karena pentingnya dalam menyediakan bahan baku industri dan berfungsi sebagai sumber makanan bagi seluruh negeri, pertanian merupakan sektor utama perekonomian. Sehingga masyarakat diberi kebebasan untuk memanfaatkan ruang dan waktu dalam mengelola potensi nasional di bidang pertanian untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan komitmen yang dibuat pada KTT Ketahanan Pangan Dunia pada November 2009 untuk meningkatkan investasi pertanian dan mengurangi kemungkinan masalah akibat kurangnya ketersediaan pangan yang dapat menyebabkan masalah kelaparan (Sukarno, 2007).

Todaro (2006) menyatakan bahwa tingginya angka kemiskinan di negara berkembang disebabkan karena umumnya masyarakat bekerja di sektor pertanian dengan tingkat produktivitas yang rendah. Faktor penyebab rendahnya produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian antara lain; kurangnya teknologi pertanian, metode pertanian tradisional, input modernisasi rendah dan kurangnya modal. Hal ini menyebabkan investasi di sektor pertanian sangat dibutuhkan sehingga dapat mendorong terciptanya produktivitas yang lebih tinggi di sektor pertanian dan meningkatkan inovasi penggunaan teknologi di sektor pertanian dan dalam jangka panjang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan. dari pelaku usaha (Todaro, 2006).

Dalam rangka mempertahankan kemandirian pangan Indonesia, memperluas persediaan pangan negara, dan meningkatkan gizi yang lebih baik, pembangunan sektor pertanian di Indonesia dipusatkan pada peningkatan kualitas, mutu, produksi, dan pemasaran hasil pertanian. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan nasional dan berdampak pada peningkatan taraf hidup nasional (Jhingan, 2003).
Gambar 2. Perkembangan Ekspor Produk Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Tahun 2017‒2021(Suyana Utama, 2013).
Berdasarkan data tersebut, terlihat jelas bahwa antara tahun 2017 dan 2021, nilai ekspor industri pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat baik secara bobot maupun nilai. Ekspor industri ini naik pada tahun 2017 mencapai level 20,99%, namun turun sebesar 6,54% pada tahun 2018. Output sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tidak stabil menjadi penyebab anjloknya nilai ekspor pada tahun 2018. Salah satu penyebabnya Penurunan tingkat ekspor sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada tahun 2018 disebabkan oleh kekurangan output domestik. Namun demikian, nilai ekspor sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada tahun 2019 meningkat menjadi US$4.242 juta pada tahun 2021, naik 2,99% dari nilai ekspor tahun 2020 sebesar $6.281 (BPS-Statistik Indonesia, 2021).
Gambar 3. Realisasi Data Nilai Investasi Industri Pertanian (Kontan.co.id, 2020)

Data menunjukkan, dua sub-industri pertanian dengan pertumbuhan investasi terendah, masing-masing Rp 9,4 triliun dan Rp 0,25 triliun, adalah sektor kehutanan dan perikanan. Akibatnya, penanaman modal asing di sektor pertanian memiliki tingkat realisasi yang kurang baik bahkan cenderung menurun. Selama tahun 2014 hingga 2018, industri pertanian melihat rata-rata investasi FDI sebesar USD 2,0 miliar, yang turun menjadi rata-rata USD 1,41 miliar pada tahun 2018 hingga 2019. Kedua keadaan ini menunjukkan bahwa investor saat ini tidak terlalu memikirkan untuk berinvestasi. dalam industri pertanian (Dahiri & Fitri, 2020).

Salah satu kendala yang menyebabkan investasi di sektor pertanian masih relatif rendah disebabkan oleh produktivitas sektor pertanian yang masih relatif rendah. Rendahnya produktivitas sektor pertanian membuat investor ragu untuk menanamkan modalnya karena tidak adanya jaminan kelangsungan usaha terutama dalam ketersediaan bahan baku. Hal ini menjadi pertimbangan utama sebelum investor memutuskan untuk berinvestasi, karena investor harus memastikan bahwa sektor pertanian memiliki rantai pasok yang pasti (Dahiri & Fitri, 2020).
Gambar 4. PDRB Indonesia Berdasarkan Lapangan Usaha Pertanian Tahun 2010-2020 (BPS-Statistik Indonesia, 2021)
Menurut data di atas, PDB Indonesia berdasarkan bisnis pertanian meningkat dari tahun 2010 hingga 2020. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sektor pertanian berdampak signifikan terhadap perekonomian negara karena merupakan satu-satunya yang mengalami pertumbuhan positif di atas 6% pada kuartal pertama tahun ini. 2020 di tengah wabah Covid-19. Dalam rangka mendorong pertumbuhan, sektor ekonomi merupakan sektor yang prospektif. perekonomian negara.
Gambar 5. PDB Indonesia Berdasarkan Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2022 (BPS-Statistik Indonesia, 2021)
Menurut data di atas, sektor terbesar ketiga dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan PDB nasional Indonesia adalah industri pertanian. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia adalah sektor industri pengolahan, diikuti oleh industri pengolahan nonmigas sebagai penyumbang terbesar kedua dan sektor pertanian, kehutanan, dan konstruksi sebagai penyumbang terbesar ketiga. Kontribusi signifikan sektor pertanian Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terkait langsung dengan kemampuan negara untuk meningkatkan hasil pertaniannya berkat ketersediaan sumber daya yang cukup (Dahiri & Fitri, 2020)

Perkembangan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Indonesia juga meningkat setiap tahunnya. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Melihat kontribusi sektor pertanian di Indonesia terhadap perekonomian nasional semakin meningkat, hal ini disebabkan besarnya potensi sektor pertanian di Indonesia. Ketersediaan sumber daya dan lahan yang memadai di Indonesia membuat kontribusi sektor pertanian di Indonesia meningkat setiap tahunnya.

Peran Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasiona
Investasi yang telah dilakukan pada sektor pertanian pada umumnya akan berdampak pada peningkatan kinerja sektor pertanian dan akan memberikan multiplier effect berupa peningkatan kesempatan kerja yang lebih baik. Hal ini dijelaskan dalam mekanisme pemberian investasi, kebijakan ekspor dan insentif pajak di sektor pertanian akan menurunkesenjangan pendapatan sektoral pekerjaan dan rumah tangga. Di sektor pertanian, kebijakan ini akan berdampak lebih besar pada pengurangan kesenjangan pendapatan.

Penelitian dari Center for Socio-Economy and Agricultural Policy di Utama (2013) menyatakan bahwa investasi di sektor jasa akan mendorong perekrutan pekerja baru dan berdampak menguntungkan pada PDB pertanian. Dari sisi peningkatan lapangan kerja, investasi lebih berkontribusi terhadap peningkatan PDRB industri pertanian secara nasional. Menurut beberapa temuan studi, investasi di sektor pertanian terbukti berdampak pada perekonomian, meningkatkan PDB, pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja, serta mendorong perluasan sektor atau usaha lain melalui keterkaitan dan efek pengganda.