HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Sains untuk Anak Usia Dini

Sains adalah pengetahuan yang didapat dari pembelajaran serta pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi kebenaran umum dari hukum alam yan...

Sains adalah pengetahuan yang didapat dari pembelajaran serta pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi kebenaran umum dari hukum alam yang terjadi, contohnya didapatkan dan dibuktikan dengan metode ilmiah.

Tujuan pembelajaran Sains pada anak usia dini, antara lain: 1) Membantu agar memahami dan mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; 2) Membantu menumbuhkan minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya.

Proses pembelajaran sains tidak hanya mendengar ceramah pendidik saja atau membaca teks yang kemudian melanjutkan  dengan pembahasan secara verbal,yang dimana ini menjadikan anak tidak memiliki kesempatan menemukan sendiri fakta dan konsep serta tidak memiliki kesempatan mengembangkan keterampilan dalam memproses perolehan. 

Pembelajaran sains bagi anak usia dini dilakukan dengan kegiatan pengamatan , penyelidikan serta percobaan-percobaan sederhana untuk mencari tahu serta mendapatkan jawaban mengenai fakta yang ada dalam lingkungan dengan cara bermain dan menyenangkan. 

Selain itu pembelajaran sains untuk anak usia dini harus melibatkan aspek pengetahuan ,afektif dan psikomotorik pengetahuan didapat dengan proses berpikir dengan memiliki keterampilan proses berpikir dengan memiliki keterampilan proses serta sikap ilmiah ,dengan begitu dapat mengembangkan keterampilan memecahkan masalah menanggapi sains dengan kritis .

Melalui sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak berpikir logis. Di dalam sains, anak juga berlatih menggunakan alat ukur untuk melakukan pengukuran. Alat ukur tersebut dimulai dengan alat ukur non-standar, seperti jengkal, atau kaki dan dilanjutkan dengan alat ukur standar, seperti meteran dan timbangan. Anak secara bertahap berlatih menggunakan satuan yang akan memudahkan anak untuk berpikir secara logis dan rasional ,pembelajaran sains, yang bila diterapkan dengan benar dapat menyentuh berbagai nilai yang diperlukan dalam pembentukan karakter peserta didik, memiliki hubungan dengan berbagai konsep dalam berbagai disiplin ilmu, dan bersifat dinamis.

Model pembalajaran di PAUD sangat menentukan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran yang ingin di capai, model pembelajaran sentra adalah model pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran sains untuk anak terutama sentra bahan alam, model sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana pendidik duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bahan alam kental dengan pengetahuan sains, matematika, dan seni. 

Sentra bahan alam diisi dengan berbagai bahan main yang berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. Di sentra bahan alam anak memiliki kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara sesuai pikiran dan gagasan masing-masing dengan hasil yang berbeda. Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan fokus oleh satu kelompok usia PAUD dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif (membangun pemikiran anak).

Melalui kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya. Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut. Sains juga melatih anak menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar, anak semakin memahami apa yang dipelajari. Anak memperoleh pengetahuan baru hasil penginderaanya dengan berbagai benda yang ada disekitarnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya akan berguna sebagai modal berpikir lanjut. 

Kesadaran akan pentingnya pembekalan sains pada anak semakin tinggi apabila menyadari bahwa kita hidup dalam dunia yang dinamis, berkembang dan berubah secara terus-menerus bahkan makin menuju masa depan, semakin memerlukan sains seiring dengan berkembangnya teknologi sains diera gloalisasi sekarang ini. 

“Anak yang telah dibekali dengan kemampuan sains dengan anak yang belum atau tidak dibekali kemampuan sains akan terlihat berbeda, perbedaan itu bisa kita lihat antara lain ketika anak kurang dapat memecahkan masalah, mudah menyimpulkan sesuatu tanpa dilihat kebenarannya, dan anak kurang memiliki kemampuan berpikir kritis atau lebih cenderung pasif serta kurang memiliki inisiatif terhadap suatu persoalan yang dihadapi.[]***

Pengirim : 

Desi Putri Cahyani, Mahasiswi PIAUD INISNU Temanggung, Email : ramasyithohb@gmail.com