Foto : Ilustrasi Kasus Covid-19 telah menyebar di Indonesia pada tahun 2020, masyarakatpun mulai merasa resah, panik, takut akan hal itu. Ke...
Foto : Ilustrasi |
Kasus Covid-19 telah menyebar di Indonesia pada tahun 2020, masyarakatpun mulai merasa resah, panik, takut akan hal itu. Kemudian pemerintah menetapkan adanya PPKM untuk mengurangi aktivitas masyarakat diluar rumah seperti pekerjaan, pendidikan, dan aktivitas lainnya yang tidak begitu penting. PPKM diberlakukan karena setiap harinya kasus positif covid semakin meningkat banyak masyarakat yang tertular virus tersebut. Selain itu juga ekonomi mengalami dampaknya. Ekonomi di Indonesia semakin menurun , perekonomian pedagang yang mengalami kebangkrutan karena sepi pembeli, masyarkat terkena phk, ekspor impor berkurang dan lainya.
Pada desember 2021 ini muncul lagi covid-19 varian baru yaitu varian omicron di Indonesia yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Kasus ini pertama kali terdeteksi pada seorang petugas kebersihan yang bekerja di wisma atlet kemayoran jakarta.Varian Omicron merupakan mutasi dari varian Corona yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan. Gejala omicron ini hampir mirip dengan flu. Gejala varian Omicron di Indonesia paling banyak yang dialami pasien adalah batuk, pilek dan demam. Gejala hilang penciuman yang biasanya menyerang pasien covid-19 tidak terlalu banyak ditemukan di varian omicron ini. Hanya bagi pasien yang pertama kali atau belum pernah terinfeksi covid-19 yang merasakan kehilangan indera penciuman. Menteri kesehatan mengatakan bahwa penyebaran Omicron d Indonesia terbukti sangat cepat.
Dengan kecepatan yang tidak biasa ini, Presiden Joko Widodo pun menyampaikan, “Jika tidak mempunyai keperluan mendesak,sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat keramaian dan untuk meeka yang bisa bekerja dari rumah (work from home) lakukanlah kerja dari rumah,” Ungkapnya saat menanggapi tren kasus omicron. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas berlebihan di luar rumah untuk mengerem tingkat penyebaran omicron.
Munculnya varian baru omicron, Lantas bagaimana pemulihan ekonomi di Indonesia? Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan Rp 455,62 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2022. “Jadi Rp 455 triliun ini indikatif PEN yang sudah ada di dalam APBN kita, sekarang dibagi menjadi tiga saja, kesehatan tetap yang besar Rp 122 triliun, kemudian perlinsos Rp 154 triliun, dan penguatan ekonomi Rp 178 triliun,” ungkapnya.
Presiden Jokowi juga telah menyetujui sejumlah program untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) di 2022. Program PEN 2022 ini juga akan digunakan untuk mendukung pemulihan dan penyerapan tenaga kerja demi mengurangi dampak scarring effect dari pandemi serta menciptakan pemulihan ekonomi yang inklusif. Sri Mulyani mengatakan untuk pasokan vaksin yang ketersediaannya relatif bagus, bahkan realisasinya kemungkinan akan lebih rendah karena Indonesia mendapatkan hibah vaksin Covid-19 yang cukup banyak.
Pada bidang perlindungan sosial, program yang diutamakan tetaplah merupakan lanjutan dari Pemulihan Ekonomi Nasional tahun-tahun sebelumnya, seperti Kartu Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH), terutama untuk menjadi penyangga apabila akan terjadi restriksi kembali, karena potensi peningkatan kasus akibat varian Omicron.
Untuk koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menurutnya saat ini sudah terwadahi dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan juga berbagai pembiayaan yang sudah diberikan. Sri Mulyani mengatakan bahwa untuk PC-PEN di tahun 2022 akan meminta kementerian dan lembaga untuk mendesain yang lebih awal, terutama yang eksekusinya belum maksimal, agar dapat lebih dijalankan.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa di tahun 2022 penguatan pemulihan ekonomi harus benar-benar terlaksana semaksimal mungkin dan berguna bagi masyarakat umum. Disamping itu kita sebagai masyarakat sebaiknya juga harus berusaha membantu agar perekonomian Indonesia bangkit lagi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara melestarikan dan mengonsumsi produk - produk lokal, jika mempunyai banyak followers bisa memanfaatkan media sosial kita untuk membantu mempromosikan UMKM dan lainnya.
Selain itu, kita juga harus mentaati peraturan pemerintah tentang mengurangi aktivitas diluar rumah, menerapkan protokol kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan , rajin olahraga, makan dan minum yang menyehatkan tubuh.[]
Pengirim :
SISKA YOGI SEPTIANA, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang, Email : septiana00110@gmail.com