HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Rasisme dan Stigma Negatif Terhadap Asia Akibat Pandemi

Foto : Ilustrasi Virus Corona atau dalam dunia medis dikenal sebagai Covid-19 merupakan virus yang telah menyebar sejak awal bulan febru...

Foto : Ilustrasi
Virus Corona atau dalam dunia medis dikenal sebagai Covid-19 merupakan virus yang telah menyebar sejak awal bulan februari lalu di tahun 2020. Dilansir dari situs resmi WHO, virus ini telah menjangkit lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia, dengan total lebih dari 500 ribu kasus kematian yang diakibatkan oleh virus ini. Angka ini dipercaya akan terus meningkat, seiring berjalannya waktu jika tidak ditangani dengan sebaik mungkin. Tak hanya pada kesehatan, kehadiran Covid-19 telah membawa dampak luar biasa di tengah lingkungan masyarakat.

Awal penyebaran virus penyerang pernafasan manusia ini diyakini berawal dari kota kecil bernama Wuhan di China. Dengan kemampuannya yang begitu mudah menular, virus covid-19 telah menyebar dan berhasil menginfeksi hampir seluruh dunia. Dampak kehadiran virus menyerang segala aspek dalam kehidupan manusia. Contohnya dalam ekonomi, politik, ekonomi, dan tak terlepas lingkungan sosial masyarakat. Covid-19 yang disebut berasal dari China, menyebabkan banyak stigma dan sentiment muncul dimasyarakat internasional yang mengatakan orang Asia sebagai pembawa dan penyebar virus Corona.

Covid-19 dan Warga Asia

Kemunculan Covid-19 terjadi sangat mendadak tanpa seorang pun siap menghadapinya, bahkan negara pun demikian. Kemampuannya yang begitu mudah menular, menjadikan penyebarannya meluas sangat cepat. Tak hanya penularannya yang cepat, virus ini juga dapat membunuh manusia setelah beberapa hari terinfeksi bila tidak segera ditangani. Vaksin untuk virus ini juga belum ditemukan. Keadaan ini menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran yang cukup besar di tengah masyarakat.

Keberadaan Virus Corona di dunia tentunya mengejutkan banyak masyarakat, termasuk pemerintahan di seluruh dunia. Dengan jumlah jutaan orang terinfeksi serta jumlah kematian yang menyentuh angka ratusan ribu jiwa menyebabkan setiap orang khawatir dan waspada dengan sekitar, dan sudah sepatutnya demikian. Namun, keadaan tersebut bukan berarti bisa menyalahkan atau bahkan melakukan kekerasan pada orang lain. Virus Corona yang dikatakan berasal dari China melahirkan sentiment anti-asia di berbagai negara belahan dunia.  

Berbagai macam tindakan diskriminasi dan stereotyping masyarakat terhadap warga asia, terutama china bertumbuh semakin besar setiap harinya. Hal ini bukan lah sesuatu yang baru dunia yang kita tinggali ini, hanya bentuk dan judulnya saja yang berbeda dari setiap masa.

Anti-Asia di Dunia

Kehadiran Virus Corona di tengah masyarakat internasional memunculkan sentiment dan stereotiyping baru yaitu Anti-Asia. Streotyping ini diarahkan kepada para pendatang yang berasal dari benua Asia, terutama dari China, dan menjadikan mereka sasaran tuduhan masyarakat sebagai pembawa dan penyebab penyebaran virus Corona semakin luas. Tak main-main, hal tersebut menyebabkan terjadinya korban kekerasan secara fisik, maupun verbal. Hal ini adalah bentuk respon masyarakat terhadap virus Corona yang telah menyebar.

Kejadian ini juga semakin melonjak sebagai respon media yang menyebutkan bahwa virus Corona merupakan ciptaan manusia dan akan dianggap sebagai senjata biologis yang sengaja disebarkan. Ketakutan dan kewaspadaan yang berlebihan, berhasil menyulut kebencian masyarakat sekitar terhadap orang-orang Asia. Salah satunya yang sempat viral di twitter, seorang warga kulit putih di Amerika Serikat melakukan intimidasi dan tindakan rasisme kepada seorang warga Asia yang dipercaya berasal dari Indonesia hingga menyebabkan mereka terlibat dalam sebuah perkelahian di tengah jalan raya. Dilansir dari CNN, seorang mahasiswa yang berasal dari singapura mengalami tindakan pemukulan di London, Inggris saat ia sedang pergi untuk membeli beberapa keperluan.

Dilansir dari BBC, Warga Asia di berbagai wilayah kota-kota Amerika Serikat tidak lepas dari cengkraman sentimen ini. kejadian-kejadian rasisme memang bukanlah sesuatu yang baru di Amerika Serikat namun, hal ini menambahkan daftar baru kedalam dafatar rasisme di Amerika Serikat.

Beberapa contoh diatas hanya segelintir dari ribuan kasus lainnya yang diakibatkan sentimen-sentimen di kalangan masyarakat yang menimbulkan rasisme ataupun diskriminasi terhadap warga Asia.

Memerangi Virus Rasisme

Keadaan pandemi yang melahirkan ketakutan dan kewaspadaan tidak bisa dijadikan pembenaran rasisme, apalagi jika tindakan tersebut dijadikan sebagai penanganan pandemi ini. Rasisme adalah penyakit yang lebih mematikan dibanding Covid-19. Ia menyebabkan perpecahan dan juga dapat menimbulkan korban yang lebih nyta, secara fisik maupun psikis. Tindakan menuduh dan menyalahkan disaat genting seperti ini hanya akan menimbulkan permasalahan lainnya. Jika pun, pandemi virus ini telah berlalu, namun sentimen negatif dan juga rasisme yang jika dibiarkan keberadaannya akan terus berakar dan meninggalkan luka lainnya.

Beberapa tokoh masyarakat dan juga beberapa artikel lainnya telah menyebutkan bahwa pandemi sekarang ini tidak hanya melibatkan suatu virus mematikan yaitu corona, namun juga virus rasisme dan diskriminasi ditengah masyarakat juga menjadi penyakit di tengah masyarakat yang harus ditangani.

Anti-Asia hanyalah satu dari sekian contoh tindakan rasisme lainnya yang masih berakar di tengah masyarakat. Adanya hal tersebut diharapkan bukan menjadi sebuah kebiasaan atau pun pembenaran, tapi menjadi kesadaran untuk menyadari dampak dari rasisme dan berupaya untuk menolak keberadaannya di tengah masyarakat.

Penanganan terbaik dari pandemi saat ini adalah kerjasama dan membantu satu sama lain agar pandemi ini dapat dilalui secepat mungkin. Tak hanya virus Corona, tapi juga virus Rasisme yang telah lama berakar di tengah masyarakat.

Pengirim :
Mohamad Argian Yudistira
Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia