HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Imbas Virus Corona Gula Pasir Langka Dipasaran Harga Mencapai Rp.24.000/Kg

Lentera 24 .com | ACEH TAMIANG --  Pedagang di sejumlah pasar tradisional di Aceh Tamiang mengaku sulit mendapatkan pasokan gula pasir dari...

Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- Pedagang di sejumlah pasar tradisional di Aceh Tamiang mengaku sulit mendapatkan pasokan gula pasir dari Sumatera Utara (Sumut) akibat Polda setempat melarang kuota gula pasir mereka disuplai atau dijual ke luar provinsi tersebut termasuk Aceh. Akibatnya, harga gula pada tingkat pedagang eceran di Opak dan sekitarnya melonjak mencapai Rp 20.000 s/d Rp.24.000 per Kilogram (Kg) atau dari Rp 15.600 per Kg pada dua minggu lalu, Selasa (24/3).
Stok Gula Pasir Menipis Harga Melonjak
Menurut pedagang Harga per zaknya mencapai Rp. 830.000,00,- Rp. 880.000,00,- pembelian pedagang kepada Distributor, malahan barangnya langka di Pasaran. Akibatnya pedagang dan masyarakat keluhkan kondisi ini.

Salah seorang warga Kampung Binjai Seruway Sayed Jafar (50) kepada awak media diwarungnya mengatakan "Kami selaku pedagang kecil merasa kewalahan dengan kondisi ini, masih mending kalau barangnya ada di pasaran, masih bisa diupayakan membeli biarpun dalam jumlah sedikit. Ini barangnya langka di pasaran", katanya.

"Kondisi ini ditambah lagi situasi merebaknya isu Virus Covid-19, menyebabkan semakin memperparah kondisi perdagangan. 

Melonjaknya harga gula dalam dua pekan terakhir ini karena ada informasi Polda Sumut melarang gula jatah provinsi itu tidak boleh dijual ke daerah lain," ungkapnya.

Dia juga mengatakan, harga gula tinggi karena stoknya sudah menispis pada penyalur di Medan. Untuk mengatasi keresahan masyarakat akibat terus menipisnya stok gula, Polda Sumut melarang stok gula pasir yang ada di provinsi itu dijual ke  luar Sumut. Dampak larangan itu, sambungnya, pengiriman gula dari pedagang grosir di Medan ke Aceh menjadi macet. 

“Perusahaan angkutan barang trayek Medan-Aceh, sekarang tak berani mengangkut gula dari Medan ke Aceh, karena takut ditangkap polisi di wilayah perbatasan,” ungkapnya.

Sementara Pedagang kios barang sembako di Kecamatan Rantau Sunardi (45) juga berhasil dimintai keterangannya oleh awak media ini mengeluhkan keadaan ini, bahkan ia harus menjual gula pasir hingga Rp. 21.000,00,-/kilogramnya. 

"Kami yang jualan saja susah mendapatkan gula pasir di Toko - toko grosir", ungkapnya.

Toko Grosir Samsul Pekan Seruway berhasil dikonfirmasi awak media ini mengatakan, " Sulit untuk mendapatkan gula pasir saat ini, hari ini saya hanya dapat 3 zak saja dari Distributor, biasanya dapat 10 - 15 zak. Kami dalam menjual jadi serba salah, harga saya ambil dari Distributor Rp. 880.000,00,-/zak hari ini". Paparnya.

Informasi dari pedagang makanan keliling Infan (34) saat ditanyai awak media mengatakan di Kampung Sidodadi Seruway malahan dari bincang - bincang warga Rp. 24.000,00,-/kilogram gula pasir.

Masyarakat sangat berharap kondisi ini agar segera berakhir, terutama agar lebih cepat proses antisipasi penyebaran dan pencegahan Covid - 19 ini. Jika kondisi ini terus belanjut masyarakat sangat terjepit terutama pemenuhan kebutuhan hidup sehari - hari. 

Karena itu, Ramli menyarankan kepada Kadisperindag Aceh segera mengajukan kuota impor gula untuk Aceh kepada Menteri Perdagangan. Alasannya, stok gula di Aceh saat ini sudah sangat menipis. 

“Sekarang stok gula di Aceh paling banyak untuk tingkat pedagang grosir hanya 30-50 sak. Stok sebanyak itu hanya cukup untuk dua sampai tiga hari ke depan, setelah itu kosong kembali. Jadi, wajar kalau harga gula pada pedagang pengecer di Banda Aceh dan Aceh Besar saat ini mencapai Rp 20.000-Rp 24.000/Kg,” jelasnya.

Plt Kadisperindag Aceh, Muslem Yacob, ditanya L24 via telepon selularnya mengatakan, dalam rangka pemenuhan kebutuhan gula dalam negeri, Pemerintah Pusat sudah menerbitkan izin impor kepada Bulog sebanyak 29.750 ton. Gula itu akan masuk ke Indonesia dalam minggu depan dan setelah masuk gula itu akan diolah kembali pada pabrik yang ada di Pulau Jawa. Selain kepada Bulog, sebut Muslem, Menteri Perdagangan juga ada menerbitkan kuota impor gula kepada importir gula nasional sebanyak 438.802 ton, dalam bentuk bahan baku gula kristal mentah. “Kepada siapa saja diberikan izin impor itu, kami belum tahu,” ujarnya.

Untuk pemenuhan kebutuhan gula di Aceh, tambah Muslem, pihaknya sudah memberikan rekom kepada dua perusahaan untuk impor yang diajukan ke Menterian Perdagangan. "Tapi, sampai kini belum ada respons dari Kementerian Perdagangan," ungkap Muslem.[]L24.sai