HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Bolehkah Takbir Keliling Diiringi Musik Disco dan Remix? Begini Penjelasan Ulama Aceh

Lentera 24.com | BANDA ACEH -- Alhamdulillah, sungguh tak terasa, Selasa (4/6/2019) hari ini kita berada di detik-detik terakhir Ramadhan, ...

Lentera24.com | BANDA ACEH -- Alhamdulillah, sungguh tak terasa, Selasa (4/6/2019) hari ini kita berada di detik-detik terakhir Ramadhan, bulan yang penuh mulia dengan sejuta hikmah dan keutamaan di dalamnya.

Foto : Serambi
Setelah azan Magrib menggema sekitar tiga jam lagi, masyarakat di Indonesia khususnya akan memasuki tanggal 1 Syawal, di mana segenap umat muslim akan merayakan kemenangannya setelah sebulan penuh berpuasa.

Setelah Shalat Magrib, jamaah di semua masjid, meunasah, dan balai-balai pengajian pun akan bertakbir menggemakan asma Allah dengan lantunan dan irama khas.

Para jamaah akan mengikuti imam atau khadam masjid yang ditugaskan melantunkan takbir. Karena ini hari raya Idul Fitri, maka takbir akan berakhir hingga khatib naik mimbar pada shalat Id Rabu (5/6/2019) esok pagi.

Masyarakat Indonesia, punya ciri khas tersendiri saat hari raya Idul Fitri tiba. Yakni merias mobil untuk takbir keliling di jalan raya pada malam hari raya.

Bahkan di Aceh, hampir semua kabupaten dan juga ibu kota provinsi, selalu mengadakan lomba takbir keliling. Lazimnya, para peserta pawai takbir keliling ini diikuti oleh desa atau gampong-gampong di kabupaten/kota.

Yang paling indah melantunkan takbir, paling kompak, serasi, dan merias mobil dengan indah, biasanya akan keluar sebagai juara satu, dua, dan tiga.

Pantauan Serambinews.com saban hari raya Idul Fitri, para peserta melantunkan takbir dengan indah dipadu iringan musik rabuh, seperti bedug, rebana, dan tak jarang yang menggunakan rapai, alat musik tradisi Aceh.

Namun, kerap juga terlihat di jalan raya saat malam takbiran, ada mobil-mobil yang memutar lantunan takbir dengan iringan musik disco, musik remix, dan semacamnya.

Entah itu peserta takbir keliling atau mungkin masyarakat biasa yang ikut menyemarakkan malam takbiran.

Bolehkah mengiringi takbir dengan musik-musik demikian? Tentu itu jadi pertanyaan masing-masing kita?

Serambinews.com mencoba menanyakan hal ini kepada Wakil Ketua Majelis Persmusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali atau yang akrab disapa Lem Faisal.

Lem Faisal menegaskan, tidak boleh melantunkan takbir dengan iringan musik-musik seperti disco dan remix. 

"Secara hukum tidak boleh. Tidak boleh menggunakan musik remix dan disco dalam konteks syiar. Ini kan syiar, takbir, selawat, zikir, itu tidak boleh dilantukan menggunakan alat musik yang hura-hura," kata Lem Faisal.

Pimpinan Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Sibreh, Aceh Besar ini mengatakan, takbir yang menggema saat hari raya Idul Fitri merupakan sebuah pertanda manusia dalam mengagungkan Allah Swt.

Musik-musik disco, remix, dan semacamnya yang diputar beriringan dengan lantunan takbir, kata Lem Faisal, tentu mengurangi khidmat takbir. "Kita melantunkan nama Allah, kok menggunakan musik yang keras-keras? Itu mengurangi khidmat takbir itu sendiri," katanya.

Lebaran Idul Fitri, jangan semata-mata dianggap sebagai hari kemenangan saja. Menurut Lem, bulan Syawal juga menuntut kita untuk meningkatkan derajat takwa kita kepada Allah Swt, sama seperti kita meningkatkan ketakwaan di bulan Ramadhan.

"Lebaran itu juga ibadah. Ada syiar keislaman, jadi ketika takbir melenceng dari nilai-nilai keislamam, tentu itu tidaklah benar, jangan jauh dari ruh dan semangat takbir," ujar Lem Faisal.

Lantas bagaimana jika peserta takbir menggunakan alat musik tabuh seperti bedug, rebana, atau rapai? "Itu tidak apa-apa, alat musik itu kan alat musik tabuh. Juga seperti rapai, rebana, dan bedug itu kan khazanah kita, kebudayaan Aceh dan juga kebudayaan Islam," jelas Lem Faisal.

Oleh sebab itu, MPU meminta panitia untuk menertibkan jika ada peserta takbir atau masyarakat biasa yang melantunkan atau menyalakan audio takbir dengan musik remix atau disco. [] SERAMBI