HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kenapa Perokok Susah Berhenti? Dokter Paru Jelaskan Alasannya

Lentera 24.com | JAKARTA -- Bagi perokok, salah satu alasan mereka tidak berhenti dari kebiasaan buruk tersebut karena mereka seperti meras...

Lentera24.com | JAKARTA -- Bagi perokok, salah satu alasan mereka tidak berhenti dari kebiasaan buruk tersebut karena mereka seperti merasa 'sakit' ketika tidak merokok. Lalu, mengapa demikian?

Foto : Detik
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengatakan rokok memiliki semacam ada zat adiksi yang merangsang dopamine dan memicu pelepasan berbagai neurotransmitter yang memberikan efek seperti penghilang stres, penekan nafsu makan, dan badan terasa lebih fit. 

"Kalau berlangsung bertahun-tahun, ini akan membuat nyaman. Padahal ini seperti fenomena gunung es. Di satu sisi, dia merasakan nyaman akibat pelepasan dopamine tapi di sisi lain bahan kimia yang ada pada rokok sudah berproses menyebabkan masalah kesehatan seperti kerusakan pada pembuluh darah, perubahan sel menjadi sel kanker dan sebagainya," katanya kepada detikHealth, Selasa (28/5/2019).

Ketika seseorang berhenti merokok maka akan terjadi putus nikotin. Putus nikotin membuat neurotransmitter yang awalnya menjadikan perokok merasa nyaman akan mengalami beberapa efek 'kebalikan'. Badan menjadi tidak nyaman, sakit kepala, sulit tidur, cemas, stres, yang secara medis dikatakan sebagai withdrawal effect.

"Biasanya gejala ini muncul pada minggu ke 2 sampai minggu ke 12 kalau berhenti merokok dan ini menjadi salah satu tantangan jika ingin berhenti. Tiap orang berbeda withdrawal effectnya, ada yang jadi stres, sakit kepala, atau batuk-batuk," tambahnya. 

dr Agus menuturkan kalau perokok berhasil melewati masa withdrawal ini, setelah itu tidak akan muncul gejala lagi. Memang gejala ini biasanya akan sulit dilalui. Jadi jika merasa berat, tidak ada salahnya mengunjungi tim medis untuk mendapat bantuan. [] DETIK