Lentera 24.com | BANDA ACEH -- Pernyataan mengejutkan dari Kepala LPPOM MPU ACEH, Fakrurrazi, soal "garam Aceh bernajis" menuai k...
Lentera24.com | BANDA ACEH -- Pernyataan mengejutkan dari Kepala LPPOM MPU ACEH, Fakrurrazi, soal "garam Aceh bernajis" menuai kecaman keras sejumlah kalangan masyarakat, terutama masyarakat di kawasan pesisir yang menggantungkan mata pencariannya dari usaha produksi garam tradisional.
Kecaman pun bukan hanya datang dari masyarakat petani garam saja, beberapa lembaga non pemerintah juga prihatin dengan pernyataan tersebut.
Ketua Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Aceh (LEMKASPA), Samsul Bahri M.Si, mengaku sangat kecewa dan prihatin dengan pernyataan Fakrurrazi yang berdampak mengancam usaha produksi garam tradisional di Aceh.
"Ini statemen yang sangat tendisius saya rasa, dia asal ngomong, tanpa ada pertimbangan apapun, dan jelas-jelas merugikan petani garam di Aceh", tutur Samsul penuh kekesalan.
Pimpinan lembaga tersebut kepada awak media juga menyampaikan, semestinya persolan tersebut tidak perlu dipublis ke media.
"Yang harus dilakukan apabila menemukan kejanggalan di lapangan adalah menurunkan tim untuk mendampingi langsung para petani garam, agar memahami cara pengolahan sesuai standar BPOM", tegas Samsul.
Dia juga meragukan produk garam luar Aceh terkait pernyataan najis tersebut. "Siapa yang bisa jamin garam luar Aceh halal atau tidak, apakah Saudara Fakhrurrazi , bisa menjamin? saya rasa tidak", cetusnya. [] L24-007
Kecaman pun bukan hanya datang dari masyarakat petani garam saja, beberapa lembaga non pemerintah juga prihatin dengan pernyataan tersebut.
Ketua Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Aceh (LEMKASPA), Samsul Bahri M.Si, mengaku sangat kecewa dan prihatin dengan pernyataan Fakrurrazi yang berdampak mengancam usaha produksi garam tradisional di Aceh.
"Ini statemen yang sangat tendisius saya rasa, dia asal ngomong, tanpa ada pertimbangan apapun, dan jelas-jelas merugikan petani garam di Aceh", tutur Samsul penuh kekesalan.
Pimpinan lembaga tersebut kepada awak media juga menyampaikan, semestinya persolan tersebut tidak perlu dipublis ke media.
"Yang harus dilakukan apabila menemukan kejanggalan di lapangan adalah menurunkan tim untuk mendampingi langsung para petani garam, agar memahami cara pengolahan sesuai standar BPOM", tegas Samsul.
Dia juga meragukan produk garam luar Aceh terkait pernyataan najis tersebut. "Siapa yang bisa jamin garam luar Aceh halal atau tidak, apakah Saudara Fakhrurrazi , bisa menjamin? saya rasa tidak", cetusnya. [] L24-007
