HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

GEMPUR Kehabisan Rasa Sabar Pada PKS Tjg. Seumantoh PTPN 1 Langsa

Foto : Ilustrasi/analisadaily  suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Gerakan Meusapat Anti  Polusi  Udara (GEMPUR) Kabupaten Aceh Tamiang...

Foto : Ilustrasi/analisadaily 
suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Gerakan Meusapat Anti  Polusi  Udara (GEMPUR) Kabupaten Aceh Tamiang yang terdiri dari masyarakat 6 Desa sekitar Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tanjung Seumantoh menilai Managemen perusahaan PKS milik PTPN 1 Langsa tidak pro aktif dalam menjaga lingkungan yang sehat dan asri. 
Pasalnya masyarakat yang berdomisili dipermukiman sekitar lingkungan PKS saban hari tak luput dari menghirup udara berpolusi tidak sehat.
                
Hal itu diungkapkan Koordinator GEMPUR, Mustafa Kamal dalam orasinya ketika menggelar aksi unjuk rasa bersama ratusan warga terkait rasa keberatan masyarakat terhadap polusi udara yang diciptakan oleh PKS tersebut. 

Meskipun tidak menimbulkan hal yang dianggap negative dalam aksi demo itu, namun Ratusaan pengunjuk rasa yang memadati halaman terbuka dilingkungan PKS tersebut sempat mulai naik spaning su’um (panas) nya karena hingga tengah hari, tak seorangpun pejabat dari pihak PTPN 1 Langsa nongol menemui pengunjuk rasa.
                
Mustafa Kamal menegaskan, unjuk rasa yang menuntut hal yang sama pernah mereka lakukan di PKS tanjung Seumantoh pada tahun 2007 lalu. 

Namun hingga hari ini, seluruh masyarakat Desa disekitar PKS masih tetap menghirup asap hitam dan limbah abu ketel berwarna hitam pekat. Hal itu membuat rasa sabar yang dimiliki masyarakat sudah sampai pada titik batas akhir.
                
Bayangkan, dalam kurun waktu yang sangat panjang, yakni sejak tahun 2007 sampai tahun 2015,  cerobong yang menyemburkan udara yang menghantarkan ratusan ribu anak manusia menuju kepada masa depan yang penuh dengan penyakitan itu, cerobong raksasa PKS milik BUMN tak kunjung juga diperbaiki secara sempurna. 

Sangat wajar jika Mustafa Kamal selaku Koordinator GEMPUR menuntut  operasional PKS tersebut ditutup hingga keadaan limbah asap dan abu ketel tidak lagi berdampak buruk pada kesehatan manusia didaerah itu.

Sementara pihak PKS menginformasikan bahwa pembangunan cerobong asap baru akan selesai pada Agustus 2016. Bararti pihak PTPN 1 Langsa masih memberikan kesempatan kepada masyarakat disana untuk bisa menghirup udara kotor  secara leluasa dan lebih lama lagi.

Dalam orasi itu juga dikatakan, pihak PTPN 1 mencoba ingin memberikan sekantong plastik uang  dengan tujuan agar demo bisa dibatalkan. Namun siorator tidak menyebutkan secara rinci siapa oknum pejabat PTPN 1 yang mencoba melakukan penyuapan itu. 

Selain itu, pada aksi demo tersebut terungkap kalau sejumlah Datok (Kepala Desa) selalu diberi upeti sebesar Rp 250 ribu oleh pihak manajemen PKS Tanjung Seumantoh agar tidak lagi mengungkit masalah pencemaran udara yang ditimbulkan olh PKS.

Diselah-selah demo, menjawab konfirmasi sejumlah wartawan media cetak dan elektronik, Kabag Humas PTPN 1 Langsa, Syaifullah membantah kalau pihaknya ada memberikan upeti kepada sejumlah Datok. 

“Itu bukan upeti, tapi sekedar hubungan koordinasi kita dengan Kepala Desa itu”, ujar Syaifullah. (Suparmin/beritalima)