Foto : Ilustrasi/jabarmedia.com suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Tebing Sungai Tamiang di Kampong Rantau Pakam, Kecamatan Bendahara...
![]() |
Foto : Ilustrasi/jabarmedia.com |
Lebar tebing yang telah amblas ke sungai mencapai empat meter, sehingga mengancam rumah dan kebun warga yang berada di pinggir sungai tersebut.
Datok Penghulu (keuchik) Kampong Rantau Pakam, Buyung Selamat, kepada Serambi, Senin (16/11) mengatakam, tebing sungai yang amblas terjadi di Dusun Alur Cempa. Kondisinya, setiap kali air Sungai Tamiang meluap, tebing sungai terkikis dan terseret air.
“Abrasi yang awalnya hanya beberapa sentimeter, terus meluas hingga kini mencapai 250 meter, dengan lebar empat meter, hanya dalam waktu tiga minggu,” ujarnya.
Saat ini, abrasi mengancam tiga bangunan rumah warga kampong setempat. Yakni milik Jamal, Wak Anggul, dan Lung Banon.
Ketiga rumah itu sudah sangat dekat dengan tebing sungai yang terus mengalami amblas, karena tak memiliki tanggul penahan abrasi. Selain itu, delapan batang sawit warga juga sudah terseret arus sungai.
Warga khawatir, jika hujan kembali turun, debit air Sungai Tamiang kembali tinggi, dan menyebabkan rumah warga amblas ke sungai dan air membanjiri permukiman. “Saat ini curah hujan sedang tinggi, dan kampong kami terancam musibah,” tambah Buyung.
Untuk mengatasi abrasi meluas, warga secara swadaya bergotong royong meninggikan tanggul di sepanjang aliran sungai di kampong tersebut.
Hal itu dilakukan dengan cara memasukkan tanah dalam karung, dan menyusunnya di pinggir tanggul yang mengalami abrasi.
Namun, tanggul buatan warga itu, hanya bertahan satu minggu. Saat ini, puluhan karung berisi tanah itu juga sudah amblas ke sungai.
“Uang yang kami kumpul secara swadaya dari warga dan kas kampong, tidak mencukupi membuat tanggul untuk mencegah abrasi ini,” ungkapnya sedih.
Datok Penghulu Kampong Rantau Pakam ini berharap, Pemkab Tamiang segera membantu warga, dengan memerbaiki tanggul sungai yang ambruk.
Warga khawatir, air Sungai Tamiang meluap akibat tingginya curah hujan di bagian hulu sungai. Jika itu terjadi, tidak hanya Kampong Rantau Pakam yang terndam, tapi air juga akan membanjiri kampong-kampong lainnya di Kecamatan Bendahara.
“Kami berharap tanggul tersebut segera diperbaiki baik secara darurat maupun permanen. Jangan sampai saat banjir baru diperbaiki.
Kami dari pihak kampong juga sudah menghibahkan tanah yang berada di pinggir sungai, untuk pembangunan tanggul,” ujar Buyung Selamat. (md/serambinews)