perekonomian masyarakat suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Wakil Ketua I DPRK Aceh Tamiang Juanda SIP meminta Pemerintah Kabupaten ...
![]() |
perekonomian masyarakat |
"Kami berharap Pemkab Aceh Tamiang pro terhadap usaha yang bersifat pemberdayaan ekonomi rakyat kecil sehingga diberi porsi yang lebih dalam APBK untuk pembangunannya.
Jadi tidak hanya bicara soal infrastruktur yang harus selesai di akhir periode kepemimpinan Haji Hamdan Sati, karena tidak cukup itu melainkan ada hal lain yang perlu mendapat porsi lebih yakni pembangunan ekonomi kerakyatan," kata Juanda.
Dia mengatakan hal itu, usai menghadiri acara focus group discussion (FGD) yang diselenggarakan PT Pertamina EP Rantau bersama tim Lembaga Pengkajian Pemberdayaan dan Konsultasi (LP2K) dalam hal pendampingan penerima program corporate social responsibility (CSR), di balai pertemuan Desa Paya Bedi, Rantau, kemarin.
Dikatakan Juanda, jauh sebelum FGD berlangsung, Kelompok Karya Muda pernah diekspose di salah satu majalah nasional karena pretasinya yang dianggap mampu membangkitkan taraf kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat melalui pemberdayaan CSR Pertamina.
Tetapi kelompok tersebut sejauh ini tidak didampingi, sehingga belum mampu berbuat maksimal.
Menurutnya, di sini peran pemerintah daerah dituntut untuk fokus memikirkan wirausahawan dan pelaku UKM yang semakin berkembang.
Ketua DPD PAN Aceh Tamiang ini melanjutkan, Desa Paya Bedi dikelilingi oleh perkebunan kelapa sawit sehingga bahan baku usaha mereka, yakni kerajinan anyaman tepas dari pelepah kelapa sawit, mudah didapat dan melimpah.
"Cuma saat ini teknis dan marketnya saja yang belum mampu dilakukan kelompok masyarakat, jadi masih dibutuhkan pendampingan," ujarnya.
Sementara PT Pertamina EP Field Rantau diwakili staff CSR Dedi Zikrian mengatakan, pihaknya bersama LP2K akan melakukan pendampingan terhadap kelompak masyarakat penerima program CSR. Salah satunya kelompok Karya Muda di Desa Paya Bedi.
FGD yang mereka adakan dihadiri sebagai evaluasi terhadap kelompok penerima manfaat, turut dihadiri sejumlah pihak terkait di antaranya Dinas Pertanian dan Peternakan, Perindagkop dan UKM, Bappeda serta Pemberdayaan Perempuan.
PT Pertamina EP Rantau melalui program CSR memberikan bantuan mesin pembuatan tepas dan pengelolaan pakan ternak kepada kelompok tersebut.
Selain itu, PT Pertamina menghadirkan konsultan dari LP2K yang bertugas sebagai pendamping untuk memberikan pelatihan.
Ketua Kelompok Karya Muda, Efika Zana menuturkan, pihaknya masih kesulitan memasarkan tepas anyaman kelapa sawit. Lokasi yang jauh dari pusat kota menyebabkan banyak konsumen tidak tahu akan produk mereka.
"Pemesannya masih sebatas masyarakat lokal, paling jauh dari Alur Gantung, Kecamatan Kejuruan Muda," katanya. (dede/stc)