HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Jenuh Mengungsi Akibat Banjir, 2 Desa di Tamiang Minta Dibangun Tanggul

suara-tamiang.com , KARANG BARU -- Dua Desa yang berada di Daerah aliran Sungai (DAS) sungai Tamiang memohon Pemerintah Aceh untuk memban...

suara-tamiang.com, KARANG BARU -- Dua Desa yang berada di Daerah aliran Sungai (DAS) sungai Tamiang memohon Pemerintah Aceh untuk membangun tanggul dan pintu klep. Pasalnya kedua Desa pinggiran kota tersebut selalu menjadi sasaran utama banjir bila sungai Tamiang meluap.

Bahkan sebelum air sungai meluap, warga Desa Suka Jadi Kecamatan Karang Baru dan Desa Kota Lintang Kecamatan Kota Kualasimpang sudah panik karena air sungai sudah terlebih dahulu masuk dan menggenangi permukiman warga melalui alur (paret) yang tidak memiliki pintu klep.

Pantauan awak media ini, lebih dari 2 pekan permukiman warga dikedua Desa digenangi air sejak Desember 2014 lalu. Sehingga selama itu pula rumah warga yang terendam air ditinggal mengungsi di tenda tenda yang disediakan pihak BPBD dan Kepolisian setempat, terutama warga Dusun Citra III Desa Suka Jadi Kecamatan Karang Baru dan warga Dusun Al Ikhsan Desa Kota Lintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.

Kepala Dusun Citra III Desa Suka Jadi, M.Amin ketika ditemui wartawan media ini yang masih mengungsi dikediaman orang tuanya menyebutkan, genangan air masih saja bertahan merendam puluhan rumah penduduk, air sungai tersebut masuk kedaerah permukiman padat penduduk sebelum debit air sungai meluap.

Kepada media ini M.Amin menjelaskan, untuk mengatasi banjir agar tidak masuk dan merendam permukiman warga hanya dengan dibuatnya tanggul disepanjang bantaran sungai yang rendah.

“Kami memohon kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang maupun Pemerintah Provinsi Aceh untuk membangun tanggul sekaligus pintu air. Saya kira tiada solusi lain kecuali hanya dengan cara itu untuk mengatasi masalah banjir yang kerap merendam permukiman kami”, tutur M.Amin.

Menurut M.Amin, letak Desanya tersebut merupakan daerah dataran rendah, sehingga bila hujan lebat selama 2 jam di hulu sungai, maka sudah dapat dipastikan, beberapa jam kemudian air sungai akan merendam perkampungan mereka.

“Kami harap, bantaran sungai yang rendah di Desa kami yang sepanjang sekitar 2 Km segera dibangun berikut pintu klepnya, sebab jenuh rasanya untuk tidur ditenda tenda pengungsian”, jelas amin.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dusun Al Ikhsan Desa Kota Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang, Suparno. Di Desa Suparno, daerah rendah yang merupakan pintu masuknya luapan air sungai Tamiang yang harus dibuat tanggul sepanjang 1, 2 Km.

“Setiap banjir melimpah kerumah rumah penduduk, pasti kerugian akibat banjir yang diderita warga jumlahnya tidak sedikit, baik dari segi kerusakan bangunan fisik (rumah) berkontruksi kayu, perabotan rumah tangga serta tanaman”, ujar Suparno. (Suparmin/STC)