suara-tamiang.com , LANGSA -- Untuk mencegah masuknya narkoba yang kian marak beredar di Aceh Timur yang disinyalir melalui jalur pesisi...
suara-tamiang.com, LANGSA -- Untuk mencegah masuknya narkoba yang kian marak beredar di Aceh Timur yang disinyalir melalui jalur pesisir laut, oleh karenanya Pemerintah Daerah (Pemda) Aceh Timur harus segara membuka pantai pariwisata Islami. Demikian pernyataan yang disampaikan oleh H. A. Muthallib Ibrahim SE SH MS.i Direktur LBH Iskandar Muda di Kepada Wartawan di Langsa. Senin (26/1).
Ada beberapa jalur laut yang disinyalir kuat selama ini menjadi tempat 'nyaman' bagi pemasok narkotika jenis sabu-sabu dan lainnya melalui jalur-jalur tikus yang ada disepanjang pesisir laut Aceh Timur. Jelas H Taleb sapaan akrabnya yang juga sebagai Wakil Ketua PWI Aceh.
"Oleh karena Pemda Aceh Timur harus segera membuka kembali pariwisata Islami seperti di daerah Kuala Peurelak, Kuala Idi, Kuala Idi Cut dan Pantai Simpang Ulim yang selama ini ditutup," katanya.
Masih menurutnya, sebenarnya dilokasi wisata tersebut bila dikelola secara baik dan mengedepankan Syariat Islam maka dengan sendirinya bisa memakmuran masyarakat setempat dan menciptakan lapangan kerja warga serta dapat menambah PAD daerah. Jelasnya
Nantinya masyarakat bisa menjual segala kebutuhan permintaan para pengunjung dan dilakukan pengelolaan yang baik, sepenuhnya percayakan dan tempatkan Satpol PP/WH Aceh Timur untuk memonitoring di lokasi wisata tersebut.
Apabila semua pantai wisata yang ada di Aceh Timur dapat dibuka untuk masyarakat umum, kita yakin tingkat peredaran narkoba bisa ditekan. "Kalau daerah wisata itu dibuka kecil kemungkinan narkoba masuk, banyak narkoba di Atim masukannya dari negeri Malaysia melalui pantai," kata H Taleb yang juga tokoh masyarakat Aceh Timur itu.
Ini harus menjadi perhatian serius bagi Pemda setempat mengingat sejauh ini kian maraknya narkoba yang tertangkap kian hari makin merajalela di Aceh khususnya Aceh Timur, generasi penerus ada ditangan para anak cucu kita dan ini sedini mungkin harus kita cegah untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa. Imbuhnya.
Jangan sampai Serambi Mekah yang kita cintai berubah namanya menjadi Serambi Sabu-Sabu (SSS). Ujarnya H Taleb miris. (Saiful Alam/STC).
Ada beberapa jalur laut yang disinyalir kuat selama ini menjadi tempat 'nyaman' bagi pemasok narkotika jenis sabu-sabu dan lainnya melalui jalur-jalur tikus yang ada disepanjang pesisir laut Aceh Timur. Jelas H Taleb sapaan akrabnya yang juga sebagai Wakil Ketua PWI Aceh.
"Oleh karena Pemda Aceh Timur harus segera membuka kembali pariwisata Islami seperti di daerah Kuala Peurelak, Kuala Idi, Kuala Idi Cut dan Pantai Simpang Ulim yang selama ini ditutup," katanya.
Masih menurutnya, sebenarnya dilokasi wisata tersebut bila dikelola secara baik dan mengedepankan Syariat Islam maka dengan sendirinya bisa memakmuran masyarakat setempat dan menciptakan lapangan kerja warga serta dapat menambah PAD daerah. Jelasnya
Nantinya masyarakat bisa menjual segala kebutuhan permintaan para pengunjung dan dilakukan pengelolaan yang baik, sepenuhnya percayakan dan tempatkan Satpol PP/WH Aceh Timur untuk memonitoring di lokasi wisata tersebut.
Apabila semua pantai wisata yang ada di Aceh Timur dapat dibuka untuk masyarakat umum, kita yakin tingkat peredaran narkoba bisa ditekan. "Kalau daerah wisata itu dibuka kecil kemungkinan narkoba masuk, banyak narkoba di Atim masukannya dari negeri Malaysia melalui pantai," kata H Taleb yang juga tokoh masyarakat Aceh Timur itu.
Ini harus menjadi perhatian serius bagi Pemda setempat mengingat sejauh ini kian maraknya narkoba yang tertangkap kian hari makin merajalela di Aceh khususnya Aceh Timur, generasi penerus ada ditangan para anak cucu kita dan ini sedini mungkin harus kita cegah untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa. Imbuhnya.
Jangan sampai Serambi Mekah yang kita cintai berubah namanya menjadi Serambi Sabu-Sabu (SSS). Ujarnya H Taleb miris. (Saiful Alam/STC).