Lentera 24.com | KARANG BARU -- Pada momentum peringatan dirgahayu HUT RI ke-68 di Kabupaten Aceh Tamiang, Pemkab menggelar upacara bersama...
Lentera24.com | KARANG BARU -- Pada momentum
peringatan dirgahayu HUT RI ke-68 di Kabupaten Aceh Tamiang, Pemkab menggelar
upacara bersama unsur Forkompimda (forum komunikasi pimpinan daerah),
TNI/Polri, PNS, LSM, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Pelajar,
Ormas/OKP di Lapangan Tribun Komplek Perkantoran Setdakab Atam, Sabtu (17/8)
kemarin, dimulai dari pukul 09.30 Wib.
Rangkaian peringatan HUT RI ke-68 kali ini di Kabupaten Aceh Tamiang,
pada Minggu (18/8) Pemkab Atam melaksanakan karnaval budaya yang diperagakan
melalui busana dari berbagai daerah di Indonesia yang dikenakan oleh pelajar
mulai dari SD, SMP dan SMA se-Aceh Tamiang.
Berdasarkan pantauan STC
dilapangan, Bupati Atam, Hamdan Sati, ST bertindak sebagai Inspektur Upacara
(Irup). Kemudian, sebagai pembaca naskah Proklamasi oleh Ketua DPR Atam, Ir. Rusman.
Komandan upacara pada peringatan HUT RI ke-68 di Kabupaten Aceh Tamiang
dipimpin oleh Komandan Kompi A (Danki A) Kapt (Inf) Abu Hanifah.
Meski cuaca pada peringatan dirgahayu HUT RI ke-68 itu menggulita
karena hujan gerimis mengguyur peserta upacara, mereka bersemangat mengikuti
upacara hingga berakhirnya rangkaian acara yang dibacakan oleh protokoler
upacara. Peringatan HUT RI ke-68 tahun ini, Pemerintah telah menetapkan tema “Mari
Kita Jaga Stabilitas Politik Dan Pertumbuhan Ekonomi Kita, Guna Meningkatkan
Kesejahteraan Rakyat “.
Adapun makna yang terkandung dalam makna tersebut adalah untuk
mengajak kita semua untuk menumbuh kembangkan semangat kolektif seluruh elemen
bangsa agar dapat berkontribusi secara positif dalam mewujudkan kesejahteraan
rakyat melalui terjaganya pertumbuhan ekonomi, didukung oleh stabilitas politik
yang kuat dan keamanan yang kondusif.
Dalam amanatnya Bupati Hamdan
Sati mengajak seluruh anggota dan instansi lainnya untuk bisa memaknai arti
dari sebuah Kemerdekaan dan selalu menjaga stabilitas keamanan negara. “Mari
kita jaga apa yang telah diberikan oleh Pahlawan terdahulu kepada kita sebagai
penerus bangsa Indonesia”, ujarnya.
Selain itu, pasukan pengibar bendera (Paskibra) yang terdiri dari
pelajar yang direkrut dari berbagai SMA se-Aceh Tamiang dan didukung pasukan
prajurit Bataliyon 111/KB Tualang Cut tampak gagah dan berwibawa memasuki
lapangan hingga menaikkan sang saka merah putih hingga ke pucuk tiang.
Sayangnya, peserta upacara yang awalnya bersemangat kendur saat akan
berakhir upacara. Hasil pantauan, peserta upacara dari unsur SKPD tampak keluar
dari barisan dan nongkrong sambil menghisap sebatang rokok, dan ada pula yang
memakan kue karena belum mengisi lambung saat hendak menghadiri upacara HUT RI
ke-68.
“Cuaca gerimis begini, membuat perut kosong bang. Lagian, kami di
barisan belakang kan tidak kelihatan dari depan?, lima menit lagipun acara
selesai, jadi santai-santai aja dulu bang”, ujar salah seorang peserta upacara
kepada media online ini.
Usai upacara peringatan dirgahayu HUT RI ke-68, Pemkab Aceh Tamiang
menggelar perlombaan dayung sampan yang dilaksanakan disepanjang bantaran
sungai tamiang. Garis start dimulai dari pelabuhan yang berada di Kecamatan
Kota Kualasimpang.
Titik start dimulainya karnaval budaya tersebut, diambil dari Lapangan
Sepakbola Kota Kualasimpang persisnya di Pelabuhan Kota Kualasimpang. Para
pelajar tersebut tampak sumringah saat berjalan beriring-iringan mengitari
jalan disepanjang Kota Kualasimpang. Yang disaksikan oleh ribuan pasang mata
warga Kabupaten Aceh Tamiang.
Hasil pantauan arus lalulintas di sepanjang jalan umum medan-banda
aceh terjadi antrian panjang kendaraan roda empat dan roda dua, akibat
ditutupnya ruas jalan yang digunakan untuk pawai karnaval budaya yang dilepas
oleh Bupati Hamdan Sati dan Kepala Dinas Dikjar, Izwardi, SIP.
Kemacetan itu berlangsung hampir dua jam, namun petugas Satlantas
Polres Atam tidak dapat mengantisipasi antrian panjang kendaraan tersebut. Terkait
kemacetan itu, awak STC mencoba
mengkonfirmasi Kasat Lantas, AKP Eko Purwanto namun tidak berhasil ditemui, dan
selulernya tidak dapat dijangkau. [] STC