HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Tim Terpadu Garuk Belasan Anak Punk di Langsa

suara-tamiang.com: |  Tim terpadu lintas instansi merazia pengunjung Lapangan Merdeka Kota Langsa, Rabu (20/3) malam. Tim ini berhasil me...

suara-tamiang.com: |  Tim terpadu lintas instansi merazia pengunjung Lapangan Merdeka Kota Langsa, Rabu (20/3) malam. Tim ini berhasil menggaruk 15 anak punk, tiga di antaranya wanita. 

Satu orang malah diamankan bersama bayinya di lapangan tersebut. 

Setelah dilakukan tes urine, seluruh anak punk itu ternyata positif mengonsumsi narkoba.

Operasi penertiban anak punk (people united not kingdom) itu melibatkan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Mobilitas Penduduk (Dinsosnakermobduk), Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH), Kepolisian Resor (Polres), dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Langsa.

Terlihat di antara tim itu Kepala Dinsosnakermobduk Langsa Drs Mursyidin Budiman, Kabag Ops Polres Langsa Kompol Galih Indragiri SIK, Kasat Sabhara AKP Suyono, Kasatpol PP dan WH Langsa Muktarmidi SAg MA, dan Plh Camat Langsa Kota M Jamil Gade SSos.

Penertiban itu melibatkan 40 anggota Polres Langsa, 55 anggota Satpol PP dan WH, dan pegawai Dinsosnakermobduk Langsa. 

Amatan Serambi, sekitar pukul 20.30 WIB puluhan anggota Polres Langsa serta Satpol PP dan WH bergerak naik sejumlah mobil patroli dan satu truk Dinsos ke Lapangan Merdeka. 

Belasan anak punk yang berada di lapangan itu tak sempat lari jauh ketika anggota Polres dan Satpol PP dan WH Langsa mengepung mereka.Begitu tertangkap, langsung dinaikkan ke dalam truk yang sudah disiagakan. 

Selanjutnya anak-anak yang terinspirasi dari “gerakan anak jalanan penentang penguasa di Inggris” itu diangkut ke Markas Satpol PP dan WH untuk didata.Hasil pendataan, tiga dari 15 anak punk itu adalah wanita. 

Satu di antara wanita itu bahkan membawa bayinya sejak dari Lapangan Merdeka hingga ke Markas Satpol PP dan WH Langsa. 

Sebagian besar bukan warga Langsa.Setelah didata nama, umur, serta asal usulnya, ending dari penertiban itu adalah pemeriksaan tes urine oleh BNN Langsa langsung pada malam mereka diringkus. 

“Hasilnya, seluruh anak punk itu positif narkoba,” kata Kepala Dinsosnakermobduk Langsa, Drs Mursyidin Budiman ,Saat didata, seorang anak punk asal Stabat, Sumut, meracau tak karuan, karena sedang mabuk. 

Bahkan saat sejumlah petugas menginterogasinya, semua dia lawan. Akhir-akhir ini, kata Mursyidin, keberadaan anak punk di Kota Langsa semakin meresahkan msyarakat. 

Apalagi pada Selasa (19/3) malam, sesama anak punk terlibat perkelahian. Dipicu oleh rebutan cewek yang juga anak punk.

Bahkan saat bentrokan itu terjadi, jalur lalu lintas di Jalan Ahmad Yani, persisnya di sekitar rel stasiun kereta api, sempat macet. 

Di mata Kepala Dinsosnakermobduk Langsa, keberadaan komunitas punk itu bertentangan dengan hukum syariat Islam, bahkan perbuatan mereka seperti mengamen dan tindakan negatif lainnya, juga sangat bertentangan dengan etika kehidupan masyarakat Aceh.

Menurutnya, anak-anak punk itu sebagian besar berasal dari Medan, Sumatera Utara. Merekalah yang memperkenalkan ideologi Punk itu kepada anak-anak Langsa dan mengajak mereka untuk bergabung dalam komunitas ini. 

“Penertiban ini akan terus dilakukan secara kontinyu untuk membersihkan keberadaan anak punk di kota ini,” imbuh Mursyidin seraya menyebutkan, sebagian masyarakat mengaku mulai resah dan terganggu oleh keberadan anak punk di wilayah Langsa.

Kabag Ops Polres Langsa, Kompol Galih Indragiri SIK menyatakan penertiban anak-anak punk itu pantas dilakukan untuk mengurangi petologi (penyakit) masyarakat, sekaligus mendukung kebijakan Wali Kota Langsa yang ingin mewujudkan Langsa sebagai Kota Islami. 

“Kami siap membantu upaya penertiban ini sampai kapan pun,” ujarnya. | Sumber : Serambinews.com