SYAWALUDDIN | STC Dinas Pertanian Tamanan Pangan dan Hortikultura Aceh Tamiang (Atam) mampu menaikan pendapatan masyarakat dari sector t...
SYAWALUDDIN | STC
Dinas Pertanian Tamanan Pangan dan Hortikultura Aceh Tamiang (Atam) mampu menaikan pendapatan masyarakat dari sector tanaman padi di lahan terlantar setelah dioptimalisasikan hingga 200 ton gabah kering per enam bulan.
AMP melansir, dari lahan terlantar 100 hektar yang dioptimalisasikan untuk pengembangan tanaman padi IP-100 dan IP 200 mampu mendongkrak perekonomian Kabupaten Atam dilevel 90 persen per tahunnya, atau setara dengan Rp. 1,2 miliar pertahun.
“Kita akan terus optimalisasikan lahan-lahan yang sudah terlantar, untuk diberdayakan lagi, dengan merubah sistem dan pola tanam. Tentunya ditunjang dengan kontur—kegemburan tanah—yang baik, setelah dilakukan uji laboratorium”, jelas Kabid Bina Program, Mustafa, SP.
Lebih lanjut dikatakan; untuk lahan seluas 100 hektar yang telah dioptimalisasikan mampu memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Atam Rp.1,2 miliar hingga Rp.3 miliar pertahunnya dengan periodik masa tanam 2 atau 3 kali panen per tahun.
Dengan asumsi pendapatan rata-rata 1 hektar tanaman padi IP100 dan IP200 bisa menghasilkan gabah kering 1 hingga 1,3 ton. Dengan harga jual Rp.1.200 per kilonya atau Rp.15,6 juta per hektarnya untuk satu periodik masa panen.
Menurut Mustafa, saat ini pihaknya baru mampu mengembangkan 100 hektar lahan terlantar yang sudah dioptimalisasikan menjadi lahan produktif. “Baru 100 hektar dari rencana pengembangan 500 hektar lahan terlantar, kita lakukan secara bertahap”.
Dia berjanji untuk tahun anggaran 2012 ini ada tiga komoditi unggulan Distan Atam, selain pengembangan Padi IP100 dan IP200, Distan Atam juga melakukan penanaman Kedelai dan Jagung sebagai akselirasi pemanfaatan lahan-lahan terlantar.
Selain untuk menunjang peningkatan PAD dan income perkapita masyarakat Atam juga menyahuti program pengembangan menuju Aceh sebagai propinsi swasembada pangan nasional. Kecuali itu; menyiasati krisis pangan jelang cuaca ektrem kedepan. (***) journalistfoto07@gmail.com
Dinas Pertanian Tamanan Pangan dan Hortikultura Aceh Tamiang (Atam) mampu menaikan pendapatan masyarakat dari sector tanaman padi di lahan terlantar setelah dioptimalisasikan hingga 200 ton gabah kering per enam bulan.
AMP melansir, dari lahan terlantar 100 hektar yang dioptimalisasikan untuk pengembangan tanaman padi IP-100 dan IP 200 mampu mendongkrak perekonomian Kabupaten Atam dilevel 90 persen per tahunnya, atau setara dengan Rp. 1,2 miliar pertahun.
“Kita akan terus optimalisasikan lahan-lahan yang sudah terlantar, untuk diberdayakan lagi, dengan merubah sistem dan pola tanam. Tentunya ditunjang dengan kontur—kegemburan tanah—yang baik, setelah dilakukan uji laboratorium”, jelas Kabid Bina Program, Mustafa, SP.
Lebih lanjut dikatakan; untuk lahan seluas 100 hektar yang telah dioptimalisasikan mampu memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Atam Rp.1,2 miliar hingga Rp.3 miliar pertahunnya dengan periodik masa tanam 2 atau 3 kali panen per tahun.
Dengan asumsi pendapatan rata-rata 1 hektar tanaman padi IP100 dan IP200 bisa menghasilkan gabah kering 1 hingga 1,3 ton. Dengan harga jual Rp.1.200 per kilonya atau Rp.15,6 juta per hektarnya untuk satu periodik masa panen.
Menurut Mustafa, saat ini pihaknya baru mampu mengembangkan 100 hektar lahan terlantar yang sudah dioptimalisasikan menjadi lahan produktif. “Baru 100 hektar dari rencana pengembangan 500 hektar lahan terlantar, kita lakukan secara bertahap”.
Dia berjanji untuk tahun anggaran 2012 ini ada tiga komoditi unggulan Distan Atam, selain pengembangan Padi IP100 dan IP200, Distan Atam juga melakukan penanaman Kedelai dan Jagung sebagai akselirasi pemanfaatan lahan-lahan terlantar.
Selain untuk menunjang peningkatan PAD dan income perkapita masyarakat Atam juga menyahuti program pengembangan menuju Aceh sebagai propinsi swasembada pangan nasional. Kecuali itu; menyiasati krisis pangan jelang cuaca ektrem kedepan. (***) journalistfoto07@gmail.com
