Partai Demokrat disebut hanya memiliki waktu sampai September 2012 atau satu setengah tahun sebelum Pemilu 2014 untuk memper...
Partai Demokrat disebut hanya memiliki waktu sampai September 2012
atau satu setengah tahun sebelum Pemilu 2014 untuk memperbaiki
keadaan di internal partai. Jika sampai September kisruh tak
terselesaikan, maka sulit bagi Demokrat untuk menaikkan elektabilitas
partai.
"Kalau sampai September soliditas, konsolidasi internal
tidak terjadi, yah 10 persen aja (elektabilitas). Kalau bisa
diselesaikan September, Partai Demokrat akan aman," kata Sukardi Rinakit
peneliti Soegeng Sarjadi Syndicate di Gedung Komplek Parlemen Senayan,
Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Sukardi memprediksi Partai Demokrat
tak akan turun di bawah 10 persen atau menjadi parpol kecil meskipun
kisruh tak terselesaikan. Dia juga memperkirakan kenaikan elektabilitas
Demokrat hanya sekitar tiga persen dari angka saat ini jika kisruh itu
dapat diselesaikan.
Sukardi menambahkan, penurunan elektabilitas
Partai Demokrat memang kenyataan, bukan hasil rekayasa dari lembaga
survei. Jika ada rekayasa, kata dia, tidak mungkin berbagai lembaga
survei sampai menyebut hal yang sama.
Sebelumnya, hasil jajak
pendapat Lingkaran Survei Indonesia menempatkan Demokrat di urutan
ketiga dengan angka sebesar 11,3 persen. Di atas Demokrat, klaim LSI,
yakni Partai Golkar dengan angka 20,9 persen, lalu PDI Perjuangan 14
persen.
Adapun survei Soegeng Sarjadi Syndicate menempatkan
Demokrat juga di posisi ketiga dengan tingkat dukungan sebesar 10,7
persen. Di atas Demokrat yakni Partai Golkar sebesar 23 persen, dan
PDI-P 19,6 persen.
"Turunnya Partai Demokrat karena ada image yang
berubah di masyarakat. Menurut saya, ini menyangkut karakter kita yang
mudah lupa, mudah bosan, mudah kasihan. Kita secara kultural tidak suka
melihat konflik terus menerus," ucapnya.
Ketua DPP Partai
Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, berdasarkan AD/ART partai, tidak ada
peluang untuk menggantikan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.
Namun,
Ruhut berharap agar partai memikirkan terus menurunkan elektabilitas
partai. Dalam sebulan terakhir saja, kata dia, elektabilitas Demokrat
sudah turun tiga persen.
Apalagi, lanjut anggota Komisi III itu,
tidak ada jaminan kalau Anas tidak akan terjerat oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi nantinya. Ruhut menyinggung baru terjeratnya
Miranda S Goeltom terkait perkara suap cek perjalanan Deputi Gubernur
Senior Bank Indonesia setelah orang-orang yang terlibat bebas dari
penjara.