Ishak Idris, (74), yang lebih dikenal dengan pangilan Yahwa, penduduk Gampong Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang yang selama ini be...
Ishak Idris, (74), yang lebih dikenal dengan pangilan Yahwa,
penduduk Gampong Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang yang selama ini
bergiat melestarikan lingkungan dan adat di Pulau Sabang, akhirnya meraih
Kapaltaru kategori Perintis Lingkungan 2012.
Anugerah penghargaan yang diterima oleh sosok yang telah
mengabdikan dia dan berjasa untuk menyelamatkan dan memelihara lingkungan itu
diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta , Selasa (5/6) dalam Peringatan Hari
Lingkungan Hidup Sedunia.
Kedatangan Ishak Idris sebagai penerima Kalpataru di pelabuhan Balohan Sabang, Senin (11/6) disambut Sekdako Sabang Amiruddin SE, jajaran kepala dinas dan masyarakat pulau ini. Sebelum diarak keliling Kota Sabang, Ishak Idris yang baru tiba di Pulau Weh ditepungtawari (peusijuk) oleh sejumlah tokoh masyarakat Iboih.
Sosok Ishak Idris dikenal masyarakat setempat sangat sederhana dan senantiasa berpegang teguh pada aturan. Dia selalu aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Dia juga pernah menjabat sebagai tuha peut Gampong Iboih, Kecamatan Sukakarya, selama empat tahun.
Meski telah berumur lebih 70 tahun, Ishak Idris masih gigih berperan bersama Panglima Laot--dalam tradisi Aceh adalah penguasa wilayah laut--terhadap segala kegiatan dan kehidupan nelayan. Mereka merumuskan dan menyosialisasikan aturan adat Laot Lhok Iboih terkait dengan pelestarian pesisir.
Salah satu upaya yang dilakukannya dengan memberikan pengetahuan dan bimbingan tentang arti penting hukum adat laot kepada seluruh masyarakat, khususnya nelayan di Lhok Iboih. Itu sudah digelutinya selama 35 tahun.
Pemandu wisata
Kedatangan Ishak Idris sebagai penerima Kalpataru di pelabuhan Balohan Sabang, Senin (11/6) disambut Sekdako Sabang Amiruddin SE, jajaran kepala dinas dan masyarakat pulau ini. Sebelum diarak keliling Kota Sabang, Ishak Idris yang baru tiba di Pulau Weh ditepungtawari (peusijuk) oleh sejumlah tokoh masyarakat Iboih.
Sosok Ishak Idris dikenal masyarakat setempat sangat sederhana dan senantiasa berpegang teguh pada aturan. Dia selalu aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Dia juga pernah menjabat sebagai tuha peut Gampong Iboih, Kecamatan Sukakarya, selama empat tahun.
Meski telah berumur lebih 70 tahun, Ishak Idris masih gigih berperan bersama Panglima Laot--dalam tradisi Aceh adalah penguasa wilayah laut--terhadap segala kegiatan dan kehidupan nelayan. Mereka merumuskan dan menyosialisasikan aturan adat Laot Lhok Iboih terkait dengan pelestarian pesisir.
Salah satu upaya yang dilakukannya dengan memberikan pengetahuan dan bimbingan tentang arti penting hukum adat laot kepada seluruh masyarakat, khususnya nelayan di Lhok Iboih. Itu sudah digelutinya selama 35 tahun.
Pemandu wisata
Di antara aturan adat laot (laut, red) itu, misalnya saat
menangkap ikan. Ketika menangkap ikan, panglima laot berhak memerintahkan
larangan yang mengikat masyarakat adat di wilayahnya. Selain itu, kewenangan
Panglima Laot sebagai pengelola wilayah tugasnya adalah melakukan koordinasi
kepentingan nelayan dengan pemerintah.
Menurut kakek yang sudah mempunyai enam cucu ini, selain aktif sebagai pegiat lingkungan, dia juga bekerja sebagai pemandu wisata di pantai Teupen Laye, Iboih. Dia membawa pengunjung yang ingin menikmati keindahan taman laut dengan menggunakan perahu sebagai tambahan mata pencarian untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Berawal dari keinginan kuat untuk menjaga kelestarian lingkungan selama puluhan tahun dan wujud dari penataan yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemda, kawasan Iboih kini telah menjadi salah satu lokasi wisata faovorit yang paling ramai dikunjungi di Sabang dan telah banyak mengalami perubahan.
Selaku aktivis lingkungan, dia terus berkiprah menyumbangkan berbagai pemikiran sebagai awal dan cikal-bakal tumbuhnya semangat masyarakat di daerah menjaga keasrian dan indahnya alam Pulau Weh sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh yang telah dikenal hingga ke mancanegara.
Sambil terharu Ishak Idris menuturkan, dia tak pernah bermimpi atau berharap mendapatkan penghargaan.
"Saya rasanya saya tidak percaya bisa masuk sebagai penerima penghargaan Kalpataru tahun 2012," ungkapnya.
Menyadari pentingnya pesisir pantai, mendorong Ishak Idris menggiatkan kembali menamam mangrove atau pohon bakau untuk mencegah kerusakan lebih lanjut di sejumlah kawasan di Sabang. Bersama penggiat lingkungan lainnya dia melakukan penanaman kembali bakau di kawasan pesisir pada awal 2006.
Selaku pegiat lingkunagan dan adat laot, pria kelahiran Sabang pada 1939 itu selalu berkeinginan kuat bersama masyarakat setempat mengembangkan kembali tanaman bakau. selain bermanfaat sebagai penahan ombak juga berfungsi sebagai penghijauan di wilayah pesisir pantai.
Terjaganya hukum adat laot dan lingkungan khususnya di Lhok Iboih, tidak terlepas dari rasa kesadaran masyarakat untuk saling bekerja sama memelihara, menjaga dan berpartisipasi langsung dalam menjaga kelestarian lingkungan, katanya.
Kalpataru
Menurut kakek yang sudah mempunyai enam cucu ini, selain aktif sebagai pegiat lingkungan, dia juga bekerja sebagai pemandu wisata di pantai Teupen Laye, Iboih. Dia membawa pengunjung yang ingin menikmati keindahan taman laut dengan menggunakan perahu sebagai tambahan mata pencarian untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Berawal dari keinginan kuat untuk menjaga kelestarian lingkungan selama puluhan tahun dan wujud dari penataan yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemda, kawasan Iboih kini telah menjadi salah satu lokasi wisata faovorit yang paling ramai dikunjungi di Sabang dan telah banyak mengalami perubahan.
Selaku aktivis lingkungan, dia terus berkiprah menyumbangkan berbagai pemikiran sebagai awal dan cikal-bakal tumbuhnya semangat masyarakat di daerah menjaga keasrian dan indahnya alam Pulau Weh sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh yang telah dikenal hingga ke mancanegara.
Sambil terharu Ishak Idris menuturkan, dia tak pernah bermimpi atau berharap mendapatkan penghargaan.
"Saya rasanya saya tidak percaya bisa masuk sebagai penerima penghargaan Kalpataru tahun 2012," ungkapnya.
Menyadari pentingnya pesisir pantai, mendorong Ishak Idris menggiatkan kembali menamam mangrove atau pohon bakau untuk mencegah kerusakan lebih lanjut di sejumlah kawasan di Sabang. Bersama penggiat lingkungan lainnya dia melakukan penanaman kembali bakau di kawasan pesisir pada awal 2006.
Selaku pegiat lingkunagan dan adat laot, pria kelahiran Sabang pada 1939 itu selalu berkeinginan kuat bersama masyarakat setempat mengembangkan kembali tanaman bakau. selain bermanfaat sebagai penahan ombak juga berfungsi sebagai penghijauan di wilayah pesisir pantai.
Terjaganya hukum adat laot dan lingkungan khususnya di Lhok Iboih, tidak terlepas dari rasa kesadaran masyarakat untuk saling bekerja sama memelihara, menjaga dan berpartisipasi langsung dalam menjaga kelestarian lingkungan, katanya.
Kalpataru
Penjabat (Pj) Walikota Sabang Drs Zulkifli HS MM,
mengatakan, penghargaan Kalpataru yang diterima salah seorang masyarakat Sabang
diharapkan dapat meningkatkan kepedulian berbagai pihak akan pentingnya menjaga
kelestarian lingkungan yang berkelanjutan untuk menjadikan Sabang sebagai salah
satu tujuan wisata yang bersih dan nyaman.
Kalpataru yang diberikan pemerintah kepada Ishak Idris ini yang telah menunjukkan kepeloporannya yang telah berjuang demi pelestarian lingkungan.
Penghargaan ini merupakan yang kedua kali. Pada 2010, penduduk Sabang yang lain, Mahyiddin (Doden) juga meraih Kalpataru di bidang lingkungan.
Diungkapkan, sejak puluhan tahun lalu, Pulau Weh (Sabang) telah dicanangkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh. Ini akhirnya menggugah para penggiat lingkungan dan masyarakat untuk menjaga keindahan alam Sabang yang menyatu dengan masyarakatnya.
Pulau Weh memiliki keindahan alam luar biasa. Sebagai daerah wisata, potensinya antara lain danau, sumber air panas, hutan lindung dan cagar budaya.
Diakui, kiprah dan peran pemerhati lingkungan bersama segenap komponen masyarakat sangat penting dalam memajukan Sabang sebagai salah satu daerah tujuan wisata, terutama dalam menyahuti berbagai program pengembangan kelestarian lingkungan daerah pesisir yang selama ini terus digalakkan.
Penghijauan daerah pesisir memiliki arti sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan. Ini patut didukung semua pihak. Dengan tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan, berarti kita ikut membangun Sabang menjadikota yang indah dan sejuk.
Upaya yang dilakukan Ishak Indris hendaknya terus dikembangkan dan menjadi motivasi masyarakat Sabang.
"Pemko Sabang dan masyarakat sangat bangga pada tahun 2012 ini, warga Sabang Ishak Idris yang selama ini telah bekerja keras sebagai penggiat lingkungan dan Adat Laot menerima penghargaan Kalpataru," ungkap Zulkifli. | Mustakim, analisadaily
Kalpataru yang diberikan pemerintah kepada Ishak Idris ini yang telah menunjukkan kepeloporannya yang telah berjuang demi pelestarian lingkungan.
Penghargaan ini merupakan yang kedua kali. Pada 2010, penduduk Sabang yang lain, Mahyiddin (Doden) juga meraih Kalpataru di bidang lingkungan.
Diungkapkan, sejak puluhan tahun lalu, Pulau Weh (Sabang) telah dicanangkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh. Ini akhirnya menggugah para penggiat lingkungan dan masyarakat untuk menjaga keindahan alam Sabang yang menyatu dengan masyarakatnya.
Pulau Weh memiliki keindahan alam luar biasa. Sebagai daerah wisata, potensinya antara lain danau, sumber air panas, hutan lindung dan cagar budaya.
Diakui, kiprah dan peran pemerhati lingkungan bersama segenap komponen masyarakat sangat penting dalam memajukan Sabang sebagai salah satu daerah tujuan wisata, terutama dalam menyahuti berbagai program pengembangan kelestarian lingkungan daerah pesisir yang selama ini terus digalakkan.
Penghijauan daerah pesisir memiliki arti sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan. Ini patut didukung semua pihak. Dengan tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan, berarti kita ikut membangun Sabang menjadi
Upaya yang dilakukan Ishak Indris hendaknya terus dikembangkan dan menjadi motivasi masyarakat Sabang.
"Pemko Sabang dan masyarakat sangat bangga pada tahun 2012 ini, warga Sabang Ishak Idris yang selama ini telah bekerja keras sebagai penggiat lingkungan dan Adat Laot menerima penghargaan Kalpataru," ungkap Zulkifli. | Mustakim, analisadaily