HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Badai Renggut Dua Nyawa Anggota Tim Survey Proyek PLTA

Badai yang menerjang sejumlah wilayah Aceh sejak Jumat (25/6) pagi merenggut dua nyawa anggota tim survei proyek Pembangkit Listrik Tenaga...

Badai yang menerjang sejumlah wilayah Aceh sejak Jumat (25/6) pagi merenggut dua nyawa anggota tim survei proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Beutong Ateuh yang sedang bertugas di kawasan hutan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya. Kedua korban yang merupakan adik abang tersebut tewas terimpit pohon kayu besar yang tumbang menimpa gubuk peristirahatan di tengah hutan.

Musibah merenggut nyawa itu terjadi Jumat (25/5) siang sekitar pukul 12.30 WIB ketika badai menerjang belantara Beutong Ateuh. Selain dua korban tewas, beberapa anggota tim lainnya luka-luka, termasuk dua luka parah. Berita duka itu sendiri baru menyebar ke berbagai kalangan di Nagan Raya pada Jumat malam.

Menurut informasi yang dihimpun Serambi, korban tewas akibat terimpit pohon tumbang tersebut masing-masing M Taufit (35) dan Ericon Hidayat (38). Keduanya merupakan saudara kandung (adik abang), warga Tegal Sari III, Kecamatan Medan Area, Medan, Sumatera Utara. Taufit dan Ericon merupakan karyawan PT Karya Aris, perusahaan konsultan yang sedang melakukan survei untuk proyek PLTA Beutong Ateuh.

Pada Jumat siang itu, sebanyak 10 pekerja, yang terdiri lima orang asal Medan dan lima lainnya pekerja lokal dari Nagan Raya beristirahat di gubuk yang berada di kawasan kilometer 17 arah Beutong Ateuh dari Ulee Jalan, ibu kota Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya. Lokasi gubuk itu sendiri berada pada kedalaman sekitar satu kilometer dari pinggiran jalan.

Saat anggota tim survei tersebut sedang beristirahat sambil makan siang di dalam gubuk, tiba-tiba badai menerjang. Sebatang pohon kayu besar berdiameter sekitar dua meter tumbang menimpa gubuk.

Dari 10 orang yang sedang berada di dalam gubuk, dua di antaranya yaitu M Taufit dan Ericon Hidayat tewas seketika. Tubuh mereka terimpit dan terjepit di bawah pohon kayu besar itu. Sedangkan yang lainnya mengalami luka-luka, termasuk dua orang luka parah, yaitu Abdul Sani (40) warga Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong dan seorang lagi belum diketahui identitasnya.

Dibantu rekan-rekannya yang selamat, semua korban luka-luka berhasil dikeluarkan dari lokasi musibah dan tiba di RSUD Nagan Raya pada Jumat malam sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itulah kabar duka di belantara Beutong itu diketahui oleh berbagai pihak di ibu kota kabupaten. Menurut informasi, korban luka-luka akhirnya dirujuk ke RSUZA Banda Aceh.

Evakuasi jenazah
Pada Sabtu pagi kemarin, satu tim evakuasi dan penyelamat yang berjumlah 50 orang dari unsur BPBD Nagan Raya, TNI/Polri, dan Brimob Kompi V Kuala bergerak ke lokasi kejadian. Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam, tim yang dipimpin langsung oleh Kapolres Nagan Raya, AKBP Heri Heryandi tersebut tiba di lokasi.

Kapolres Nagan Raya, AKBP Heri Heryandi kepada Serambi, Sabtu (26/5) malam mengatakan, setelah tiba di lokasi, tim langsung bekerja untuk mengeluarkan jenazah Taufit dan Ericon dari himpitan kayu besar. Proses untuk membebaskan jenazah Taufit dan Ericon dari himpitan pohon berlangsung hingga Sabtu malam kemarin sekitar pukul 19.00 WIB. “Tingkat kesulitannya tergolong tinggi. Untuk mengeluarkan korban, tim harus memotong-motong pohon tumbang itu dengan gergaji mesin. Cuaca ketika proses evakuasi juga sangat buruk,” kata Kapolres Nagan Raya.

Setelah dikeluarkan dari himpitan pohon, tim harus bekerja keras lagi untuk membawa jenazah korban ke badan jalan dengan menaiki tebing curam dan hutan belantara sejauh lebih kurang satu kilometer. Hingga pukul 21.00 WIB tadi malam, jenazah kedua korban dilaporkan masih dalam proses evakuasi ke ibu kota kabupaten.

Menurut Kapolres Heri Heryandi, karena keterbatasan alat dan fasilitas pengawet jenazah di RSUD Nagan Raya, kemungkinan besar jasad kedua korban akan dibawa ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Kepala BPBD Nagan Raya, Mawardi menyatakan lega atas keberhasilan tim mengevakuasi kedua jenazah korban meski untuk tugas itu membutuhkan waktu panjang dan tenaga ekstra. | Serambinews.com