Puluhan hektare sawah di Kampung Pante Cempa Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang terendam banjir dan mengakibatkan pa...
Puluhan hektare sawah di Kampung Pante Cempa Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten
Aceh Tamiang terendam banjir dan mengakibatkan padi yang di tanam petani rusak
dan hancur, sehingga petani di taksir mengalami kerugian puluhan Juta Rupiah.
Hal tersebut dikatakan M. Hendra Vramenia, SH, Sekretaris Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan Tunas Muda) Desa Pante Cempa via seluler, Senin (30/4) kemarin.
Menurut Hendra, "Banjir yang menggenangi sawah petani berasal dari air hujan yang terjadi berturut turut selama tiga hari, dari hari Jumat hingga hari Minggu (29/05). Sawah yang terendam banjir tersebut di perkirakan mencapai 25 Hektar," ujarnya.
Lebih jauh Hendra menjelaskan, "Saat ini sawah petani baru selesai melaksanakan pengolahan tanah, menaburkan pupuk kompos, pupuk urea dan penanaman bibit padi," katanya.
Masih katanya, "Jadi bibit yang baru di tanam rusak akibat arus air banjir yang sangat kencang dan ada yang sebagian busuk akibat terlalu lama terendam banjir," sebut Hendra.
Jadi kerugian masyarakat meliputi biaya pengolahan tanah, pembelian bibit padi, pembelian pupuk kompos dan pembelian pupuk urea, dengan komposisi dalam 1 hektere (625 kg pupuk kompos dan 100 kg pupuk urea).
"Harga pupuk kompos dipasaran mencapai Rp. 2.000/kg dan pupuk Urea Rp. 3.000/kg. Perhektarnya, petani mengalami kerugian Rp. 1.550.000, di kalikan 25 Ha, hampir mencapai Rp. 38.750.000," rinci Sekretaris Gapoktan Tunas Muda itu.
Harapan petani di tiga kampung dalam Kecamatan Bandar Pusaka melalui Gapoktan Tunas Muda kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang agar dapat membantu meringankan kerugian yang dialami petani padi tersebut. (Rico. F)
Hal tersebut dikatakan M. Hendra Vramenia, SH, Sekretaris Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan Tunas Muda) Desa Pante Cempa via seluler, Senin (30/4) kemarin.
Menurut Hendra, "Banjir yang menggenangi sawah petani berasal dari air hujan yang terjadi berturut turut selama tiga hari, dari hari Jumat hingga hari Minggu (29/05). Sawah yang terendam banjir tersebut di perkirakan mencapai 25 Hektar," ujarnya.
Lebih jauh Hendra menjelaskan, "Saat ini sawah petani baru selesai melaksanakan pengolahan tanah, menaburkan pupuk kompos, pupuk urea dan penanaman bibit padi," katanya.
Masih katanya, "Jadi bibit yang baru di tanam rusak akibat arus air banjir yang sangat kencang dan ada yang sebagian busuk akibat terlalu lama terendam banjir," sebut Hendra.
Jadi kerugian masyarakat meliputi biaya pengolahan tanah, pembelian bibit padi, pembelian pupuk kompos dan pembelian pupuk urea, dengan komposisi dalam 1 hektere (625 kg pupuk kompos dan 100 kg pupuk urea).
"Harga pupuk kompos dipasaran mencapai Rp. 2.000/kg dan pupuk Urea Rp. 3.000/kg. Perhektarnya, petani mengalami kerugian Rp. 1.550.000, di kalikan 25 Ha, hampir mencapai Rp. 38.750.000," rinci Sekretaris Gapoktan Tunas Muda itu.
Harapan petani di tiga kampung dalam Kecamatan Bandar Pusaka melalui Gapoktan Tunas Muda kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang agar dapat membantu meringankan kerugian yang dialami petani padi tersebut. (Rico. F)