Hujan yang mengguyur Aceh Tamiang membuat beberapa ruas jalan kecamatan di kabupaten itu terendam karena meluapnya air sungai Tenggulun. M...
Hujan yang mengguyur Aceh Tamiang membuat beberapa ruas jalan kecamatan di kabupaten itu terendam karena meluapnya air sungai Tenggulun. Menurut keterangan Camat Tenggulun, Rafie Jumat (13/11) mengatakan, beberapa titik jalan kecamatan yang sempat terendam akibat meluapnya sungai Tenggulun itu, antara lain, jalan menuju Dusun Termal, Desa Simpang Kiri, sepanjanga 500 meter. Warga sudah menggunakan sampan pergi dan pulang menuju rumah mereka karena ketinggian air mencapai satu meter.
Kemudian jalan proyek Dusun Suka Damai, Desa Tenggulun, badan jalan sepanjang 2 Km juga terendam banjir setinggi 60 centimeter, sehingga warga yang ingin menuju ibu kota kecamatan, terpaksa melalui jalan alternatif, yaitu jalan pabrik PKS PT Pati Sari dan melalui jalan Halban - Sumater Utara.
Selanjutnya, kata Camat Tenggulun, jalan menuju Tualang Tukul sekitar Sungai Merah, sepanjang 500 meter juga terendam banjir. Namun warga masih dapat mengeluarakan hasil kebun seperti sawit melalui jalan alternatif, namun harus memutar dan jaraknya cukup lumayan.
Sementara beberapa titi badan jalan yang juga rawan terendam banjir jika hujan terus mengguyur di hulu Aceh Tamiang, yaitu jalan Rimba Sawang. Biasanya kalau hujan dua hari terus menerus air akan melewati jembatan Rimba Sawang dan badan jalan menuju Simpang kiri ibu kota Kecamatan Tenggulun juga akan terendam banjir.
Begitu juga di jalan Simpang Mapoli dari arah Seumadan menuju Simpang Kiri. “Jika jalan Simpang Mapoli dan Rimba Sawang terendam banjir, maka kawasan itu akan terisoilir karena jalan itu merupakan satu-satunya akses menuju Kualasimpang,” ujar Rafie.
Solusinya menghindari agar badan jalan tak terendam banjir, sebut Rafie, harus dilakukan peninggian badan jalan. Menurut Rafie, banjir di daerah itu payah dipredeksi, karena berdekatan dengan kawasan hutan lindung Lauser, kadang kala di darat tidak hujan, namun jika hujan di gunung maka seketika itu pula banjir terjadi. (M. Nasir | SI / Foto : Google).