HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Menemukan Peluang Emas dari Cabor Pencak Silat beralih Wushu

Disusun: Habibah Khairani Fakultas: FIk Universitas Negri Malang   “aku sempet down banget itu, ya akhirnya aku mikir buat tetep seleksi unt...

Disusun: Habibah Khairani
Fakultas: FIk
Universitas Negri Malang

 


“aku sempet down banget itu, ya akhirnya aku mikir buat tetep seleksi untuk menunaikan kewajiban aja” 
(Wawancara dengan Zulfikar, 5 November 2025)

Lentera24.com - Di sore yang tenang tepat pada tanggal 5 November 2025, seorang atlet berprestasi menceritakan tentang kisah perjuangannya yang sangat menginspirasi. Kisah yang bukan sekedar dongeng fiksi tetapi perwujudan perjuangan tiada lelah. Atlet tersebut merupakan senior dari Universitas Negeri Malang. 

Kisah ini bermula pada tahun 2014 tepatnya di bangku SMP , ia memilih jalur ekstrakurikuler, membulatkan tekad menekuni pencak silat karena dinilai memberikan profit, terutama pada prestasi. Sejak saat itu, ia langsung terjun ke gelanggang tanding pra remaja, mengarungi kejuaraan antar kabupaten hingga sejawa-bali, meskipun cita-cita mengikuti kejuaraan Popda belum kesampaian. Perjalanan dilanjutkan ke jenjang SMA di tahun 2018, di mana ia berhasil masuk dalam Pemusatan Latihan Provinsi (PPLP) JATIM di Pasuruan. Sayangnya, upaya di PPLP dan keikutsertaannya pada Porprov Jatim 2019 masih belum menghasilkan prestasi maksimal.


Perjuangan dimasa Kuliah

Memasuki masa kuliah, ia mendaftarkan diri di Universitas Negeri Malang dengan menyertakan portofolio prestasinya, ia berharap akan berkembang di kampus impiannya. Dengan kegigihannya ia juga berhasil menerima beasiswa sehingga dari situlah api juangnya mulai membara. Semangatnya kembali berkobar. Ia menekuni kembali latihan prestasi pencak silat di kampus, berharap bisa mencapai kejuaraan Pomprov, Pomda, dan Porprov, dan berhasil meraih gelar di tingkat Pomprov. Namun, fase ini diwarnai tantangan berat. Ia sempat down saat harus menurunkan berat badan secara ekstrem menjelang seleksi. 

”Aku sempet down banget itu, ya akhirnya aku mikir buat tetep seleksi untuk menunaikan kewajiban aja” ujar atlet yang saat itu masih berusia 20 tahun. 

Pada tahun 2019 dan 2022 Ia juga sempat menghadapi kegagalan di Porprov sebanyak dua kali berturut-turut, yang sebagian besar disebabkan oleh peraturan pencak silat yang sering berganti dan persaingan di Jawa Timur yang terlalu merata. 

Setelah kejadian itu ia tidak menyerah begitu saja, dengan tekad yang kuat ia mencari peluang baru untuk berhasil. 

Keputusan Strategis beralih ke Cabor Olahraga Whusu

Setelah dua kali gagal meraih hasil maksimal dan menganalisis tantangan yang ada, dia membuat keputusan strategis dan penting, yakni beralih ke cabor wushu pada tahun 2023 dari situ pelatih melihat potensi yang dimiliki. Dari sit ia mulai mendapat peluang untuk mengikuti Porprov yang ketiga. Langkah berani ini membuahkan hasil manis, di mana ia beruntung mendapatkan Juara 1 di Porprov ketiga. Kemenangan ini membawanya mendapatkan panggilan babak kualifikasi PON di Bogor dan berhasil meraih pertama whusu, serta kembali mengukir prestasi Juara 3 pada kejuaraan PON tahun 2024.


Makna dan Pelajaran Dari Perjalanan Atlet

Kisah senior ini adalah cerminan sejati dari filosofi atlet sejati, bahwa keberanian untuk berubah bukanlah bentuk menyerah, melainkan strategi cerdas untuk menemukan potensi penuh. Dari matras silat yang penuh rintangan, ia menemukan panggung Wushu yang membawanya tidak hanya pada medali emas Porprov dan perunggu PON, tetapi juga pada pintu pendidikan S2. 

Kisah ini mengajarkan bahwa beasiswa, karir kepelatihan, dan kehidupan yang lebih layak adalah hadiah bagi mereka yang adaptif, berani mengambil risiko, dan tak pernah berhenti merencanakan masa depan. Ia membuktikan bahwa di tengah persaingan yang paling sengit, selalu ada "peluang emas" bagi mereka yang mau bergeser dan berjuang.(*)