HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Keripik Tempe

Penulis:  Viradelia 2021-166 Alvin Gilang 2021-434 Adiel Ilman 2021-114 Nuh Marsha 2021-171 Afrijal 2021-170 Fakultas Hukum Univ Muhammadiy...

Penulis: 
Viradelia 2021-166
Alvin Gilang 2021-434
Adiel Ilman 2021-114
Nuh Marsha 2021-171
Afrijal 2021-170
Fakultas Hukum Univ Muhammadiyah Malang 

Lentera24.com - Artikel ini menyajikan analisis mendalam mengenai keripik tempe, menempatkannya sebagai produk olahan pangan fungsional yang memiliki signifikansi ganda: sebagai warisan kuliner Nusantara dan sebagai komoditas ekonomi yang resilien. Analisis dimulai dengan meninjau tempe sebagai bahan baku (Aspek Sains Pangan), dilanjutkan dengan proses transformasi menjadi keripik yang renyah (Aspek Teknologi Pengolahan). Selanjutnya, dibahas implikasi nutrisinya (Aspek Nutrisi) dan perannya dalam mendukung ketahanan ekonomi melalui kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) (Aspek Sosial-Ekonomi). Ditemukan bahwa strategi inovasi rasa dan peningkatan kualitas pengemasan menjadi kunci keberlanjutan produk ini di tengah persaingan pasar global yang ketat.

Tempe adalah makan khas indonesia yg terbuat dari fermentasi kacang kedelai, tempe juga dikenal sebagai Super food lokal karena banyak mengandung gizi dan protein yang tidak kalah dengan daging sapi sehingga tempe dijadikan opsi terbaik pengganti daging sapi, selain dari segi harga yang jauh lebih terjangkau, tempe juga tidak kalah dengan daging sapi soal gizi.


Semakin berkembangnya jaman, berbagai olahan tempe semakin bervariasi contohnya keripik tempe, keripik tempe bukan sekadar camilan ia adalah hasil inovasi produk turunan tempe makanan fermentasi kedelai yang telah diakui sebagai salah satu produk pangan paling berharga dari Indonesia. Keberadaannya bukan hanya soal olahan tempe melainkan inovasi merubah tempe menjadi olahan yang lebih tahan lama dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, menjadikannya ikon kuliner yang terus bertahan. Artikel ini bertujuan mengupas tuntas keripik tempe dari perspektif multidimensi, mulai dari dasar ilmiah, proses teknologi, hingga peran strategisnya dalam perekonomian lokal.

Asal-Usul Tempe dan Keripik Tempe: Sains Pangan di Balik Tradisi

Tempe memiliki sejarah panjang yang berakar kuat dalam kebudayaan Jawa. Secara ilmiah, tempe diproduksi melalui proses fermentasi terkontrol oleh kapang dari genus Rhizopus, utamanya R. oligosporus. Proses ini disebut miseliasi, di mana miselium jamur mengikat biji kedelai hingga membentuk padatan (kohesi) yang disebut tempe. Fermentasi ini secara signifikan meningkatkan bioavailabilitas nutrisi, menetralkan senyawa anti nutrisi, dan menghasilkan asam amino esensial.

Definisi Keripik Tempe

Keripik tempe adalah produk modifikasi tempe segar yang diiris sangat tipis ($\approx 1-2$ mm), dicelupkan ke dalam adonan berbasis tepung (umumnya tepung beras dan tapioka), dan digoreng hingga mencapai kadar air yang rendah ($< 5\%$). Tujuannya adalah memperpanjang umur simpan dan mengubah tekstur menjadi renyah. Sentra produksi utama, seperti Malang, telah mengembangkan metode pengirisan dan penggorengan yang menjadi standar kualitas regional.

Teknologi Pengolahan 

Proses pembuatan keripik tempe pangan sederhana yang membutuhkan ketelitian untuk mencapai konsistensi.

Profil Nutrisi dan Implikasi Kesehatan

Meskipun merupakan camilan, keripik tempe mempertahankan keunggulan gizi tempe:

Protein dan Serat: Tetap menjadi sumber protein nabati dan serat yang penting untuk metabolisme.

Isoflavon: Senyawa antioksidan yang bermanfaat untuk pencegahan penyakit degeneratif.

Tantangan Lemak: Proses penggorengan (khususnya deep frying) meningkatkan kandungan lemak total produk. Penelitian menunjukkan keripik tempe dapat memiliki kadar lemak 25% hingga 35%. Aspek edukasi harus ditekankan bahwa konsumsi harus dalam porsi moderat. 

Signifikansi Sosial dan Ekonomi Pilar Ekonomi UMKM

Keripik tempe adalah motor penggerak bagi ribuan UMKM di Indonesia. Biaya investasi awal yang relatif rendah, ketersediaan bahan baku lokal, dan permintaan pasar yang stabil menjadikan sektor ini tangguh menghadapi fluktuasi ekonomi

Inovasi Rasa dan Ekspansi Pasar

Untuk menjaga relevansi, produsen terus berinovasi. Pengembangan varian rasa (e.g., salted egg, spicy Korean) telah memperluas daya tarik produk ini melampaui konsumen tradisional. Strategi pemasaran digital dan sertifikasi standar (P-IRT, Halal) menjadi prasyarat untuk penetrasi pasar modern dan ekspor.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Tantangan utama industri ini terletak pada konsistensi pasokan bahan baku dan manajemen kualitas minyak goreng untuk menjamin produk akhir yang sehat.

Peluang Masa Depan:

Pengembangan Varian Lebih Sehat: Penelitian terhadap metode penggorengan alternatif (seperti vacuum frying atau air frying) untuk mengurangi kandungan lemak.

Sertifikasi Internasional: Memperoleh sertifikasi keamanan pangan (e.g., HACCP) untuk memudahkan ekspor ke pasar yang sangat memperhatikan standar pangan nabati (vegan/plant-based).


Keripik tempe adalah representasi sempurna dari pangan tradisional yang berevolusi menjadi produk komersial modern. Dengan mengedepankan aspek ilmiah dari tempe, menerapkan kontrol kualitas dalam pengolahan, dan terus berinovasi dalam rasa, keripik tempe tidak hanya akan bertahan sebagai camilan khas Nusantara, tetapi juga akan menjadi salah satu produk pangan unggulan Indonesia di kancah global.(*)