Zalfa Zahira, Silvia Anis, Windi Aura, Engicyera Naura, Zahra Aulia, Cindera Dhillan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiy...
Zalfa Zahira, Silvia Anis, Windi Aura,
Engicyera Naura, Zahra Aulia,
Cindera Dhillan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
Lentera24.com - Dunia maya, dengan segala kemudahan dan konektivitasnya, menyimpan sisi gelap yang mengancam, khususnya bagi kaum muda: cyberbullying. Berbeda dari perundungan konvensional, cyberbullying menimbulkan luka yang lebih dalam dan sulit disembuhkan karena sifatnya yang anonim, meluas, dan abadi di dunia digital.
Berbagai bentuk cyberbullying, mulai dari komentar negatif dan penghinaan di media sosial, penyebaran foto atau video pribadi tanpa izin (revenge porn), hingga ancaman dan intimidasi daring, menimpa korban yang kemudian merasa terpojok, terisolasi, dan kehilangan kepercayaan diri. Dampaknya pun serius: depresi, kecemasan, bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup. Sebuah komentar pedas di dunia maya dapat berdampak signifikan terhadap kehidupan seseorang.
Kebebasan berekspresi di dunia digital bukan berarti kebebasan bertindak sewenang-wenang. Di balik setiap akun media sosial terdapat individu dengan perasaan dan kepekaan layaknya kita. Kata-kata, sekecil apa pun, dapat melukai. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan budaya digital yang sehat, berdasarkan empati dan rasa hormat.
Orang tua dan pendidik memegang peranan krusial dalam pencegahan dan penanganan cyberbullying. Pendidikan etika digital sejak dini wajib digalakkan. Anak-anak perlu diajarkan bijak dalam menggunakan media sosial, berpikir sebelum bertindak, dan berani melaporkan jika mengalami atau menyaksikan cyberbullying. Kerja sama antara orang tua, sekolah, dan platform media sosial sangat penting untuk menciptakan lingkungan daring yang aman dan bertanggung jawab.
Pemerintah juga memiliki tanggung jawab. Regulasi yang tegas dan efektif diperlukan untuk melindungi korban dan menjerat pelaku cyberbullying. Namun, regulasi saja tidak cukup; sosialisasi dan edukasi masyarakat luas juga krusial untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya cyberbullying.
Cyberbullying bukan masalah sepele; ini adalah ancaman nyata yang dapat merusak masa depan generasi muda. Mari bersama-sama menciptakan ruang digital yang aman, inklusif, dan ramah. Mulailah dari diri sendiri, dengan berhati-hati dalam setiap unggahan dan komentar di dunia maya. Ingatlah, setiap kata dapat berdampak besar pada orang lain. Jadilah bagian dari solusi, bukan masalah.(*).