Oleh: Suryadi Setiawan, SE dan Sujiyanti, SE Mahasiswa Pascasarjana MM FE UST Lentera24.com - Di era globalisasi dan digitalisasi, keteramp...
Lentera24.com - Di era globalisasi dan digitalisasi, keterampilan abad ke-21 menjadi fondasi utama bagi keberhasilan individu maupun organisasi. Kreativitas dan inovasi diperlukan untuk menciptakan solusi baru yang relevan dalam menghadapi perubahan yang cepat. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) (Lestari, 2022), sektor industri kreatif menyumbang lebih dari 7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2022. Angka ini menegaskan pentingnya kreativitas sebagai penggerak ekonomi.
Kolaborasi, di sisi lain, menjadi kunci untuk mengatasi tantangan kompleks yang membutuhkan kerja sama lintas disiplin. Dengan teknologi digital, kolaborasi kini tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Artikel Harvard Business Review menekankan bahwa perusahaan yang menerapkan kolaborasi lintas tim memiliki peluang sukses proyek sebesar 35% lebih tinggi dibanding yang tidak.
Tantangan Pengembangan SDM di Era Digital
Era digital membawa peluang besar, tetapi juga tantangan signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Salah satu tantangan utama adalah reskilling dan upskilling. Kementerian Ketenagakerjaan RI melaporkan bahwa pada 2023, 56% pekerja Indonesia perlu meningkatkan keterampilan agar tetap relevan di pasar kerja yang berubah cepat.
Selain itu, kesenjangan digital menjadi hambatan lain. Banyak pekerja di daerah terpencil belum memiliki akses terhadap teknologi dan pelatihan berbasis digital. Forbes mencatat bahwa ketimpangan ini dapat memperlambat adopsi teknologi di perusahaan kecil dan menengah. Di sisi lain, burnout digital juga menjadi perhatian, karena pekerja sering kali kesulitan menyeimbangkan pekerjaan yang selalu terhubung dengan kehidupan pribadi.
Strategi Pengembangan SDM yang Efektif
Untuk mengatasi tantangan tersebut, organisasi perlu menerapkan strategi pengembangan SDM yang efektif. Berikut adalah tiga pendekatan yang dapat diadopsi:
Pelatihan Online:
Platform seperti Coursera dan LinkedIn Learning menawarkan kursus yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Dengan modul yang fleksibel, pelatihan ini membantu pekerja mengembangkan keterampilan baru tanpa mengganggu produktivitas harian mereka.
Mentoring:
Program mentoring memberikan pekerja bimbingan langsung dari individu yang lebih berpengalaman. Kementerian Ketenagakerjaan RI mencatat bahwa mentoring dapat meningkatkan retensi karyawan hingga 25% karena membantu pekerja merasa lebih dihargai.
Coaching: Pendekatan coaching berfokus pada pengembangan individu secara holistik, mencakup aspek keterampilan, mentalitas, dan tujuan karier. Harvard Business Review menyoroti bahwa perusahaan yang menginvestasikan coaching melihat peningkatan produktivitas karyawan hingga 15%.***
Contoh Perusahaan Sukses dalam Pengembangan SDM
Beberapa perusahaan global dan lokal telah berhasil menerapkan strategi pengembangan SDM yang inovatif:
Google:
Melalui program "Google Learning Lab," perusahaan ini menyediakan akses pelatihan bagi karyawannya untuk mengembangkan keterampilan teknis dan kepemimpinan. Budaya kerja yang mendorong inovasi juga menjadikan Google sebagai salah satu tempat kerja terbaik di dunia.
Unilever:
Program "Future Fit Plan" dari Unilever dirancang untuk membantu karyawan mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan melalui reskilling dan upskilling. Fokus mereka pada keberlanjutan juga memperkuat loyalitas karyawan.
Amazon:
Amazon menawarkan program "Career Choice," yang mendanai pelatihan karyawan untuk mengembangkan keterampilan baru, baik untuk karier di dalam maupun di luar perusahaan. Langkah ini mencerminkan komitmen Amazon terhadap pengembangan SDM secara menyeluruh.
Penutup
Pengembangan SDM di era digital membutuhkan pendekatan yang adaptif dan inovatif. Dengan mengutamakan keterampilan abad 21 seperti kreativitas, inovasi, dan kolaborasi, serta menerapkan strategi pelatihan yang efektif, perusahaan dapat menghadapi tantangan digitalisasi dan tetap kompetitif. Dukungan dari pemerintah, seperti yang ditunjukkan oleh inisiatif Kementerian Ketenagakerjaan RI, juga menjadi elemen penting untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi masa depan.***