Muhamad Al Hafidz Sani, Semester 7 Universitas Politeknik Statistika STIS Program Studi : Komputasi Statistik Lentera24.com - Telur merup...
Muhamad Al Hafidz Sani, Semester 7 Universitas Politeknik Statistika STIS Program Studi : Komputasi Statistik
Lentera24.com - Telur merupakan salah satu komoditas yang cukup banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Selain karena harga terjangkau, masyarakat juga dengan mudah untuk mendapatkan komoditas telur, khususnya telur ayam ras atau telur ayam petelur. Produksi telur ayam petelur terus meningkat tahun ke tahun, namun harganya ikut melambung tinggi pada Agustus 2022 kemarin.
Pada
tahun 2021, total produksi telur ayam petelur di Indonesia mencapai 5,1 juta
ton. Provinsi Jawa Timur menjadi Provinsi dengan produksi telur paling besar
dibandingkan provinsi lainnya. Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi
produksi telur ayam petelur sebesar 32,47%, disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
jumlah produksi telur ayam petelur terus mengalami peningkatan. Pada tahun
2016, total produksi telur ayam petelur hanya mencapai 1,48 juta ton.
Selanjutnya pada 2017, terjadi peningkatan yang signifikan pada total produksi
telur ayam petelur di Indonesia, yaitu 4,63 juta ton. Terjadi peningkatan
produksi telur sebesar 211,83% dari tahun sebelumnya. Lalu pada tahun 2018 dan
2019, total produksi telur ayam petelur tidak begitu berbeda dengan tahun 2017.
Selanjutnya, pada 2020 dan 2021 juga mengalami peningkatan total produksi telur
ayam petelur dari tahun 2019, yaitu meningkat sebesar 8,17% menjadi 5,1 juta
ton.
Sumber Data BPS |
Dalam dua tahun terakhir, terjadi wabah virus
Covid-19. Hal ini menyebabkan ketimpangan antara supply-demand komoditas
telur ayam petelur sehingga harga telur menurun. Produksi telur yang meningkat,
namun tidak begitu banyak permintaan karena kebutuhan masyarakat yang kurang
seperti hotel, restoran dan lainnya terhadap komoditas telur.
Pada
tahun 2022, terjadi pemulihan ekonomi serta meredanya kasus Covid-19 di
Indonesia sehingga permintaan terhadap komoditas telur mengalami peningkatan.
Sementara itu, suplai telur belum mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat karena
keterbatasan produksi.
Pada
Agustus 2022, terjadi kenaikan harga telur yang paling tinggi dalam sejarah.
Walaupun produksi telur meningkat tiap tahunnya, namun belum bisa mengimbangi
permintaan terhadap komoditas tersebut.
Kenaikan
harga telur pada Agustus 2022 disebabkan karena adanya penyerapan telur untuk
bantuan sosial atau bansos. Penyerapan telur oleh pemerintah menyebabkan harga
telur ayam petelur di tingkat eceran sekitar Rp. 31.000 per kilogram pada 23
Agustus 2022. Harga ini disebutkan paling tinggi dalam sejarah.
Program
bantuan sosial semakin digencarkan ketika Covid-19 melanda, bahkan ketika masa
transisi masih mengadakan program bantuan sosial untuk masyarakat. Banyaknya
bantuan sosial berupa bantuan pangan non tunai (BNPT) yaitu, menyebabkan
komoditas telur mengalami banyak permintaan. Sejak 2019, bantuan pangan non
tunai semakin mendominasi dibandingkan bantuan sosial beras sejahtera (Rastra).
Sumber Kominfo |
Sedangkan
suplai telur itu sendiri tidak bisa mengimbangi permintaan yang banyak dari
masyarakat, sehingga harga telur ayam petelur meningkat drastis pada Agustus
2022.
Apa
yang sebaiknya dilakukan Pemerintah terkait hal ini? Pemerintah harus
mengetahui secara jelas supply-demand pada komoditas telur ayam petelur.
Dengan mengetahui pola supply-demand tersebut, pemerintah dapat
mengadakan bantuan sosial ke masyarakat secara tepat waktu dan sasaran.
Sehingga harga telur akan tetap stabil, meskipun terdapat permintaan yang
tinggi akibat bantuan sosial. Tidak hanya itu, pemerintah juga perlu
meningkatkan suplai telur ayam petelur di beberapa daerah yang masih sedikit
akan produksi telur. Hal ini akan menyebabkan kestabilan harga hingga ke
seluruh Indonesia.***