Foto : ILUSTRASI Dimasa sekarang ini, Mental illness menjadi sebuah perbincangan yang hangat di kalangan remaja, apa lagi di masa SMA dan pe...
![]() |
Foto : ILUSTRASI |
Dimasa sekarang ini, Mental illness menjadi sebuah perbincangan yang hangat di kalangan remaja, apa lagi di masa SMA dan perkuliahan. Mental illness sendiri dikaitkan dengan kondisi seseorang yang sedang mengalam stress, biasanya yang terjadi pada masa transisi remaja ke dewasa di dunia sekolah yaitu karena banyaknya tugas dan tekanan dari sekolah tersebut untuk terus berproses sehingga membuat orang tersebut merasa tertekan akan adanya perintah tersebut yang tidak sesuai dengan keinginannya. Kebanyakan orang hanya mendiagnosis gangguan mentalnya sendiri tanpa konsultasi ke psikolog, tindakan ini sering disebut dengan self-Diagnose.
Tindakan itu tak jarang dilakukan agar seseorang dapat mengetahui gangguan apa yang sedang dialaminya. Tetapi, self-diagnosis tidak boleh dilakukan karena dapat membahayakan diri sendiri, seseorang akan salah menangani diagnosisnya karena penanganan dan jenis mental health yang dialami tidak sesuai dengan keadaannya sendiri. Dan jika aslinya orang tersebut tidak memiliki gangguan kesehatan mental lalu melakukan self-diagnosis sendiri maka akan mempengaruhi pikiran mereka untuk menjadi seseorang yang mempunyai mental illness disorder.
Riset Kesehatan Dasar (Riskendas) 2018, menunjukkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Lalu berdasarkan Sistem Registrasi Sample yang dilakukan oleh Badan Litbangkes padatahun 2016, diperoleh data bunih diri pertahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada 5 orang yang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan dewasa/usia produktif. Saat ini Indonesia memiliki potensi-potensi masalah gangguan jiwa sebesar 20% dari jumlah populasi di Indonesia.
Apa saja gejalanya?
Ada baiknya jika ingin berkonsultasi mengenai mental illness langsung kepada ahlinya, tidak boleh mendiagnosis sendiri karena ada banyak sekali jenis gangguan kesehatan. Terkadang, gangguan mental sering disepelekan karena tidak memiliki dampak yang dapat dimengerti oleh orang awam secara langsung dan terkadang tidak terlihat. Ada beberapa gejala-gejala yang patut diperhatikan serta diwaspadai sejak dini, terutama bagi anak-anak yaitu : a) Perubahan kebiasaan makan yang drastis, tidak seperti biasanya; b) Delusi, paranuia, bahkan sering berhalusinasi diatas batas normal; c) Marah-marah yang berlebihan, bahkan sampai melakukan kekerasan; d) Pelupa, bingung, mudah tesinggung dan cemas yang tidak biasa; e) Merokok , minum alkohol, bahkan menggunakan narkoba lebih dari biasanya; f) Sering merasa kelelahan atau bahkan kesusahan untuk tidur; g) Tidak bisa mengatasi stress yang terjadi pada dirinya sendiri; dan h) Mengalami perubahan suasana hati yang tidak terduga. dll.
Terkadang, seseorang tidak peka terhadap kondisinya sendiri dan yang lainnya, dari ketidak pekaan tersebutlah akan timbul gangguan mental yang kian parah dan jika tidak segera diberi penanganan maka dapat menyebabkan hal buruk terjadi. Salah penanganan juga bisa menjadi penyebab mengapa gangguan menjadi semakin parah.
Bagaimana penanganannya?
Kesadaran terhadap kesehatan mental perlu diperhatikan, tidak hanya pada orang dewasa, tetapi juga aak-anak. Orang yang tidak memiliki gangguan mental dapat beraktivitas dan mencapai sebuah cita-citanya. Seseorang dapat berfikir dengan jernih jika dihadapkan dengan sebuah permasalahan dan dapat menyikapinya dengan baik. Jadi, jika terdapat sebuah gejala-hejala yang tidak biasa, segeralah konsultasikan kepada dokter yang ahli dalam bidangnya seperti psikolog atau psikiater agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Jangan jauhi orang yang memiliki gangguan mental karena mereka kebanyakan pasti menginginkan kepedulian dan support dari orang lain selain keluarganya. Tetapi nyatanya, masih banyak orang yang tidak memedulikan itu dan menjauhi orang yang mengidap penyakit mental karena mereka pikir akan merepotkan sekali jika berteman karena perilaku dan sikap si pengidap yang berbeda.
Pencegahan
Bagaimana sih cara menjadi diri kita agar tidak terkena mental illness? Ada beberapa cara yang harus kita lakukan yaitu menghargai diri sendiri dan memberi self reward atas apa yang kita lakukan, melakukan hal-hal yang membuat bahagia, menerapkan pola hidup sehat, memperlakukan diri sendiri seperti memperlakukan orang yang kamu sayangi, mengembangkan potensi, serta masih banyak lagi hal-hal positif yang bisa dilakukan sebagai bentuk pengendalian mental illness.
Cara yang lainya yaitu : 1) Katakan hal-hal yang positif untuk diri sendiri; 2) Terbuka kepada orang lain, hal ini dapat lebih mampu berpikir positif dan semakin mengenal diri sendiri; 3) Olahraga. Olahraga disebut-sebut dapat menangkal stress karena membantu menyingkirkan stress serta meningkatkan suasana hati setelah berolahraga; dan 4) Istirahat dan tidur yang cukup.
Pengirim :
Dwi Agustina, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang, Email : dwiagustina01102@gmail.com