HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

CSR PT Medco, Warga Hanya Alamat, Bau Busuk Aroma Tetap

Lentera24.com | ACEHTIMUR - Jika benar General Maneger (GM)  BLOK A Aceh Timur, akan terkena rotasi oleh PT Medco E&P, warga  lingkar t...

Lentera24.com | ACEHTIMUR - Jika benar General Maneger (GM) BLOK A Aceh Timur, akan terkena rotasi oleh PT Medco E&P, warga lingkar tambang sangat berharap GM yang baru dapat menjalankan rekomendasi BPMA untuk menyelesaikan persoalan bau busuk yang selama 4 tahun terus menganggu kenyamanan penduduk sekitar wilayah operasi kilang gas proyek BLOK - A. 


Hal tersebut dikatakan salah satu tokoh pemuda Indra Makmu Darwin Eng kepada media Lentera24.com, Selasa (31/5/2022).


"Bau busuk yang diduga dari limbah industri kilang gas BLOK A, selama ini sudah sangat mengganggu penduduk dalam beraktivitas, bau busuk selama 6 jam, menimbulkan kerugian warga sekitar, umumnya warga hentikan aktivitas dan menghindar dari bau busuk tersebut," ujar Darwin Eng.


"Bahkan pada insiden di Desa Panton Rayeuk T pada April 2021 lalu mengakibatkan belasan warga terpaksa dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah," timpalnya.


Darwin Eng juga meminta kepada GM baru nantinya untuk mengevaluasi kembali program program CSR yang selama ini dijalankan oleh perusahaan.


Evaluasi yang dimaksud oleh Darwin yaitu mengenai apa sih dampak CSR Medco terhadap Masyarakat? karena selama ini program program CSR PT, Medco E&P Malaka masih bersifat  "karikatif", sesaat (jangka pendek) dengan kegiatan kegiatan ceremonial.


Darwin menambahkan, Medco belum berhasil menyusun program CSR berjangka panjang dan berkelanjutan yang mestinya Tim Comdev dan Yayasan ALIKSA Organik yang dibayar milyaran rupiah bertanggung jawab dalam program program CSR selama ini. 


"Jika ada, tolong tunjukkan program berkelanjutan yang telah berhasil ?," tantang Darwin Eng"


Sementara itu Irwandi Us juga mendesak BPMA untuk benar benar lakukan pengawasan dan melakukan audit terkait kegiatan kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) karena dana tersebut sebelumnya telah disetujui oleh BPMA pada dokumen rencana kerja dan anggaran (WP&B) tahunan berjalan.


"Berdasarkan realita dilapangan, program CSR belum memiliki 'indikator yang jelas' sehingga sulit diukur tingkat keberhasilan program tersebut" ujar Ustazd Wandi.


"Banyak pertanyaan muncul dibenak masyarakat tentang CSR, misalkan apa program CSR nya?, Program CSR disusun berdasarkan apa? Kapan CSR diterima? bentuknya apa? siapa yang merencanaka, melaksanakan dan mengevaluasi CSR ? dimana keterlibatan warga lokalnya?" ketusnya.

 

Pertanyaan tersebut menurut Ustazd Wandi penting dijawab oleh BPMA selaku pihak yang bertanggungjawab sebagai bentuk transparansi publik.


"Karena selama ini bantuan yang salurkan oleh Medco E&P Malaka sifatnya sesaat, digunakan langsung hilang, tidak punya dampak berkelanjutan terhadap penduduk, seperti daging meugang, khitanan massal, sembako, dan lain lain bantuan kegiatan sekali, langsung selesai, sedangkan program padi Sri, sayuran organik, toga dan domba hilang ditelan bumi, ungkapnya. []L24.Zal