HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Peran Mahasiswa di Era Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri merupakan sebuah perubahan yang terjadi secara besar-besaran di dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti manufaktur...

Revolusi Industri merupakan sebuah perubahan yang terjadi secara besar-besaran di dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti manufaktur, pertanian, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan-perubahan yang terjadi akan memiliki dampak terhadap kondisi sosial, ekonomi, serta budaya yang ada di dunia khususnya Indonesia.

Foto : Ilustrasi
Istilah Industri 4.0 sendiri lahir dari ide revolusi industri ke empat. European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi sebanyak empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi kedua terjadi pada akhir abad ke-19 dimana teknologi mesin uap mulai bergeser dan mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik mulai digunakan untuk kegiatan produksi secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur yang di mulai pada tahun 1970 merupakan pertanda revolusi industri ketiga. Dengan adanya perkembangan yang pesat baik dari teknologi sensor, interkoneksi, maupun analisis data saat ini, mampu memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai macam bidang industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang berikutnya. 

Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Martin Schwab. Ekonom terkenal asal Jerman yang menulis dalam bukunya, “The Fourth Industrial Revolution”. Dalam bukunya tersebut, Schwab menyebutkan bahwa saat ini kita mulai memasuki sebuah awal revolusi baru dengan perubahan yang sangat dramatis jika dibandingkan dengan era sebelumnya. Dalam bukunya tersebut juga menyatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah cara hidup manusia, cara bekerja, hingga mengubah tatanan manusia dalam berhubungan antara satu sama lain.

Perkembangan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan saat ini. Adanya peranan teknologi di dalam berbagai aspek kehidupan manusia membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Hal tersebut tentu sangat menguntungkan bagi negara Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi. Namun, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat ini dikhawatirkan dapat mengambil alih kehidupan manusia sehingga menimbulkan kekacauan dalam tatanan masyarakat. Sebagai contoh, hilangya lapangan pekerjaan.

McKinsey Global Institute (2017) memprediksi bahwa revolusi industri dapat menghilangkan kurang lebih sebanyak 800 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030 karena telah digantikan oleh robot. Tentu saja hal tersebut merupakan sebuah tantangan bagi para mahasiswa Indonesia agar siap bersaing di dunia global. Oleh karena itu, di era Revolusi Industri 4.0 ini peran perguruan tinggi sangat penting untuk membekali para mahasiswanya dengan berbagai softskill yang dapat mengembangkan potensi, inovasi, serta kreativitas.

Hal ini turut diperkuat oleh pernyataan Mohamad Nasir selaku Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang mengatakan bahwa mahasiswa merupakan pemeran utama dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Maka dari itu, mahasiswa harus mengembangkan potensinya semaksimal mungkin selama berkuliah di kampus, tidak hanya di bidang akademik namun juga inovasi dan kreativitas.

Hal tersebut disampaikan oleh Menristekdikti saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Mataram, NTB, Senin (15/4). Mohammad Nasir menjelaskan bahwa dengan adanya kemajuan teknologi, sumber ilmu pengetahuan sangat terbuka bebas, semua orang dapat mengaksesnya kapanpun dan dimanapun.

Dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 peran mahasiswa paling dibutuhkan, karena mereka adalah ujung tombak perubahan yang peduli terhadap bangsa maupun daerahnya. “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat merubah dunia”. Begitulah kutipan dari salah satu pemimpin kita, yaitu Soekarno. Oleh sebab itu, mahasiswa sangat berperan penting di era Revolusi Industri 4.0 ini. Mahasiswa sebagai pilar dari kaum muda sekaligus generasi pencetus harus menaruh perhatian lebih terhadap kondisi yang terjadi saat ini.

Mahasiswa juga diharapkan dapat berperan aktif, bisa dilakukan dengan cara memperkaya literasi dan melakukan penelitian mengenai hal-hal yang belum diketahui sebelumnya agar inovasi dan kreativitas dapat tercipta. Sudah seharusnya mahasiswa memiliki wawasan yang lebih luas dalam hal perkembangan teknologi dan mampu memanfaatkan waktu tidak hanya sekedar memenuhi kepuasan diri atau mengetahui perkembangannya, namun diharapkan para mahasiswa dapat memilah. Seorang mahasiswa mutlak menjadi pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner) yang artinya peka terhadap hal-hal baru dan selalu mengasah keterampilannya sesuai dengan kebutuhan saat ini agar dapat beradaptasi dan berkembang dengan baik dalam menghadapi tantangan global di era Revolusi Industri 4.0. 

Hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk ikut berperan dalam era industri ini adalah dengan cara mengembangkan pola berpikir kritis dan tidak mudah tergerus dalam pengaruh yang negatif. Saat ini, penyebaran informasi dapat dilakukan dengan sangat cepat, real time dan meluas dari satu jaringan ke jaringan lain. Mahasiswa harus mampu memilah manakah informasi yang benar dan dapat dipercaya sehingga tidak mudah termakan oleh informasi palsu khususnya di Media Sosial.

Sebagai mahasiswa yang sadar akan dunia digital, alangkah baiknya apabila mahasiswa memberikan pengarahan kepada masyarakat mengenai seberapa penting dan seberapa besar manfaat dari perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, diantaranya dengan membuat pelatihan ke berbagai pelosok daerah dan melakukan edukasi ke masyarakat terutama masyarakat tradisional yang masih awam terhadap perkembangan teknologi dan belum bisa beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0. Mahasiswa sebagai generasi pembawa perubahan harus mampu membawa kehidupan masyarakat ke zaman teknologi yang sudah canggih, tanpa membeda-bedakan golongannya. Sehingga, tidak ada lagi masyarakat yang terjajah oleh perkembangan teknologi. [] 

Pengirim : 
Nvidia Rifa Alaikka
Mahasiswi Administrasi Keuangan dan Perbankan 2019, Program Pendidikan Vokasi UI
Email : nvidia139@gmail.com