HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Sepuluh Tokoh dan 100 Anak Yatim Terima Bingkisan Hari Jadi Ke-57 Subulussalam

Lentera 24.com | SUBULUSSALAM -- Bingkisan dan santunan diberikan kepada sepuluh tokoh dan 100 anak yatim pada Peringatan Hari Jadi ke-57 S...

Lentera24.com | SUBULUSSALAM -- Bingkisan dan santunan diberikan kepada sepuluh tokoh dan 100 anak yatim pada Peringatan Hari Jadi ke-57 Subulussalam 2019. Bingkisan diserahkan wali kota dan unsur Forkopimda selesai upacara Hari Jadi dipimpin Wali Kota, H. Affan Alfian Bintang, SE di Lapangan Sada Kata, Sabtu (14/9) pagi, sementara penyerahan santunan 100 anak yatim malam resepsi di Lap. Beringin pada hari yang sama.

Foto : Darwis Obok Munte
Dalam amanatnya di hadapan unsur Forkopimda, undangan dari Kab/Kota se-Aceh pada upacara dirangkai penutupan Porda III Korpri Aceh, undangan khusus dari kabupaten tetangga Pakpak Bharat maupun undangan lain, Wali Kota Affan Alfian Bintang ajak segenap masyarakat Kota Subulussalam secara bersama-sama menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan. 

 "Momen Hari Jadi Subulussalam diharapkan menjadi perekat semua komponen masyarakat di daerah ini, tanpa persoalkan perbedaan etnis, suku, agama dan lainnya," pesan Bintang.

Sepuluh tokoh lima kecamatan penerima bingkisan, M. Yahya dan Jadam Basri dari Kec.Rundeng, Rahmadin Kombih, Hj. Latifah dan H. Khalidin dari Kec. Simpang Kiri. Mhd. Adi Putra Bancin (ahli waris Makmursyah Putra), H. Enos Cibro dan Syarifuddin Padang dari Kec. Penanggalan, H. M Sabar Bako dari Kec. Sultan Daulat dan Tenah Berutu dari Kec. Longkib.

Seperti dilaporkan Ketua Panitia Peringatan Hari Jadi Subulussalam, Ir. Sulisman pada malam resepsi, Sabtu, kegiatan lain rangkaian hari jadi digelar karnaval/pawai diikuti 22 sekolah, Jumat (13/9), isi materi Khutbah Jumat di sejumlah masjid dan Zikir Rateb Seribe, Selasa (17/9) besok di pendopo wali kota.

Kritisi Peringatan Hari Jadi ke-57 Subulussalam, Darwis Obok Munte, 70, warga Kec. Rundeng kepada sejumlah wartawan, Kamis (12/9) tegaskan, peringatan itu melukai hati warga Kec. Rundeng. Salah satu alasan dia, pemindahan pusat kecamatan dari Rundeng ke Subulussalam, 1961.

Lebih sakit, pungkas Obok, justru yang diperingati sejak lahir Pemko Subulussalam adalah Hari Jadi Subulussalam. "Seharusnya, Hari Jadi Kota Subulussalam yang ke-13, bukan Subulussalam," tegas Obok, pastikan para pelaku dan orang yang ikut memperjuangkan terwujudnya Kota Subulussalam sekira 13 tahun silam tak pantas dilupakan.

Obok pun mengkritisi pemerintah daerah ini karena nyaris kondisi jalan di wilayah dan lintas jalan menuju Kec. Rundeng masih memprihatinkan, padahal kota ini sudah berusia 13 tahun. "Kondisi jalan di Rundeng, termasuk jalan menuju Rundeng sampai hari ini masih sangat memprihatinkan," sesal Obok.

Dia berharap, pemerintah daerah dan unsur legislatif bisa meninjau dan mempelajari kembali duduk persoalan ini dan ke depan yang diperingati adalah Hari Jadi Kota Subulussalam.

Di salah satu media lokal, Perdana mantan Pj. Wali Kota Subulussalam, H. Asmauddin, SE menjelaskan, memasuki 57 tahun usia Subulussalam didasarkan penabalan nama oleh Gubernur Aceh, Prof. A. Hasjmi, 14 September 1962. 

Secara Daerah Otonomi Baru (DOB), 14 September bukan Hari Jadi atau HUT Subulussalam. Kota Subulussalam, secara yuridis lahir 2 Januari 2007 melalui UU Nomor 8 tahun 2007 dan secara de facto, 15 Juni 2007 setelah diresmikan oleh Mendagri ad Intern, Widodo AS di Gedung Anjong Moon Mata, Banda Aceh. 

Asmauddin pun berharap, Wali Kota, Affan Alfian Bintang bisa menggagas Peringatan Hari Jadi Pemko Subulussalam sebagai cara mengenang perjuangan pemekaran Kota Subulussalam. [] L24-013