Foto : Ilustrasi/tribunnews suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Ratusan masyarakat menghadiri peringatan milad GAM ke-39 yang diseleng...
![]() |
Foto : Ilustrasi/tribunnews |
Tgk Muhammad Yusuf Jali menjelaskan, peringatan milad GAM yang dimaksudkannya hanyalah sebagai bentuk rasa syukur dan mengenang jasa para syuhada yang telah mengantarkan kita pada kemakmuran pasca penandatanganan MoU Helsinky.
“Tentu kemakmuran yang kita maksud adalah perdamaian dan keadilan atas hak-hak masyarakat Aceh sesuai dengan perjuangan kita tempo dulu,” ujarnya.
Dia merincikan rangkaian kegiatan peringatan Milad GAM antara lain, khanduri, santunan anak yatim.
Ketua Komite Peralihan Aceh mengajak seluruh Penjabat dari jajaran kabupaten hingga kampong, untuk saling menjaga perdamaian agar masyarakat dapat hidup tertram dan aman.
"Dengan milad ini mari kita jaga bersama perdamaian. KPA Wilayah Teumieng berkomitmen menjaga perdamaian dan mari bersama sama kita berantas narkoba yang terus merajalela di bumi kita agar generasi mendatang terselamatkan dari bahaya narkoba.
Di samping itu mari kita jaga daerah kita ini dari tempat hiburan (Karoeke) yang saat ini terus berkembang," tegas Yusuf Jali sembari mengajak seluruh pejabat dari tingkat kabupaten, kecamatan dan kampung agar dapat mengadakan satu minggu sekali pengajian di kampung masing-masing.
Sementara itu, pidato Paduka Mulia Wali Nanggroe Aceh dibacakan Tengku Munir dengan inti pidatonya melalui momen peringatan milad GAM ke-39 kita berharap kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh dan DPRA untuk terus memperjuangkan kekhususan Aceh sesuai dengan amanat perdamaian sehingga Aceh bisa lebih berkembang dan maju, sejahtera dan mampu menata kehidupan rakyatnya yang berbasis hukum, perdamaian dan pembangunan.
Peringatan Milad GAM ke-39 turut dihadiri seluruh anggota DPRK Atam dari Partai Aceh Ketua DPW PA setempat, Dilza Fatia, Wakil Ketua DPRK Nora Indah Nita dan sejumlah anggota DPRK lainnya.
Kemudian milad tersebut diisi dengan thausiah oleh Ketua MPU Atam, Ilyas Mustawa dan penyantunan anak yatim korban konflik sebanyak 500 orang. (ERW/Harian Andalas)