Foto : diliputnews.com RICO FAHRIZAL | STC BANDA ACEH | Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada menyampaikan pernyata...
![]() |
Foto : diliputnews.com |
RICO
FAHRIZAL | STC
BANDA ACEH
| Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada menyampaikan pernyataan kepada
Ketua Bidang Publikasi, Dokumentasi dan Promosi Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)
ke-6 Iskandar disalah satu media tentang pemberian gelar Doctor Causa kepada
Malik Mahmud cenderung bermuatan strategi pencitraan Pemerintah Aceh dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh.
Hal ini disampaikannya kepada STC via press release, Selasa, (3/9/2013).
“Pernyataan Iskandar ingin membangun opini publik agar memicu reaksi dan
menyampaikan pesan kepada Unsyiah agar diberikan juga gelar Doktor HC kepada
Malik Mahmud”, kata Aryos.
Seperti banyak diberitakan media lokal di
Aceh, Iskandar mengatakan Universits Syiah Kuala juga akan memberikan gelar
Doktor kehormatan kepada Malik Mahmud. Ia menegaskan Unsyiah dalam
memberikan gelar DR HC tidaklah mudah, dikarena harus memenuhi syarat tertentu,
misalnya tingkat keintelektualan seseorang, karya atau produk pemikiran, dan
kontribusi terhadap masyarakat banyak.
Pertanyaan kemudian apakah Malik Mahmud
memenuhi standar syarat itu? Jika dirinya berkeinginan mendapatkan DR HC dari
Unsyiah. Selain itu menurut Aryos, pengukuhan Malik Mahmud sebagai Wali
Nanggroe akan berpotensi besar menuai penolakan publik.
“Publik masih menganggap aspirasi
masyarakat saja masih belum diakomodir oleh Pemerintah Aceh,” ujarnya.
Aryos juga menampik kalau kedatangan
Presiden SBY pada 20 September 2013, bulan ini untuk mengukuhkan Malik
Mahmud sebagai Wali Nanggroe.
“Kedatangan SBY nantinya adalah
undangan PKA dan membuka acara PKA, lagi pun SBY adaah Kepala Pemerintahan,
bukanlah kepala adat”, tegas Peneliti Jaringan Survey Inisiatf tersebut.
Aryos
berharap agar masyarakat jangan sampai salah mengartikan kedatangan Presiden
SBY nantinya. [***]