HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Sebelas Desa Wilayah Aceh Tamiang Terisolir Akibat Banjir Bandang

SYAWALUDDIN | Suara Tamiang jur_nalis@yahoo.com   Hujan yang berkepanjangan diwilayah hulu sungai Aceh Tamiang, menyebabkan banjir b...


SYAWALUDDIN | Suara Tamiang

Hujan yang berkepanjangan diwilayah hulu sungai Aceh Tamiang, menyebabkan banjir bandang kiriman, memporakporandakan delapan desa di dua Kecamatan; Tamiang Hulu dan Tenggulun. Sebelas desa diantaranya, Trenggulun, Sumber Mulya, Purwodadi satu, dua, Adil Makmur satu, dua dan Tani Jaya—Kecamatan Tenggulun—sedang Kecamatan Tamiang Hulu; Harum Sari, Jambor Rambong, Serba dan Wonosari.

Banjir kiriman dari wilkayah hulu Sungai Tamiang tersebut adalah akibat alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit di daerah yang ber elevasi (kemiringan) 30 – 45 derjat, baik di gunung Titi Akar dan pengunungan bukit tiga kilo di wilayah tenggulu.

Hingga tadi malam, ketinggian air banjir kiriman mencapai 2 meter. Tidak ada korban jiwa, namun banjir telah memporak porandakan pertanian serta harta benda masyarakat di sebelas desa. "Saya kira, banjir diakibatkan degradasi dan deporestasi hutan, dari alih fungsi menjadi perkebunan sawit". Kata sayed zainal direktur Eksekutif LembAHtari kepada suara tamiang.

Dikatakan, ini akibat salah kebijakan, yang dilaakukan oleh pemerintahan aceh tamiang masa lalu. Dimana Pemkab Aceh Tamiang mengeluarkan rekomendasi pembukaan perkebunan sawit tanpa memandang aspek lingkungan. Sayed mengkawatirkan;  pada tahun 2017 Aceh Tamiang akan mngalami banjir bandang yg bisa melebihi tahun 2006 lalu, dimana pengelolaan lingkungan yang sewenang wenang dan tidak berkelanjutan.

"Saya kira, orang yg paling bertanggungjawab adalah dinas kehutanan dan perkebunan sebagai leading sector nya pemkab Aceh Tamiang". Kata Sayed. Selain itu Sunarno, warga Desa Wonosari menyayangkan pemberian ijin lahan perkebunan terhadap PT Sinar Kaloy Perkasa Indo (SKPI), sebagai biangkerok penyebab banjir.

Tiga hari lalu, tiga desa, Harum Sari, Wonosari, Jambo Rambong dan Serba juga mendapat banjir kiriman dari gunung Titi Akar, akibat penggunduilan hutan diwilayah gunung tersebut. Sampai malam ini sebelas desa tersebut masih digenangi air bah. Berdasarkan data LembAHtari rata-rata hujan mencapai 200-300 milimeter perdetik.

Hingga berita ini diturunkan, belum  ada statemen pemkab Aceh Tamiang untuk menanggulangi efek banjir yang dirasakan penduduk. Seperti sektor kesehatan, kerusakan infrastruktur, kerugian materia yang dialami penduduk.

Akankah, tamiang tenggelam?...jika ini dibiarkan terus menerus secara membabi buta diekploitasi kandungan hutan yang tinggal sejumput itu?...hanya mereka punya nurani tahu jawabannya. (***)