Pemerintah berupaya menciptakan desain mobil mikro Indonesia bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). Pro...
Pemerintah berupaya menciptakan desain mobil mikro Indonesia
bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). Produk
ini nantinya akan menjadi cikal bakal mobil nasional menyasar ke segmen
"entry level".
Sekretaris Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat mengatakan, desain diciptakan seiring dengan digulirkannya program mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC) yang sudah mulai berjalan.
"Kami mengembangkan desainnya bersama BPPT, investasinya nantinya akan besar. Tapi, untuk tahap awal disiapkan Rp 50 miliar," komentar Syarif dalam dialog Forwin di Lembang, Jawa Barat, Sabtu (30/6/2012).
Dari desain ini, akan dikembangkan mobil dengan platform yang ekonomis sehingga bisa lebih kompetitif. Pasar yang dituju adalah warga pedesaan yang membutuhkan transportasi angkut, baik untuk penumpang maupun barang. Juga menyasar pada pengguna sepeda motor yang mau naik kelas punya mobil pertama.
Pemerintah terus berupaya membuat kebijakan untuk menciptakan kendaraan umum dengan harga murah. Beberapa produsen lokal yang sudah mulai unjuk kebolehan meliputi, PT Duper Gassindo (Tawon), PT INKA (GEA), PT Triangle (VIAR), PT Mahator, PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), PT Kaisar, PT Asian Auto Internasional (produsen bus) dan PT Fin Komodo (kendaraan off-road).
"Menciptakan ini sulit, karena cukup mahal dan kondisi modal terbatas. Dia (produsen lokal) tidak berani bekerjasama dengan investor karena takut justru akan dimanfaatkan nantinya, sehingga cuma jadi penonton saja. Ini yang coba kita bantu," beber Syarif.
Kerinduan masyarakat Indonesia pada produk otomotif lokal perlu diwujudkan. "Masak bangsa besar tidak bisa bikin mobil," tutup Syarif. | Agung Kurniawan, Kompas.com
Sekretaris Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat mengatakan, desain diciptakan seiring dengan digulirkannya program mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC) yang sudah mulai berjalan.
"Kami mengembangkan desainnya bersama BPPT, investasinya nantinya akan besar. Tapi, untuk tahap awal disiapkan Rp 50 miliar," komentar Syarif dalam dialog Forwin di Lembang, Jawa Barat, Sabtu (30/6/2012).
Dari desain ini, akan dikembangkan mobil dengan platform yang ekonomis sehingga bisa lebih kompetitif. Pasar yang dituju adalah warga pedesaan yang membutuhkan transportasi angkut, baik untuk penumpang maupun barang. Juga menyasar pada pengguna sepeda motor yang mau naik kelas punya mobil pertama.
Pemerintah terus berupaya membuat kebijakan untuk menciptakan kendaraan umum dengan harga murah. Beberapa produsen lokal yang sudah mulai unjuk kebolehan meliputi, PT Duper Gassindo (Tawon), PT INKA (GEA), PT Triangle (VIAR), PT Mahator, PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka), PT Kaisar, PT Asian Auto Internasional (produsen bus) dan PT Fin Komodo (kendaraan off-road).
"Menciptakan ini sulit, karena cukup mahal dan kondisi modal terbatas. Dia (produsen lokal) tidak berani bekerjasama dengan investor karena takut justru akan dimanfaatkan nantinya, sehingga cuma jadi penonton saja. Ini yang coba kita bantu," beber Syarif.
Kerinduan masyarakat Indonesia pada produk otomotif lokal perlu diwujudkan. "Masak bangsa besar tidak bisa bikin mobil," tutup Syarif. | Agung Kurniawan, Kompas.com