Selain neraca perdagangan, negara anggaran pemerintah pun saat ini telah mengalami defisit. Penyebabnya, pencairan dan pembayaran gaji ke 13...
Selain neraca perdagangan, negara anggaran pemerintah pun saat ini telah mengalami defisit. Penyebabnya, pencairan dan pembayaran gaji ke 13 pegawai negeri sipil (PNS). Realisasi anggaran negara hingga pertengahan tahun ini (per 21 Juni) mengalami defisit Rp 36,1 triliun.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengungkapkan, hingga 21 Juni negara mengantongi penerimaan Rp 593,3 triliun. Disaat bersamaan, pemerintah telah mengeluarkan anggaran belanja Rp 629,4 triliun.
"Tahun lalu juga sudah defisit kayaknya, saya belum lihat. Tapi tahun ini paling defisit kita. Kayaknya kalau sudah masuk semester II sudah mulai defisit kita," ujar Agus saat ditemui di gedung DPR, Selasa (3/7).
Dia mengakui, belanja pegawai telah menyerap 44 persen dari keseluruhan belanja pemerintah. Belanja pegawai yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp 104,1 triliun. "Defisit ini saya pikir karena bayar gaji ke 13 ini kan double dana alokasi umum (DAU) pegawainya. Itu luar biasa. Langsung dia melampaui pendapatan negara, jadi short," tuturnya.
Di tempat yang sama, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan defisit per akhir Juni telah mencapai Rp 60 triliun. Defisit ini salah satunya dikontribusi dari peningkatan belanja modal.
"Belanja modal juga baik dibanding tahun lalu secara umum lebih baik dibanding tahun lalu," singkat Agus Marto. | Harwanto Bimo Pratomo, Merdeka.com