HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Perbaiki Citra, Alasan Demokrat Rotasi Anggota Fraksi

Masalah internal Partai Demokrat (PD) membuahkan rotasi beberapa kadernya di Fraksi Partai Demokrat (FPD). Pengamat politik dari Universit...

Masalah internal Partai Demokrat (PD) membuahkan rotasi beberapa kadernya di Fraksi Partai Demokrat (FPD). Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Adrinof Chaniago berpendapat, rotasi ini dilakukan untuk memperbaiki citra partai yang kian menurun lantaran beberapa kadernya bermasalah, khususnya masalah korupsi. 
 
Menurutnya, banyaknya kalangan internal partai yang kerap buka suara menanggapi kasus-kasus yang melanda partai ini seringkali tidak berbanding lurus dengan apa yang diperintahkan partai.
 
“Partai ini besar tapi agak kacau, kerepotan masalah internal dan kadernya. Maka itu yang jadi alasan perubahan-perubahan rotasi, bagaimana caranya membangun kembali citra partai,” kata Adrinof saat berbincang dengan Okezone, Kamis (24/5/2012).
 
Adrinof menambahkan, dalam sebuah partai ada kader yang memang ditonjolkan sebagai pelontar pernyataan yang aneh dan bertujuan memancing opini publik, namun harus tetap sesuai dengan apa yang diinginkan partai. 

Rotasi ini, tambah dia, dilakukan karena adanya ketidakkompakan kader partai dalam menanggapi kasus-kasus internal partai tadi. “Coba perhatikan, orang yang diganti itu ada masalah tentang perbedaan pandangan ke publik,” kata dia.
 
Karena itu, rotasi ini dilakukan untuk memilih kader partai yang vokal namun tetap loyal dan tetap mengendalikan pernyataaannya. “Sering teriak tapi terkendali, tahu apa yang diperlukan partai tidak membuat repot partai. Orang seperti Ruhut (Ruhut Sitompul), Sutan (Sutan Bhatoegana), Pasek (Gede Pasek Suardika), Ramadhan (Ramadhan Pohan), orang seperti itu tentu akan naik,” terang Andrinof.
 
Selain itu, lanjut Adrinof, rotasi ini dilakukan untuk memberikan intensif terhadap kadernya yang sulit berkomunikasi tadi. “Tipenya SBY bukan tipe penghukum, lebih ke intensif, orang salah diberikan intensif,” tandasnya. | Bagus Santoso.Okezone