HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Polisi Masih Buru Lima Lagi Pelaku Teror di Aceh

Aparat gabungan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri bersama Kepolisian Daerah Aceh saat ini masih mengejar lima tersangka lain yang di...

Aparat gabungan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri bersama Kepolisian Daerah Aceh saat ini masih mengejar lima tersangka lain yang diduga terkait sejumlah kasus teror dan penembakan misterius di Aceh. Polisi juga menyisir sejumlah lokasi untuk mencari barang bukti yang terkait dengan aksi komplotan ini di wilayah Aceh Besar dan sekitarnya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Aceh Komisaris Besar Gustav Leo, Senin (26/3/2012), mengungkapkan, identitas para tersangka yang masih buron tersebut diketahui dari keterangan sejumlah tersangka kasus-kasus teror dan penembakan yang sudah terlebih dahulu ditangkap.

"Dari keterangan yang kami dapat, mereka ini diduga terkait penembakan buruh perkebunan, penembakan malam tahun baru, dan awal Januari lalu. Terlibat juga dalam kasus temuan lima bom rakitan beberapa waktu lalu. Saat ini tim masih terus mengejar mereka," kata Gustav.

Seperti diketahui, akhir Desember 2011, malam tahun baru, dan awal Januari 2012, Aceh digegerkan dengan sejumlah kasus penembakan oleh orang tak dikenal. Di Aceh Utara, 3 buruh perkebunan tewas dan 7 lainnya luka-luka setelah diberondong sejumlah orang tak dikenal dengan senjata jenis AK47. Pada malam pergantian tahun, 3 pekerja galian kabel optik Telkomsel asal Jawa Timur di Bireuen tewas dengan cara yang sama.

Satu karyawan toko boneka di Ulee Kareng, Banda Aceh, ditemukan tewas diterjang peluru pistol. Lalu, 1 pekerja bangunan asal Jawa Tengah tewas, dan 2 lainnya luka ditembak oleh orang tak dikenal. Rangkaian teror tersebut diduga terkait polemik Pilkada Aceh.

Terkait dengan rangkaian kasus tersebut, Sabtu (10/3) lalu, Polda Aceh dan Tim Densus 88 Mabes Polri menangkap 6 orang Aceh yang diduga terkait rangkaian kasus penembakan tersebut di dua tempat, Aceh Besar dan Aceh Utara. Sabtu (24/3) malam, polisi juga menangkap Maimun JF (45), satu dari 6 orang yang masih buron. Maimun akhirnya tewas dalam penangkapan itu.

"Kami masih terus mengembangkan kasus ini. Tim masih di lapangan untuk mengungkap sejelas-jelasnya," lanjut Gustav.

Menyusul penangkapan Maimun, sejumlah personel Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Senin siang, menggeledah sebuah rumah di Desa Lamreueng, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, sekitar pukul 14.00. Belum diketahui tujuan pasti penggeledahan di rumah tersebut.

Wartawan dilarang mendekati rumah itu oleh aparat. Beberapa saat setelah penggeledahan, petugas keluar rumah tersebut membawa sejumlah barang bukti, di antaranya pisau dan linggis. Muncul dugaan, rumah tersebut pernah disinggahi Maimun.
Gustav sendiri mengaku belum mendapatkan laporan atas penggeledahan tersebut. "Saya belum tahu. Biasanya kalau ada penggerebegan ada laporan masuk ke saya," kata dia.

Misrawati, 28 tahun, salah seorang pemilik rumah, mengaku tidak tahu maksud penggeledahan itu. Para personel densus yang sebagian membawa senjata api itu masuk begitu saja saat dia sedang solat dhuhur. Mereka juga memeriksa lantai dua rumah tersebut.  "Setelah membawa linggis dan pisau mereka pergi," kata dia.

Polisi juga sempat menanyakan perihal Maimun ke dirinya. Namun, dia menjawab tidak tahu. "Kenal saja saya tidak," tandas Misrawati.

Maimun adalah mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) asal Lhong, Aceh Besar. Pada tahun 2001, dia meninggalkan Lhong untuk bergerilya (sumber: kompas.com).