Foto | Rico F Meminta-minta (mengemis) bukanlah keinginan dari sosok Muhammad (62), warga Dusun Darul Makmur Kampung Mesjid Kecamatan Man...
![]() |
Foto | Rico F |
Meminta-minta (mengemis) bukanlah keinginan dari sosok Muhammad (62), warga Dusun Darul Makmur Kampung Mesjid Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang. Namun apa daya, setelah kecelakaan yang menimpanya setahun yang lalu membuat ia kehilangan pekerjaan sebagai Kepala Tukang Bangunan.
Duda yang menderita cacat fisik tersebut, setiap hari terpaksa berjalan dengan kedua tongkat dari pintu ke pintu untuk meminta belas kasih orang yang ditemuinya. Sebab, ia harus menanggung biaya hidup orang tua perempuannya (ibunya) yang sudah berumur 90 tahun dan satu orang anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku sekolah.
Muhammad menuturkan kepada di Tupah, Kamis (28/7), ia mengalami kecelakaan pada saat ia berjalan dipinggir aspal jalan lintas Medan-Banda Aceh. Waktu itu pukul 21.00 wib, dari arah belakang sepeda motor yang tidak menghidupkan lampu, menghantam dirinya hingga ia jatuh tersungkur dan mengakibatkan tulang paha sebelah kiri patah. Ketika itu ia ada keperluan ke pasar hendak membeli sesuatu namun sesampainya dipasar ia merogoh kantong celananya didapatinya uang tidak berada didalam kantongnya, ia pun teringat bahwa uangnya tertinggal dikantong celana yang berada di barak kerja persisnya dipinggir jalan lintas.
Sudah habis uang enam juta rupiah untuk berobat, namun kakinya tidak dapat berjalan normal kembali. Ia pun pasrah menerima keadaannya yang harus berjalan menggunakan dua tongkat. Duda satu orang anak tersebut awalnya berprofesi Kepala Tukang bangunan, akibat kecelakaan tersebut ia terpaksa kehilangan pekerjaannya. “Saya kalau ada modal lebih baik saya buka usaha, daripada setiap hari harus berjalan meminta-minta menggunakan tongkat yang membuat kedua lengannya sakit”, ujarnya dengan penuh iba.
Dari keterangan Muhammad bahwasanya, ia pernah mengajukan bantuan kepada Bupati Aceh Tamiang melalui Kabag Kesra di tahun 2010 yang lalu. Ia pun meminta surat keterangan miskin nomor 762/470/2008/2010 tertanggal 10 Desember 2010, yang dikeluarkan Datok Kampung Mesjid dan diketahui Camat Manyak Payed. Namun bantuan yang diharapkan tak kunjung diterimanya, bahkan bila ia bertemu dengan Camat Manyak Payed Bustamam, SE, “jangankan lima ribu, seribu rupiah pun tak ikhlas untuk memberi”, kata Muhammad.
Guna mendapatkan informasi yang akurat sumber suara-tamiang.com menghubungi via seluler Camat Manyak Payed, mengatakan, “Saya bukan orang kaya, lagipun di Kecamatan tidak ada bantuan. Di Kecamatan sifatnya hanya memberikan rekomendasi bagi warga kaum dhuafa, fakir, miskin dan cacat untuk diteruskan ke Kabupaten. Kenapa tidak minta saja kepada Bupati”, kata Bustamam.
Ketika ditanyakan kepada Camat Manyak Payed agar berita ini diekspos, Bustamam mengatakan “jangan diberitakan dulu karena saya mau menghubungi Datok Kampung Mesjid”, pinta Bustamam.
Kabag Kesra Setdakab Aceh Tamiang yang dihubungi via celluler guna mendapatkan jawaban prihal permohonan bantuan yang diajukan Muhammad. Kabag Kesra Patria Kelana, S.Km mengatakan, “Bantuan untuk kaum dhuafa, fakir, miskin dan cacat dikeluarkan secara serentak di akhir tahun ini”, kata Patria.
Namun sudah berlalu tahun 2010 dan juga sudah masuk pertengahan tahun 2011, bantuan yang sangat diharapkan tersebut tak kunjung diterima Muhammad. Muhammad mengatakan, “Tolonglah Bapak Wartawan sampaikan kesulitan saya (Muhammad) kepada Bupati Drs. H. Abdul Latief, kalaulah saya diberikan modal 20 juta rupiah, saya akan tinggalkan pekerjaan meminta-minta ini”, pintanya dengan mata yang berkaca-kaca.
Sumber : Rico F