HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

2.507 Warga Pidie Sakit Jiwa

Lentera 24.com | SIGLI -- Sebanyak 2.507 warga Kabupaten Pidie mengalami sakit jiwa dan tiga di antaranya masih dipasung oleh pihak keluarga...

Lentera24.com | SIGLI -- Sebanyak 2.507 warga Kabupaten Pidie mengalami sakit jiwa dan tiga di antaranya masih dipasung oleh pihak keluarga. Hal itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pidie pada Februari 2019.


Foto : Serambinews
Kepala Dinas Kesehatan Pidie, Effendi SSos MKes melalui Kasi Jiwa, Cut Maida, Rabu (3/4) mengatakan, dari 2.507 orang pasien jiwa itu dihimpun dari seuruh Puskesmas. “Ada yang sudah mandiri sebanyak 1.361 orang dan selebihnya masih berobat jalan atau masih dirawat di rumah sakit,” katanya.

Disebutkan, pasien jiwa masih dipasung pihak keluarga terdapat tiga orang, dimana satu di Gampong Karieng, Kecamatan Grong-grong, dua orang lainnya di Gampong Mee, Batee Dia mengaku, ternyata Pidie belum bebas dari masalah pemasungan orang yang mengalami sakit jiwa.

Dikatakan, pihak Dinkes sudah siap melepas pasung pasien jiwa, tetapi pihak keluarga menolak. “Itu tergantung dari pihak keluarga, kalau diizinkan, maka kita siap melepas pasung dan mengantar ke rumah sakit jiwa,” tuturnya. Disebutkan pihak keluarga terpaksa memasung pasien jiwa, karena khawatir berkeliaran dan bertindak kasar.

Dia mencontohkan, seperti perempuan yang sakit jiwa dikhawatirkan diganggu laki-laki atau faktor lain, melempar rumah atau memukul anggota keluarga lainnya. Cut Maida menjelaskan hal itu yang menjadi keputusan keluarga memasung orang sakit jiwa, walau sudah dianjurkan tidak dipasung, tetapi dibawa ke rumah sakit untuk diobati.

Secara terpisah, dr Khairiadi SpJ, satu-satunya dokter ahli jiwa di Sigli mengaku, kunjungan pasien jiwa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Ditiro Sigli tinggi. Menurut dia, sebagian besar penderita sakit kejiwaan sudah masuk golongan skyzofrenia atau gangguan jiwa berat, sehingga dianjurkan minum obat seumur hidup.

Dia berharap, keluarga memberi dukungan keluarga untuk proses penyembuhan pasien, seperti yang mulai sembuh dengan memberikan keterampilan sehingga bisa mandiri.

Sementara itu, pada Selasa (2/4)Dinkes Pidie melalui Puskesmas Simpang Tiga melepas pasung seorang pasien jiwa di Gampong Blang, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie. Amatan Serambi, prosesi lepas pasung pasien bernama Efendi (33) anak dari pasangan Mahyuddin/Nurhayati di rumahnya lancar, karena tanpa perlawanan dan dituntun dari pasung hingga naik mobil ambulans.

Pasien dipasung dirantai di tiang depan rumah berkontruksi panggung seperti rumah Aceh atau rantai dilingkar ke tiang dan di sisinya ada tikar dan bantal.

Lepas pasung dipimpin dr Nadia Arissa dibantu dua perawat satu laki-laki dan satu perawat perempuan. “Semoga dengan lepas pasung ini, maka akan membawa kesembuhan untuk Efendi,” ucap perawat saat melepaskan rantai pasung.

Dikatakan, untuk pasien ini sudah dilakukan lepas pasung beberapa kali, tetapi seusai dibawa dari rumah sakit pulih dan dibawa pulang, tetapi tak lama berselang, karena tidak rutin minum obat, maka sakitnya kambuh lagi. Pasien Efendi dilepas pasung ini masih dalam pengawasan petugas kesehatan dan diberikan obat rutin untuk pemulihannya.

Keluarga juga ingin dirawat di rumah sakit jiwa maka dilepas pasung dengan alasan dipasung, karena pasien sering mengamuk dan mengkhawatirkan keluarga.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Simpang Tiga, Pidie dr Cut Nella Arya Neva ditemui di kantornya, mengatakan, total pasien jiwa di wilayah Simpang Tiga tercatat 194 orang.

“194 pasien ini tidak semua skyzofrenoid (gangguan berat). Dari jumlah itu ada pasien sudah mandiri. Adapula masih rutin berobat. Tidak ada istilah sembuh untuk pasien ini jiwa. Kalau tidak dipantau ,tetap bisa kambuh lagi,” ujar dr Cut Nella. [] SERAMBINEWS