HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

TMMD Merupakan Usaha dari Wujud Kemanunggalan TNI dengan Rakyat

Lentera 24.com | ACEH TIMUR -- TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan istilah yang agak asing bagi masyarakat secara umum. Istilah t...

Lentera24.com | ACEH TIMUR -- TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan istilah yang agak asing bagi masyarakat secara umum. Istilah tersebut pernah terkenal dengan sebutan tentara masuk desa, atau lebih tepatnya ABRI Masuk Desa (AMD) pada dekade 80-an. Pengubahan istilah dari AMD ke TMMD berjalan seiring reorganisasi ABRI pada masa reformasi.

Rumah warga sebelum direhab (Foto : Roby Sinaga, dok/Lentera24)
TMMD merupakan usaha dari wujud kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia lama, manunggal berarti menjadi  satu dalam sikap dan tingkah laku. Hal ini merupakan keniscayaan karena tentara sendiri lahir dari rakyat.

Kegiatan TMMD kemudian menjadi Operasi Bhakti TNI yang dilaksanakan secara terpadu setiap tahun. Kegiatan ini mengedepankan kepentingan masyarakat dan juga implementasi kegiatan gotong-royong secara utuh, karena lewat TMMD merupakan kegiatan lintas sektoral, bersama pemerintah daerah dan masyarakat.

Dalam buku elektronik berjudul Perkembangan ABRI Masuk Desa 1980-1998 yang diterbitkan Avatara Universitas Negeri Surabaya, dituliskan Program AMD dicetuskan oleh Jenderal M. Jusuf pada tahun 1980 dengan tujuan membantu masyarakat dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

Lebih lanjut, AMD juga membantu memaksimalkan potensi desa terisolir paska konflik, karena desa merupakan sumber penyuplai bahan-bahan baku pangan nasional serta sebagai sumber ketenagakerjaan.

Tidak dipungkiri keberhasilan TNI Masuk Desa menjangkau hingga ke pelosok-pelosok desa di beberapa wilayah Aceh Timur berkat adanya dukungan masyarakat yang mendukung dan bersatu-padu dengan TNI, dan hal itu bisa terjalin disebabkan rayat bagian dari TNI karena TNI terlahir dari rakyat.

Namun mengembalikan rasa simpati masyarakat Aceh terhadap TNI yang mengalami konflik berkepanjangan dan menerima kehadiran TNI di tengah masyarakat tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena tidak mudah untuk merajut kembali benang yang kusut.

Usai perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah RI yang digelar di Helsingky tahun 2005 silam sempat membuat imej masyarakat terhadap TNI sangat buruk, terlebih lagi bagi warga pedalaman yang sangat minim informasi tentang perkembangan zaman di dunia luar, membuat masyarakat butuh waktu lama untuk mengobati trauma paska konflik dan merubah imej pisitif kapada TNI.

Tetapi masa komplek sudah berlalu dan hanya menjadi catatan sejarah saja, karena simpati masyarakat terhadap TNI saat ini sangat luar biasa, perubahan itu terjadi sejak adanya TMMD, namun semua itu  tidak lepas dari konsep kemanunggalan dengan rakyat yang telah menjadi ciri khas jati diri dan kepribadian TNI yang dilahirkan dari rakyat.

Rumah warga sesudah direhab (Foto : Roby Sinaga/dok. Lentera24)
Kemanunggalan TNI bersama rakyat menyatu dengan rayat dapat dilihat dari Pagelaran TMMD ke-101 tahun 2018  Kodim 0104/Atim yang  menetapkan titik terpilih sasaran TMMD di Desa Paya Rambong Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh.

Dengan dikomandoi oleh Dandim 0104/atim Letkol Muhammad Iqbal Lubis selaku  Dansatgas TMMD ke 101, simpati masyarakat pedalaman sangat luar biasa, semua itu dikarenakan kerja nyata TMMD langsung menyentuh ke masyarakat Desa Pante Rambong (desa terisolir) Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur.

Seperti yang diutarakan Idris (22) warga Pante Rambung kepada media ini Sabtu (14/4) dia mengatakan, jika tidak karena  TNI sudah pasti saat ini kami bersama anak dan istri masih menempati gubuk reot tak layak huni berukuran 3x3 meter. Di gubuk yang beralas tanah, berdinding batang pinang dan atap terbuat dari terpal sisa, anak pertama kami lahir, ujarnya dengan uraian air mata.

Sambungnya lagi, yang paling sedih jika malam hari hujan turun dengan derasnya, kami tidak bisa tidur, dikarenakan air hujan masuk ke dalam rumah sebab atap bocor sehingga lantai rumah seperti kubangan kerbau.

Namun itu semua tinggal kenangan pahit, karena saat ini kami memiliki rumah yang layak huni, dan tidak perlu lagi risau jika hujan turun di malam hari, karena rumah kami sudah tidak bocor dan lebih luas. Namun semua itu berkat bantuan dari bapak-bapak TNI yang telah membangun rumah kami, untuk itu kami berharap kepada TNI agar program membantu orang miskin terus berlanjut sehingga masyarakat yang bernasib seperti saya bisa mendapat bantuan rumah, ujar Idris penuh harap.

Sentuhan TMMD ke 101Kodim 0104/Atim juga dirasakan oleh masyarakat dua desa, yakni Desa Pante Rambung dan Desa Alur Merah Kecamatan Pante Bidari, sebelumnya warga Alur Merah hendak ke ladang hanya bisa berjalan kaki atau menggunakan sepeda, dikarenakan batas ke dua desa ini terhalang oleh sungai, dan untuk menyebranginya warga hanya membuat jembatan darurat dari batang pinang sepanjang 12 meter, bahkan jalannya pun hanya jalan setapak.

Namun pada TMMD ke 101 ini masyarakat kedua desa dapat bergembira pasalnya TNI telah membangun jembatan kanal C dengan ukuran 4x12 meter, jika jembatan ini rampung maka warga akan menghemat jarak tempuh sepanjang 7 km jika hendak membawa hasil kebun dari desa Pante Rambong ke Alur Merah karena melalui jembatan ini hanya perlu menempuh jarak 2 km saja.

TNI bersinergi dengan Polri dan masyarakat Membangun jembatan kanal C 12x4 meter (Foto : Roby Sinaga/dok. Lentera24(
Kepada media ini Yusuf mengatakan, dengan adanya TMMD ke 101 Kodim 0104/Atim ini sangat membantu masyarakat kususnya dari dua desa Pante Rmbung dan Alor Merah, paska dibangunnnya jembatan kanal C sepanjang 12x4 meter oleh TNI yang melibatkan Polri, Pemda dan Masyarakat ini akan memudahkan masyarakat membawa hasil penen ke desa masing-masing. Terlebih lagi akan memudahkan anak-anak sekolah, karena warga desa Alur Merah sekolahnya di desa Pante Rambung. Sebelum ada jembatan ini anak-anak sekolah berjalan kaki sejauh 7 km karena harus memutar jalan, sedangkan jika melalui jembatan ini nantinya warga hanya menempuh jarak 2 km saja, ujarnya.

Di samping itu TNI juga membuka jalan sepanjang 350 meter menuju jembatan kanal C, otomatis jalan ini juga sangat membantu warga untuk menjual hasil panennya, sebab kendaraan roda empat dapat melintasi dari Pante Rambong ke Alur Merah dan begitu juga sebaliknya. Dengan TMMD membangun jembatan kanal C sepanjang 12x4 meter dan menerobos jalan baru sepanjang 350 meter, tentunya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, imbuhnya.

Hal senada disampaikan M. Yasin selaku Geuchik (Kepala Desa) Pante Rambong bahwa dirinya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dandim 0104/Atim beserta jajarannya juga Pemda setempat yang telah melokasikan sasaran TMMD ke 101 ke Desa Pante Rambong.

"Pasalnya kata dia, dulunya kami warga pedalaman sangat takut jika melihat TNI masuk ke Desa, disebabkan terauma masa konflik, pada masa kelam itu TNI selalu digaris depan bertujuan melakukan pengamanan, namun sebagai masyarakat pedalaman yang ada di benaknya TNI itu sadis, ternyata pandangan kami terhadap TNI itu salah, ternyata TNI memiliki rasa kepedulian yang amat luar biasa terhadap masyarakat, semua itu dapat dilihat  paska digelarnya TMMD ke 101 dan Desa Pante Rambung sebagai sasarannya. Demi membangun inprastruktur di Desa TNI rela berpisah dari anak istrinya, dari situ baru kami memahami bahwa TNI itu berpihak kepada rakyat juga kerjanyatanya untuk rakyat tanpa balas jasa", imbuhnya.

Sambung Yasin, TMMD ke 101 Kodim 0104/Atim telah membangun rumah tidak layak huni di Desa Pante Rambong sebanyak 5 rumah dan 1 rumah lagi di Desa Alur Merah. Bukan itu saja, TNI juga telah membangun beberapa buah MCK sehingga mengajari kami betapa pentingnya jemban sehat tersebut, katanya.

Di tambah lagi TMMD juga menerobas jalan pintas sepanjang 350 meter menuju Desa Alur Merah dan membangun jembatan kanal C sepanjang 12x4 meter, jika sudah bisa difungsikan jembatan kanal C ini nantinya, secara otomatis dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dua Desa ini, sebab mobil membeli hasil kebun bisa langsung ke desa, karena sudah bertahun-tahun kami harus mengeluarkan uang untuk biaya langsir hasil panen, katanya.

Sementara itu Dandim 0104/Atim Letkol Inf Muhammad Iqbal Lubis mengatakan, kami selaku prajurit TNI berasal dari rakyat dan untuk rakyat, apa yang kami lakukan adalah sebegai bentuk pengabdian jiwa dan raga kepada negara dan rayat.

"Apa yang kami lakukan penuh dengan keikhlasan dan ketulusan tanpa kenal lelah demi rakyat yang tercinta. Adanya TNI karena ada rakyat. Melalui TMMD ke 101 TNI mempersembahkan kerjanyata untuk rakyat", ujarnya.

Disamping itu, hadiarnya TMMD  juga membantu memaksimalkan potensi desa terisolir paska konplik, karena desa merupakan sumber penyuplai bahan-bahan baku pangan nasional serta sebagai sumber ketenagakerjaan, tutupnya. [] Roby Sinaga

MEDIA INI TURUT DI LIBATKAN DALAM PELAKSANAAN TMMD ke 101 KODIM 0104/Atim 2018