HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Anggaran Dana Desa Aceh Timur Dibawa Lari Ke Langsa, Pemerintah Bisa Apa?

Lentera24.com | ACEH TIMUR - Hal mengejutkan kembali terjadi, dimana miliaran Dana Desa Aceh Timur malah dibawa lari ke Kota Langsa. Modus ...


Lentera24.com | ACEH TIMUR - Hal mengejutkan kembali terjadi, dimana miliaran Dana Desa Aceh Timur malah dibawa lari ke Kota Langsa. Modus tersebut dibungkus rapi dengan nama “Bimbingan Teknis Ketahanan Pangan Peningkatan Kapasitas Aparatur Gampong se-Kabupaten Aceh Timur Dalam Pemahaman Teknologi dan Pengelolaan Pangan Lokal Tahun 2025”.


Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) tersebut menuai sorotan publik. Pasalnya, kegiatan yang menggunakan Dana Desa Aceh Timur tersebut justru digelar di luar kabupaten, tepatnya di Hotel Harmoni, Kota Langsa.


Bimtek atau pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, Rabu hingga Jumat (22–24 Oktober 2025), diselenggarakan oleh lembaga Global Edukasi Prospek (GEnPro). Setiap gampong di Aceh Timur mengirimkan dua peserta dengan biaya sebesar Rp10 juta per desa, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG) atau dana desa.


Sejumlah pihak menilai pemindahan lokasi kegiatan ke Langsa tidak sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Aceh Timur yang tengah mendorong perputaran ekonomi lokal melalui berbagai kegiatan daerah.


Hal tersebut sangat tidak masuk akal. Dana kegiatan dari desa-desa di Aceh Timur, tapi acaranya malah di Langsa. Apa tidak ada lagi hotel di Aceh Timur? Ini jelas mengabaikan asas manfaat bagi daerah.


Diketahui, pelaksanaan Bimtek gelombang pertama sebelumnya berlangsung di Hotel Royal Idi, Kabupaten Aceh Timur, dan berjalan lancar tanpa kendala berarti. Namun, untuk alasan yang belum dijelaskan, gelombang kedua dipindahkan ke Kota Langsa.


Pemindahan lokasi juga dinilai menghilangkan potensi ekonomi bagi pelaku usaha lokal di Aceh Timur. Dengan kegiatan dilaksanakan di luar daerah, pelaku usaha seperti hotel, catering, dan transportasi di Aceh Timur tidak mendapatkan dampak ekonomi dari kegiatan yang dibiayai oleh uang rakyat sendiri.[] L24.Zal