Naisya Adinda Semester 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bangka Belitung Sumber: ANTARANEWS.COM) Lentera24.com - Pertumbuhan ekonom...
![]() |
Sumber: ANTARANEWS.COM) |
Lentera24.com - Pertumbuhan ekonomi di provinsi Pulau Bangka Belitung bergantung pada industri timah. Kawasan ini menyediakan peluang pekerjaan, meningkatkan kadar pendapatan masyarakat, serta menyumbang banyak pada hasil pendapatan negara melalui pembagian ekspor dan sumber daya alam (DBH SDA) sebagai tunjang tulang punggung ekonomi regional. Kepentingan sektor ini dalam mendukung ekonomi lokal serta nasional ditunjukkan oleh nilai eksport timah dari Bangka Belitung yang telah mencapai $ 93,6 juta pada tahun 2019.
Walaupun begitu, harga yang agak mahal perlu dibayar di sebalik pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan itu.Kerusakan alam sekitar yang lebih besar lagi serta yang lebih berpanjangan. Pencemaran air serta kerusakan ekosistem laut seperti terumbu karang dan juga bakau berpunca daripada kegiatan eksploitasi timah yang banyak di daratan dan di laut. Aktivitas ini juga menyebabkan penurunan ikan sebagai sumber penting hidup masyarakat pesisir. Data Walhi telah menunjukkan lebih daripada 5,000 hektar terumbu karang dan juga ratusan hektar hutan bakau yang telah rusak akibat eksploitasi timah di Bangka Belitung. Selain itu, air akan menjadi tercemar beberapa kilometer dari pantai kerana deposisi dan juga limbah tambang yang dilepaskan di laut, yang secara langsung akan mempengaruhi mata pencaharian nelayan dan pengurangan populasi ikan.
Dampak negatif lainnya meliputi konflik sosial dalam masyarakat dan juga penurunan mutu hidup akibat penyakit yang dipicu polusi lingkungan serta kerusakan lahan pertanian yang meluas seiring perkembangan. Perusahaan pertambangan sering kali tidak beroperasi dengan cara yang optimal. Kerusakan lingkungan terus berlanjut bahkan jauh lebih buruk ketika lahan pertambangan lama dikendalikan oleh sejumlah penambang ilegal.
Pertumbuhan ekonomi tersebut termotivasi oleh eksploitasi sumber daya alam tanpa adanya risiko manajemen berkelanjutan dalam kenyataan sehingga situasi canggung ini menunjukkan pengorbanan masa depan lingkungan dan juga generasi mendatang. Sesuai aturan, lahan harus dikurangi, dipulihkan, beserta kegiatan eksploitasi dipantau serta peraturan dipatuhi lebih tegas oleh otoritas lokal dan semua pemangku kepentingan. Bangka Belitung hanya akan menumbuhkan suatu pertumbuhan ekonomi sementara waktu saja dengan kerusakan lingkungan yang sama sekali tidak terlindungi tanpa adanya perubahan model menjadi eksploitasi berkelanjutan.***